Kamis, 27 Desember 2012

Diskusi Umum Mahasiswa Unsyiah “Pemira untuk Siapa?”



Tempat dan Waktu
Aula Fakultas Hukum Unsyiah, Kamis (29 November 2012), 09.00 s/d 10.00 WIB

Notulen
Keumala Fadhiela. ND

Peserta
1.       Ketua/perwakilan BEM seluruh fakultas di lingkungan Unsyiah
2.       Ketua/perwakilan UKM di lingkungan Unsyiah
3.       Ketua/perwakilan DPM seluruh fakultas di lingkungan Unsyiah
4.       Ketua/perwakilan DPM Universitas
5.       Mahasiswa Unsyiah

Narasumber
1.       Fauzi (Ketua KPR Unsyiah 2012)
2.       Syafrizal (Ketua MPM Unsyiah)
3.       Hermanto (Ketua BEM FH)
4.       Effendi Hasan (Pakar politik, dosen Ilmu Politik Fisip Unsyiah)


Pemilihan raya adalah pesta demokrasi mahasiswa di Unsyiah yang digelar tiap tahunnya. Seluruh elemen mahasiswa selayaknya mendapatkan informasi dan mengungkapkan pendapatnya agar terciptanya komunikasi yang bersinergi antar semua pihak yang terlibat di Pemira.
Menurut jadwal yang telah ditentukan oleh KPR (Komisi Pemilihan Raya), pemilihanan akan berlangsung 5 Desember 2012. Jadwal ini dinilai terlalu mendesak sebagian kalangan. Pemira terkesan terburu-buru dan dipaksakan dalam pelaksanaannya.

Sosialisasi dan publikasi pemira baru dilakukan pada akhir November. Rentang waktu itu dianggap tidak ideal untuk mempersiapkan pemilihan pemimpin organisasi mahasiswa tertinggi di Unsyiah.
Namun demikian, KPR telah menentukan jadwal pemilihan dalam Sidang Umum Keluarga Besar Mahasiswa beberapa waktu lalu sehingga tidak ada alasan lain untuk memundurkan atau membatalkan waktu pemilihan.

Bpk. Effendi Hasan :
                Gerakan mahasiswa dulu dan sekarang sudah berbeda. Pada tahun 1998, gerakan mahasiswa sangat banyak melakukan perubahan. Namun gerakan mahasiswa kini terkesan bertindak sendiri tanpa adanya isu bersama. Mahasiswa kini terlalu ego sektoral, memunculkan ide yang sama dan lebih bersifat sosial.
                Kuncinya sekarang ada pada persoalan pemira. Pemira merupakan bagian dari partisipasi politik. Oleh karena itu, pemira harus dipersiapkan dengan matang, tanpa ada paksaan. Karena jika tidak, maka pemira hanya akan menjadi kepentingan tertentu. Bukan untuk kepentingan seluruh mahasiswa Unsyiah. Presma yang terpilih nantinya harus bersifat demokratis dan inspiratif sehingga ada rasa memiliki antara fakultas dan Pema.

Penanya :
1.       DPM FKIP (Fakhrurrazi)
-          Kenapa bentrok selalu saja terjadi tiap pemira?
-          Di PGSD, kebanyakan mahasiswa akan golput akibat ketidakpastian pada kampus, kenapa hal ini bisa terjadi?
2.       BEM Fisip (Akmaal Faraas)
-          Kenapa sosialisasi pemira terburu-buru?
-          Kenapa pemira tidak berpasangan?
-          Kenapa mahasiswa banyak yang tidak tahu siapa calon presma?
Pernyataan DPM Unsyiah (M. Reza Maulana)
-          DPM tidak pernah terlibat pada setiap kegiatan.
-          Pada saat SU, fakultas Teknik tidak diijinkan mengikuti SU dengan alasan tidak melengkapi surat rekomendasi dari PD III. DPM menganggap hal ini adalah cara untuk mempersulit keadaan dan Pema bisa mengambil keputusan sepihak.
Tanggapan Pak Effendi
-          Demokrasi di Unsyiah sudah sangat menurun dibandingkan tahun sebelumnnya. Seharusnya kampus menjadi sebuah katalisator.
-          Seharusnya pemira menjadi kepentingan untuk seluruh mahasiswa unsyiah. Bukan untuk kepentingan kelompok tertentu.
-           Persoalan mahasiswa sekarang adalah saat mahasiswa menjadi undergo dari suatu partai politik tertentu.
-          Solusinya tergantung dengan PR III yang menentukan pemira tetap dijalankan atau dibatalkan. Audiensi dengan PR III harus mendapat sebuah kesepakatan
-          Pemillihan harus tetap dijalankan secara demokratis, terbuka, jurdil dan hanya untuk kepentingan mahasiswa.
Tanggapan BEM Hukum
-          BEM Hukum berharap pemira tidak dilaksanakan karena dianggap hanya untuk kepentingan tertentu. Selain itu juga sosialisasinya tidak efektif dan terkesan terburu-buru sehingga mencederai demokrasi di Unsyiah
-          BEM Hukum menghimbau BEM fakultas lain menghentikan pemira agar tidak hanya untuk kepentingan golongan tertentu.




SESI KEDUA

Tanggapan :
1.       Mahasiswa
-          Seharusnya Pema, KPR dan MPR dipisahkan dan diharapkan dapat saling kontrol
-          Karena Pema, MPM itu dikuasai LDK, maka itu juga dianggap salah satu cara untuk mempertahankan golongan mereka. Contoh lainnya dengan kegiatan UP3AI. Jika Pema dipimpin selain LDK, maka kemungkinan program UP3AI akan hilang. Sedangkan UP3AI adalah program dari pusat.

1.       Mahasiswa Fisip
-          Untuk menjadi kampus yang baik, maka kita juga harus membenahi tataran mahasiswa yang baik. Untuk memilih presma, berarti kita harus mengikuti jajaran tingkat fakultas. Namun kenyataannya, hanya ada dua fakultas yang menyetujui adanya presma, yaitu FK dan FMIPA.
-          Setiap golongan pasti mempunyai kepentingan dan program kerja tersendiri sehingga bisa saja baik atau buruk untuk pihak lain. Oleh karena itu, ada baiknya dibentuk adanya MK sehingga tidak ada bentrok dan sistem pemerintahan menjadi sistem desentralisasi
-          KPR sebaiknnya mengangkat anggota-anggotanya dari tiap fakultas yang berbeda.
-          Pemilihan presma sebaiknya dipasangkan dengan wakilnya
2.       Mahasiswa FH (M. Reza)
-          Menyetujui bahwa persoalan Pemira harus diaudiensi dengan PR III terlebih dahulu.
-          Banyak mahasiswaa yang tidak mau memilih karena mereka sudah lebih dahulu siapa dibalik kandidat sehingga akhirnya mereka tidak tahu lagi siapa yang harus dipilih. Mahasiswa pun tidak ingin peduli lagi dengan adanya Pemira
-          Banyak mahasiswa lupa dengan tujuan awalnya, yaitu demi kepentingan mahasiswa itu sendiri.
3.       BEM FT (Ryan)
-          Pemira menimbulkan kesan hanya untuk kepentingan tertentu
-          BEM FT sepakat untuk memboikot Pemira
-          DPM fakultas tidak terlibat pada Sidang Umum.
4.       BEM Fkip (Edi Gusman)
-          Menyetujui bahwa persoalan Pemira harus diaudiensi dengan PR III terlebih dahulu, tidak langsung diboikot
5.       BEM FK
-          Menyetujui pemira diboikot
6.       BEM Fisip
-          Audiensi ke PR III sudah biasa. Bukan diboikot, tapi ditunda terlebih dahulu. Jangan saling menyalahkan antara beberapa golongan tertentu.
-          Sebaiknya dilakukan intervensi sehingga mahasiswa terlihat lebih bermatabat
-          Pendidikan demokrasi dari dosen juga tidak baik, sehingga mahasiswa lebih memilih golput daripada membakar kotak suara.
7.       BEM FH Non Reg
-          Menyetujui dengan BEM Fkip, yaitu harus diaudiensi dengan PR III. Jika tidak ada tanggapan, maka pemira akan diboikot.
Pendapat salah satu audiens : jika memang audiensi dengan PR III tidak membuahkan hasil, maka lebih baik dilakukan pedekatan dengan pihak dekanan masing-masing fakultas dan melibatkan HMJ dan BEM.

"Brave" Ketika Takdir Ditentukan oleh Keberanian




Setelah sukses menghadirkan Cars dan Toy Story yang menghibur jutaan penonton di seluruh dunia, Studio Animasi Pixar dan Walt Disney kembali memukau penonton. Tak seperti animasi Pixar sebelumnya, kali ini Pixar menghadirkan suasana yang lebih kolosal dan merakyat. Film yang berjudul Brave ini menjadi animasi terbaik dengan grafis yang mendekati sempurna.

Tak banyak orang yang berani menentang tradisi. Risiko melawan sesuatu yang sudah berakar kuat terlalu besar untuk kebanyakan orang. Hanya mereka yang punya keberanian tinggi saja yang sanggup melakukannya. Putri Merida (Kelly Macdonald), pewaris kerajaan Dunbroch adalah satu dari sedikit orang dengan keberanian tinggi itu.

Kamis, 22 November 2012

Indonesia Tak Butuh Fakultas Pertanian



“Anda tahu tidak mengapa lulusan Fakultas Pertanian tidak mau menjadi petani setelah lulus?.” Tanya Bob Sadino pada salah seorang peserta seminar PTPN 7 (12/0) di Gedung Saburai PKOR, Way Halim.
“Karena di ainigin mengaembangkan ilmunya dibidang pendidikan, Om,” jawab Sugeng (54) yang berprofesi sebagai guru.
“Salah! Lulusan Fakultas Pertanian tidak ada yang mau menjadi petani karena gurunya, dosennya itu bukan petani,” jawab laki-laki yang 9 Maret lalu merayakan ulang tahunnya itu.
Jawaban yang tegas itu mengundang tepuk tangan dari hampir seluruh peserta seminar.
Bob yang sempat keliling dunia itu menjelaskan, kondisi di Indonesia berbeda dengan Jepang dan Jerman. Jika di Negara Jepang dan Jerman, Dosen FP adalah seorang petani, tapi di Indonesia, pengajar FP bergelar doktor atau insinyur, bukanlah petani.
Inilah yang menyebabkan banyak lulusan Fakultas Pertanian yang ogah menjadi Petan. Tak ada guru yang mengajarkan indahnya menjadi seorang petani, karena gurunya tak pernah menjadi petani.
Menurutnya, pola pembelajaran di Jepang dan di Jerman soal pertanian sangat mengedepankan praktek dan pengalaman. Ia menyimpukan, sebenarnya Indonesia tak butuh Fakultas Pertanian. “Tak ada petani yang dihasilkan dari Fakultas Pertanian, jadi untuk apa Fakultas Pertanian dibuar?” ujar Bob yang disusul gelak tawa oleh para peserta seminar.
Bob melanjutkan , jika lulusan Fakultas Kedokteran setelah lulus menjadi dokter  seharusnya lulusan Fakultas Pertanian juga sama. Namun, kenyataannya sangat jarang mahasiswa yang menyandang gelar Sarjana Pertanian bersedia terjun langsung menjadi petani.
Dalam seminar yang berlangsung selama dua jam itum Bob juga mengkritisi orang-orang yang bergelar namun tidak berhasil menjadi seorang wirausahawan. Kata “goblok” yang mulai menjadi ciri khas Bob setelah ‘celana pendek’-nya sering membahana di ruang seminar. Ia tak segan melontarkan kata itu kepada peserta seminar yang bertanya soal kunci sukses berwirausaha, ini karena ia tak mengenal istilah sukses.
Menurutnya, jika ingin berwirausaha setiap orang hanya perlu kemauan, komitmen, pandai mencari peluan, serta pantang menyerah. Yang terpenting menurut Bob adalah ‘lakukan saja’.
Ia juga tak mengenal istilah analisis. Ia menilai, saat ini orang justru sibuk mengurusi masalah analisis untung dan rugi. Hal itu justru membuat bnayak orang takut untuk memulai sebuah usaha.
Kegagalan adalah pelajaran untuk menjadi seorang pengusaha kaya. “jika tak pernah gagal, tak akan pernah berhasil,” ujar Bob saat menjawab pertanyaan di akhir seminar.


Sumber : Teknokra, Tabloid Mahasiswa Universitas Lampung
No. 120 Tahun XII Edisi 01-21 Maret 2012
                

Lulus S2-bukan Jaminan Gampang Dapat Kerja


Jumlah mahasiswa pascasarjana sejak 10 tahun terkahir mengalami lonjakan 78 persen dari sekira 100 ribu menjadi lebih 180 ribu. Padahal, gelar master ini ternyata sering tidak menjadi kriteria pertama yang dipertimbangkan oleh perushaan saat berburu karyawan baru.
            Menurut Job Bank, sebesar 66 persen dari perusahaan yang disurvei menyatakan, gelar master tidak akan secara signifikan menguntungkan pencari kerja. “Tingkat gelar seseorang biasanya bukan sesuatu yang paling dipedulikan oleh perusahaan. Kami lebih suka memiliki seseorang yang memiliki kepemimpinan yang baik sejalan dengan visi perusahaan kami.” Kata Publi Affairs Officer Carrefour Manajer Margery Ho, seperti dikutip dari China Post, Minggu (21/10)
            Namun, menurut Job Bank, masih ada cukup banyak industri yang memberikan bobot tinggi untuk gelar master terutama di sektor-sektor yang memerlukan keahlian profesional, seperti teknologi informasi dan biokimia. “Apakah suatu industri membutuhkan karyawan bergelar master atau tidak, itu tergantung pada jenis industri tersebut,” ujar Ho.

            Deputy General Manager Job Bank mengungkapkan, banyak lulusan perguruan tinggi memutuskan untuk mencoba meraih gelar master karena takut manjadi pengangguran segera setelah lulus. Hal ini terjadi akibat adanya laporan pada Agustus lalu bahwa sebesar 4,4 persen pengangguran adalah bergelar sarjana.
            “sebuah gelar master memang bernilai dan diakui. Namun yang lebih penting, kita harus mencari tahu apa jenis kemampuan yang akan membuat industri tertarik pada kita sebelum akhirnya terjun ke pendidikan tinggi, “ papar Ho.
            Untuk beberapa industri seperti komunikasi dan pelayanan, Hor menyarankan agar para luluasan untuk masuk ke lingkungan kerja sebelum kembali melanjutkan gelar master. Sebab, pada bidang ini, pengalaman kerja sangat dibutuhkan. “Setelah beberapa tahun, Anda dapat kembali dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi untuk kesempatan gaji yang lebih tinggi pula,” tukasnya.
            Berdasarkan survei tersebut, rata-rata gaji awal untuk lulusan bergelar master adalah TWD35.132 atau sekira Rp 11,5 juta (Rp 328 per New Taiwan Dollar). Namun, sebesar 26,9 persen perusahaan mengatakan, mereka diminta untuk menghindari mempekerjakan para lulusan S-2 untuk mengurangi biaya. Selain itu, sejumlah perusahaan ini mengaku, tugas-tugas yang diberikan kepada karyawan tidak membutuhkan pendidikan tinggi dan mereka mengkhawatirkan jika para lulusan S-2 memiliki sifat arogan.
            “kami pernah memiliki orang-orang dengan glar master yang ingin melewati bagian dasar sebuah pekerjaan dan ingin langsung melompat ke tingkat manajer. Mereka tidak mengerti jika level dasar adalah tempat untuk memulai bagi setiap orang. Apalagi jika dibandingkan dengan mereka yang langsung mulai bekerja setelah lulus, maka para lulusan S-2 ini sudah dua tahun tertinggal mengenai pengalaman pekerjaan.” Kata Margery Ho.

Sumber : Serambi News        










                                                            

Minggu, 11 November 2012

Kebahagian Munzir, Kebahagiaanku Juga


Foto-foto ini sebenarnya sudah lama diambil saat aku pulang kampung Hari Raya Idul Adha di Meulaboh. Saat itu Munzir, adik terkecilku ingin sekali bermain di FunLand. Karena memang ingin membuat Munzir senang, aku pun mengajaknya untuk bermain ria disana.

Tak sia-sia. Munzir senang bukan main. Serasa keinginannya terpenuhi malam itu. Aku jadi ikut senang, akhirnya bisa menemaninya dan melihatnya tertawa gembira.
ini lah beberapa foto yang berhasil aku ambil...

Kakak sayang Munzir ^_^








Sabtu, 03 November 2012

Fakultas Pertanian Unsyiah Selenggarakan Workshop Peningkatan Skill Mahasiswa


Fakultas Pertanian Unsyiah menyelenggarakan workshop kewirausahaan dengan tema “Peningkatan Softskill Mahasiswa Pertanian di ruang MPR FP, Sabtu (3/11/2012). Workshop yang berlangsung hingga sore hari dibuka oleh PD3, Ir. Edy Marsudi selaku ketua pelaksana acara.

Worshop tersebut mengundang beberapa narasumber pengusaha sukses seperti H.Abubakar Usman (CEO dan Founder PT.Pante Pirak Sejahtera), Idrus Usman (Personal Staff PT.Pante Pirak), dan Sampirlan S.Ag (Direktur CA. LA Garden). Para narasumber tersebut memberikan pembekalan kepada para mahasiswa agar mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan mengubah mindset bahwa menjadi PNS bukan satu-satunya cara untuk sukses setelah menyelesaikan kuliah.


“Berwirausaha itu tidak sulit, tinggal bagaimana kita berani mengambil resiko. Tanpa keberanian, semua tidak akan ada artinya apa-apa”, ujar Abubakar Usman. Abubakar Usman sebagai CEO PT.Pante Pirak Sejahtera mengaku bahwa dulu usahanya masih kecil dan banyak tantangan. Namun, berkat pengembangan usaha dan pelayanan yang baik, sekarang Pante Pirak mampu membuka 40 titik usaha dibeberapa kota dengan omset yang besar.



Selain itu, narasumber juga menambahkan bahwa sebenarnya sektor pertanian di Aceh memiliki peluang besar untuk merintis usaha. Tenaga kerja yang melimpah, dan masih banyaknya lahan marginal adalah faktor yang sangat mendukung. Oleh karena itu, diharapkan jiwa usaha terbentuk sejak masih kuliah sehingga tidak susah mencari pekerjaan lagi setelah menyelesaikan kuliah.

Panitia Wokshop

Kamis, 01 November 2012

Munzir on Action!


Hampir seminggu di Meulaboh untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. 30 Oktober, tepatnya hari selasa, aku bersiap kembali ke Banda Aceh. Hari raya kurban tahun ini kami rayakan sekeluarga tanpa kehadiran Zehir, adik pertamaku. Mungkin dia juga merasakan kesedihan karena tidak bisa berkumpul bersama. Dia sadar, merantau ke Jogyakarta adalah pilihan yang terbaik. Overall, lebaran aku masih bisa bersenda gurau dengan keponakan yang centil, makan lontong dan makan es krim buatan ibu, dan yang paling asik, nonton tivi lagi! :p

Kepergianku ke Banda Aceh untuk kembali kuliah lagi ternyata membuat Munzir bersedih. Gak ada lagi kawan main PS, gak ada lagi kawan berantem, gak ada lagi yang bisa mendongeng sebelum tidur. (ntah iya) Hehe

Lagi asik-asiknya packing, tiba-tiba Munzir melihat selempangku di dalam tas. Kemudian memakainya.  Padahal selempang ini sudah lama tidak aku pakai. Bahkan belum direparasi. Wakil II, padahal sebenarnya wakil I :p
Lucu, sambil berpose, buru-buru aku foto Munzir. Begini lah jadinya. Mentel! haha



Jangan heran kalau setiap kali melihat foto ini, aku jadi rindu dia.
Rindu kepolosannya, rindu keceriaannya...
Belajar yang rajin disana dek ^_^

Senin, 22 Oktober 2012

Manusia



Manusia mempunyai mimpi-mimpi yang luar biasa
Selalu ingin hebat dan dapat mengalahkan orang lain
Berusaha agar mendapatkan apa yang diinginkan
Terkadang terlalu memperturutkan nafsu dan emosi yang berlebihan
Selalu memandang ke atas tanpa memperhatikan kelemahan sendiri
Manusia tidak pernah ingin tahu apa akibat yang akan terjadi
Manusia terus berjalan, bahkan berlari mengejar impian
Menyingkirkan lawan yang menggangu,
Bahkan kawan yang dianggap menjengkelkan
Itulah manusia, manusia yang egois

Ketika Tuhan berkendak lain, manusia terjatuh dari keobsesiannya
Manusia merintih kesakitan, meneteskan air mata kekecewaan, dan
Penyesalan karena gagal dalam meraih cita-cita
Semuanya hilang,
Waktu mengejek manusia
Manusia yang lalai mempergunakan waktu setiap detik
Egois dan angkuh dalam bertindak
Itulah manusia, manusia yang lemah

Manusia memohon pertolongan,
Barulah manusia menyadari kesalahan
Namun semua telah berlalu,
Manusia kini hanya meratap, dan terkadang menyalahi takdir
Itulah manusia, manusia yang khilaf

Keberhasilan adalah mimpi manusia
Manusia yang sadar akan merajut kembali kegagalan dan
Menghasilkan keberhasilan dengan kesabaran dan keikhlasan
Manusia mengharap dapat menggenggam mimpi dan mengubahnya menjadi kenyataan
Tak peduli malu pada ejekan
Itulah manusia,
Itulah aku..

Manusia harus berikhtiar
Manusia harus berdoa
Manusia harus bertawakal
demi mencapai keberhasilan

Rabu, 17 Oktober 2012

Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadi Tempe (THP Lab - Chapter II)


Haloha! Seminggu lebih vakum tidak blogging, I am multitasking! Halah. Alasan sebenarnya sih karena blog ini ada sedikit masalah, jadi ada beberapa postingan yang tertunda.


Oke, kita lanjut membahas praktikum yang sangat berkesan. Laboratorium THP (Teknologi Hasil Pertanian)! Nah, kalau minggu lalu kita sudah membahas sedikit tentang susu kedelai, maka kali ini, saya akan sedikit berbagi cerita tentang pengalaman di lab saat mengolah kedelai menjadi tempe ^_^

Tahap awal  pengolahan tempe sama saja dengan tahap awal pada pengolahan susu kedelai. Kacang kedelai harus terlebih dahulu dibersihkan, direbus dan direndam dahulu. Namun, yang membedakan adalah lama waktu perebusan dan perendamannya. Perebusan untuk tempe, kacang kedelainya harus direbus sampai empuk mungkin sekitar hampir satu jam lamanya. Setelah itu, kacang kedelai harus di rendam selama 24 jam, bukan 12 jam seperti pada pembuatan susu kedelai.

Rabu, 10 Oktober 2012

Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadi Susu (THP Lab - Chapter I)

Selasa lalu, aku dan beberapa teman yang mengambil mata kuliah Teknologi Hasil Pertanian diharuskan mengikuti praktikum untuk membuat susu dari kacang kedelai. Meskipun agak kewalahan karena tidak mengikuti pengarahan minggu lalu, aku dan teman-teman sekelompok berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu, di tulisan ini, aku akan mencoba mengurai step by step pengolahannya dan sedikit menjelaskan teori tentang proses menjadi susu. Semoga bermanfaat! ^_^

Dua hari sebelum pengolahan susu dimulai. Masing-masing kelompok diharuskan untuk mengambil 1 kg dan kemudian membersihkannya dari kotoran-kotoran kecil seperti batu, sisa kayu, dan jagung. Setelah itu, 1 kg kacang kedelai dibersihkan dengan air. Setelah bersih, direbus selama 15 menit. Dan setelah 15 menit, kacang kedelai harus di rendam selama 12 jam.

Kenapa Kacang Kedelai Harus di Rebus?

Karena pembuatan susu kedelai berdasarkan proses ekspressi. Ekspressi merupakan proses pemisahan bahan padat dari cairannya dengan menggunakan tekanan (tenaga). Jenis makanan yang juga harus melalui proses ekspressi ini tidak hanya kedelai loh! Tapi juga untuk kacang tanah, biji bunga matahari dan kelapa. Dinding selnya harus dihancurkan terlebih dahulu sebelum cairannya dipisahkan. Oleh karena itu, perebusan dan pemanasan merupakan tahap utama yang harus dilakukan untuk pembuatan susu. Cara ini juga biasa dilakukan pada industri makanan dan minuman ^_^

kacang kedelai yang sudah di rendam 12 jam

Nah, kacang kedelai hasil rendaman ini harus dikupas kulit arinya. Mungkin disini lah agak sedikit timbul kegalauan. Pasalnya, saat itu aku agak telat merebus dan merendamnya. Alhasil, pengupasan kulit ari di rumah pun jadi telat! Padahal saat itu sudah menunjukkan pukul 6.00 WIB. Sedangkan kacang kedelai harus segera bersih dan dibawa ke lab pukul 08.00 WIB! Haduh. Aku mulai panik.

Minggu, 07 Oktober 2012

KPMB Agribisnis 2012

Huwaaa! akhirnya foto-foto ini ter-upload juga. Masa-masa bakti sosial di daerah Jantho memang tidak pernah bisa terlupa. Meskipun foto-foto baksos tidak ter-ekspos semuanya, tapi ini lah bukti Jantho berbicara. Lho? haha

Istirahat di Bawah Tenda
Pemandangan di Salah Satu Sisi Sungai, Jantho

Gaya dulu dipinggir sungai

Sabtu, 06 Oktober 2012

Akhir Minggu dan Ladang Timun


Akhir minggu terisi dengan hal-hal yang bermanfaat semenjak memegang status menjadi jomblowati. hehe
ah, tidak juga sebenarnya. Jomblo atau tidak jomblo ya sama saja. Tanggung jawab berkebun untuk semester ini ya tetap harus dilaksanakan ^_^

Tentu saja tahun lalu berbeda dengan tahun ini. Tahun lalu saat aku sedang mengambil mata kuliah Agronomi, semua mahasiswanya diharuskan untuk praktik menanam jagung, kacang tanah, dan ubi. Tapi tahun ini dengan mata kuliah yang berbeda yaitu Budi Daya Tanaman Tahunan dan Semusim, kami diharuskan menanam Timun dan beberapa tanaman semusim lainnya. Sedangkan untuk tanaman tahunan, kemungkinan kami akan langsung ke kebun kakao di Pidie atau di Aceh Tengah.

Tahun ini, dengan koordiator praktikum yang berbeda, maka sistemnya juga berbeda. Ada beberapa kelompok dengan komoditi yang berbeda. Tapi dua-dua kelompok akan mendapatkan komoditi tanam yang sama. Nah, kami harus bersaing dengan kelompok yang komoditinya sama demi mendapatkan hasil dan penilaian akhir yang baik. Agak menantang memang. Kami harus mencari senditi luas lahan yang harus digarap, takaran pupuk per lubang, bibit dan segala perlengkapan berkebun lainnya. Tapi semuanya aku ambil dengan pikiran positif. Mungkin ini adalah cara agar kami mandiri dan mampu mengatur semua hal yan berhubungan dengan penanaman, penyiraman, dll. Aneh kan kalau mahasiswa pertanian tidak bisa mencangkul dan tidak bisa berkebun sama sekali? hehe

Penampakan kebun Jagung dari kampus lantai 3

Ini adalah foto kebun jagung adik-adik kelas. Mereka sedang mengambil mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi. Karena 3 sks, jadi untuk praktikumnya mereka diharuskan menanam jagung, ubi kayu, dan kacang tanah. Foto ini mungkiin umur jagungnya masih menuju minggu ke-2. Terlihat masih banyak rumput dan tanaman jagung memerlukan suplai air yang banyak.


Lahan Jagung adik kelas yang praktik matakuliah Agronomi
Nah,sedangkan yang dibawah ini, adalah kebun kami! kebun yang akan ditanami gambas, timun, dan kacang panjang! hehe. Terlihat beberapa teman sedang serius mengukur lahan, mencabut rumput dan yang lain asik bercengkrama dengan teman yang lain. peace~

Jumat, 05 Oktober 2012

Inovasi Si Ulat Bulu


Saat aku bernostalgia lagi dengan catatan di facebook, terlihat lah salah satu postingan terpanjang saat masih kuliah semester pertama. hehe
Ini kisah saat aku mengikuti ospek di Indra Puri, Aceh Besar. Setiap pengalaman yang aku dapat adalah hal yang tak akan terlupa. Setiap moment, setiap detik. Karena itulah aku repost di blog. Siapa tau bisa jadi hiburan dan tambahan pengalaman untuk orang lain ^_^


Judulnya mungkin terlihat aneh dan lucu, tapi sebenarnya judul catatan ini tidak asal-asalan. Banyak kenangan pahit dan manis terjadi sehingga timbul judul ‘inovasi si ulat bulu’. Jika tidak segera dirangkai dengan kata-kata, pengalaman yang sangat menarik ini rasanya akan terlupakan dan sia-sia. Oleh karena itu, saya minta maaf pada pihak tertentu, terutama untuk para senior di fakultas pertanian yang mungkin tidak sengaja membaca catatan saya ini.

Ini adalah kisah masa-masa pertama saya saat saya resmi menjadi mahasiswi fakultas pertanian. Kisah kedua yang tak akan terlupakan setelah kisah saya berkompetisi di Jakarta mewakili Aceh beberapa tahun lalu. Mungkin kata ‘ospek’ adalah kata yang sangat menakutkan di perguruan tinggi. Tapi inilah adanya… meski kata ‘ospek’ sudah diganti dengan kata-kata yang lebih halus, tapi bagi saya, ‘ospek’ tetaplah ‘ospek’ yang sudah menjadi tradisi untuk meresmikan mahasiswa baru.

Dimulai dengan si Ulat Bulu

Ulat Bulu yang siap metamorfosis

Awalnya aku diharuskan untuk mengikuti kegiatan ASAP (Ajang Silahturahmi Awak Pertanian). 
Aku sih enjoy-enjoy aja…toh pertama aku berpikir ini adalah kegiatan yang juga mendatangkan manfaat. Kami, mahasiswa baru di anjurkan untuk ikut berpartisipasi. Selain untuk lebih mengenal mahasiswa-mahasiswa lain diseluruh jurusan se-fakultas pertanian dan bertemu dengan para senior, tapi juga untuk kegiatan baksos (Bakti Sosial).

Sehari sebelum kegiatan dimulai, kami diharuskan membawa karton warna hijau, tali raffia, kacang hijau, bawang putih 8 siung, alat tulis, berpakaian putih hitam dan membawa sebotol air mineral merek ‘rencong’. Aku sibuk mencari semua bahan pada malam sebelum kegiatan. Sangat susah mencarinya!! Aku sempat putus asa dan dilema untuk ikut ASAP atau tidak. Padahal jadwal kuliah umum besok harus aku ikuti. Hari itu bersamaan dengan hari dimulainya ASAP. Disamping itu, kios-kios kecil untuk membeli segala perlengkapan untuk ASAP juga sangat jauh dari kos baruku. Aku bahkan sempat menangis putus asa. Akhirnya dengan segenap kemantapan hati dan ikhlas menjalaninya, aku pun siap mengikuti ASAP. Pada pukul 7.30 WIB, sambil membawa sebatang tumbuhan ( bunga rosella yang gak jelas didapatkan darimana..hehe ;D), aku pergi melangkahkan kaki menuju gedung fakultas pertanian.

Teman-temanku yang mengendarai sepeda motor ke kampus, tiba-tiba dicegat oleh abang-abang panitia ber-badge name. mereka dipaksa untuk berjalan kaki ke kampus tanpa ada kendaraan. Kendaraan mereka disita(Huuft, untung saja aku jalan kaki, jadi kan gak terlalu ribet!hohoo…)sesampai disana, aku mulai merasakan aura buruk di kegiatan ASAP itu. Ada salah seorang panitia (sampai sekarang aku tidak tahu namanya-_-) memukul salah seorang temanku. Pasalnya, kami semua harus memakai kaos oblong putih. Nah, temanku itu tidak melepaskan jaket yang dia pakai. padahal mungkin dia masih kedinginan karena harus datang pagi-pagi sekali. kasihan..

Setelah berapa lama menunggu, akhirnya dibuka juga kegiatan ASAP. Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci AlQur-an yang dibacakan salah seorang panitia ASAP sendiri. awalnya aku sempat heran  mengapa abang yang bergaya nyentrik dan gaul itu mau membacakan ayat suci AlQur-an. Aneh juga sih…biasanya kan banyak anak muda sekarang apalagi yang metal-metal itu enggan membaca AlQur-an. Benar kata orang, don’t judge book by its cover! 

Kemudian ketua BEM, menyampaikan sepatah dua patah katanya. Setelah itu, barulah kata sambutan dari dekan III, Pak Muhammad Hatta. Kata beliau, kegiatan ini sama sekali tanpa ada unsur paksaan dan kekerasan. Beliau juga mengatakan, jika ada diantara kami yang jadwal kegiatan ASAP bersamaan dengan jadwal kuliah, lebih baik kami segera kuliah. Tapi dalam hatiku berkata lain, “ini bukan seperti yang bapak pikirkan!”.

Rabu, 03 Oktober 2012

Penggugah Hati Untuk Para Perantau




Orang berilmu dan beradap tidak akan diam di kampung halaman
tinggalkan negerimu & merantaulah ke negeri orang
merantaulah,kau akn dapatkan pengganti dari kerabat & kawan
berlelah-lelahlah,manis hidup terasa setelah lelah berjuang..
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
jika mengalir menjadi jernih,jika tidak,kan keruh menggenang..
Singa jika tidak tinggalkan sarang tak akn mendapat mangsa
anak panah jika tidak tinggalkn busur tak akan kena sasaran.
Jika matahari di orbitnya tidak bgerak & terus diam
tentu manusia bosan padanya & enggan mamandang
bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
jika didalam hutan.. 



Imam Syafii,
(refensi dari novel 'Negeri 5 Menara')

Kamis, 13 September 2012

DETaK dan Kewirausahaan



Tabloid DETaK Edisi 33


Finally, tabloid DETaK edisi 33 terbit juga!
Dengan segenap tenaga yang ada dan setelah berkeliling Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan, sekitar 26 tabloid terjual! Hehe. Alhamdulillah. Meskipun ada beberapa kendala yang membuat hati ini sedikit terjungkat-jangkit. Eh, salah. Serasa kacau deh. Tapi tetap saja. Semua aktivitas itu harus tetap dijalani dengan ikhlas ^_^

Tugas mendistribusikan detak ini bermula saat aku mengikuti rapat Open Recruitment anggota baru DETaK. Aku bertanggung jawab dengan tugas distribusi tabloid di Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Kedokteran Hewan. Yaa, sengaja aku bersedia ditempatkan di ketiga lokasi ini karena lokasinya memang tidak terlalu jauh.

Selasa, 11 September 2012

Budaya Baca Aneuk Aceh

Membaca buku di angkatan umum. Pernah coba?
Jangan heran. Banyak orang mungkin terkadang merasa illfeel karena kita terlihat ‘terlalu’ pintar karena membaca buku bahkan di angkutan umum.

Oke. Inilah contohnya. Ini hanya sebagian kecil potret yang berhasil aku abadikan dengan sebuah handphone ala kadarnya.
Foto ini diambil pada Jumat, 7 September 2012, pukul 7.45 WIB. Saat itu aku kebetulan se-labi-labi (Labi-labi = angkutan umum ala Aceh) dengan adik ini. Karena masih pagi, masih 3 penumpang yang ada. Yaa... selama ini aku naik labi-labi, kebanyakan penumpangnya adalah pelajar dan mahasiswa. Berbeda situasi jika ada labi-labi dari kota ke arah rumahku. Penumpang yang mendominasi adalah ibu-ibu rumah tangga yang membawa banyaaak sekali hasil belanja di pasar. Aroma di labi-labi menjadi sangat beragam. Apalagi dicapmpur dengan aroma kaus kaki dan peluh yang mengalir deras. Eww...

Membaca Buku di Atas Labi-Labi

Bukan ada maksud apa-apa. Bukan karena ingin memperkenalkan adik berseragam sekolah ini. Atau pun pamer cerita tentang labi-labi yang fenomenal di Aceh. Hehe..
Bukan, Cuma sekedar menyampaikan informasi lewat gambar. Bahwa inilah contoh generasi yang patut ditiru. Adik ini tidak meninggalkan kesempatan belajar, membaca buku. Dimana dan kapan pun ^_^
Yang salut nya adalah, adik ini bertahan membaca buku diatas labi-labi yang super labil. Sebeng kiri, sebeng kanan, dan bahkan bang sopir menginjak rem tiba-tiba. Siapa yang tahan coba? Haha

Karena ini menarik, maka diam-diam aku foto. Sebagai pelajaran untuk kita generasi bangsa. Ilmu selalu ada kapan dan dimana saja. Budaya membaca memang harus dilaksanakan dengan baik, tidak hanya dilestarikan dengan omong kosong.


Tapi cukuplah foto ini menjadi motivasiku. Setidaknya menyadarkanku untuk terus membaca. Dengan membaca kita seakan berkeliling dunia. Dengan membaca jendela dunia bisa terbuka. tunggu apa lagi, tidak kah kita tergugah? Lihat adik ini.. begitu mantap menatap masa depan. Subhanallah...
(maaf ya dik, fotonya masuk ke blog kakak.. semoga dapat rangking 1 di kelas ya. hehe)


Adakah waktu kita untuk terus mengeluh? Semangat! \(^_^

Rabu, 29 Agustus 2012

Yogjakarta dan Impian

Zehir, adik pertamaku, sudah memantapkan hati untuk melanjutkan sekolah di Jogyakarta. Tanggal 28 ia sudah harus meninggalkan Aceh dan merantau di negeri orang. Oleh karena itu, aku dan keluarga bergegas menuju Banda Aceh untuk mengantarkan kepergiannya. Syukurlah, perjalanan lancar meskipun ada sedikit hambatan saat menuju kota Calang.

Ada jalan yang hampir saja diblokir oleh warga. Aku juga sempat heran. Ternyata warga disekitar daerah tersebut protes akibat jalan tersebut sudah 8 tahun tidak ditangani oleh pemerintah. Akibatnya, selama ini masyarakat sekitra hanya makan debu. Padahal, jalan tersebut satu-satunya jalan penghubung dari Meulaboh ke Calang atau Banda Aceh.

Pukul 22.00, kami sekeluarga sampai di rumah. Begitu melelahkan. Keesokan harinya, Sekitar pukul 9.00, kami menuju Ulee Kareng untuk membeli sedikit oleh-oleh buat bang Popon. Bang Popon adalah anak kawan ayah yang juga berangkat bersama dengan adikku. Setelah berkeliling sekitar 1 jam, akhirnya sekilo bubuk kopi Ulee Kareng dan 2 buah pashmina cantik ditemukan juga.

Rabu, 22 Agustus 2012

Happy Eid Mubarak 1433 H!

Hari raya idul fitri 1433 H sudah terlewati 4 hari. Sayangnya baru bisa kembali curcol sekarang. Hehe. Banyak kejadian selama 4 hari ini yang menarik, tapi akibat koneksi internet yang terbatas, modem bermasalah, baru sekarang berani untuk blogging lagi..

Well, hari raya kali ini tidak ada yang berbeda. Sama seperti tahun lalu. Ada ketupat, tape, opor ayam, dan kue yang bervariasi di ruang tamu dan tengah. Yang berbeda hanya dekorasi dalam rumah. Gorden yang biasanya berwarna merah, lebaran ini diganti dengan warna hijau. Alasannya sih supaya lebih fresh dan lebih match dengan plafon rumah yang berwarna hijau. Betul juga ya, rumah yang bersih, rapi dan indah akan membuat tamu yang datang lebih terasa comfortable.

Kamis, 16 Agustus 2012

KRS Online Unsyiah Bermasalah (lagi)



Hari ini adalah hari ke-4 pengisian KRS Online menurut  kalender akademik Unsyiah. Berdasarkan pengalamanku selama 4 semester belakangan, pengurusan KRS Online ini tidak akan jelas kalau bukan kita sendiri yang mengurusnya. Apa-boleh-buat, akibatnya, aku kembali ke Banda Aceh selama 3 hari. Semua demi kejelasan KRS Online. Yah, namanya juga online. Sebenarnya bisa dimana saja mengisinya. Tapi karena onlinenya ini “online haw haw”, maka pengisiannya harus disekitar kampus. Alasannya karena jaringan kadang lelet. Hu uuh. Ribet ‘kan?

Minggu, 12 Agustus 2012

BUBAR SILET 2010


Pertama dengar nama ini, semacam ada keanehan. Silet? Seperti nama salah satu acara infotainment di tv ya? hehe. Silet itu sebenarnya adalah akronim dari Silahturahmi Leting 2010. Ini (mungkin) semacam organisasi silahturahmi. Jadi, seluruh anak Meulaboh yang lulus SMP/MTsN tahun 2010, entah kuliahnya udah kemana-kemana, silet ini suatu wadah untuk kami saling berkumpul dan berbagi cerita. Asik kan? Awal cerita sih, aku tahu silet ini saat ada salah satu teman mengajakku untuk ikut berpartisipasi di acara bubar di Meulaboh. Setelah semuanya clear, akhirnya kami membayar segala keperluan untuk keperluan bubar.

Jumat, 10 Agustus 2012

Pelatihan Mubaligh Muhammadiyah (Part II)

    Pelatihan ini diikuti oleh para pemuda Muhammadiyah, NA (Nasyiatul Aisyiah), dan Aisyiah dari kab. Aceh Barat, Aceh Jaya dan Nagan Raya. Memang  pesertanya tidak terlalu banyak. Hanya sekitar 26 orang.  Perserta ikhwannya lebih banyak banyak dari akhwatnya.

    Saat pelatihan, kami banyak mendapat ilmu dari para ustadz. Beliau mengajarkan kami tentang bagaimana beribadah, shalat yang benar menurut Muhammadiyah, game yang mengasah wawasan, pengajian, khutbah dan bahkan kultum bagi para akhwatnya.

Rabu, 08 Agustus 2012

Pelatihan Mubaligh Muhammadiyah

Mubaligh? coba apa yang pertama sekali terbayang mendengar kata ini? Da'i, muslimah, memakai sorban, alim dan sebagainya. ya, betul juga sih. Tapi Mubaligh itu secara harfiahnya adalah 'orang yang menyampaikan'. Menyampaikan apa? Dakwah..

Siddiq, Amanah, Tablig dan Fatanah adalah sifat Rasul. Oleh karena itu, jangan heran jika ada orang yang menjadi seorang mubaligh. Karena pada dasarnya, ada hal-hal yang disampaikan demi kepentingan umat. Nah, apa hubungannya tulisan ini dengan Muhammadiyah?

Minggu, 05 Agustus 2012

(Previous Story) Aku dan Selempang Duta Mahasiswa Aceh 2012

Moshi-moshi minna! Ini cerita lama loh. Udah sekitar 4 bulan yang lalu. Haha. Cukup aneh. Padahal cerita ini adalah cerita yang paling seru setelah cerita ‘Jakarta In Love’. Tapi setelah dipikir-pikir, untuk bisa menyalurkan ide, semoga cerita ini bisa berguna bagi yang membaca, ya so what? Late is better than none, is not it? ^_^

Saya yang ditunjuk panah merah! hehe
Well, ini adalah ceritaku yang paling aku acungi jempol karena pengalamannya. Aku mampu meraih mimpi (yang dulu bukan mimpi) menjadi sebuah kenyataan yang luar biasa. Kenapa? Karena aku sendiri pun tidak menyangka mampu berdiri disebuah panggung yang penuh sorotan lampu dan ratusan mata yang memandang. Loh,  How is that story?

Buka Puasa Super

Sore itu adalah sore yang  berbeda. Kali ini ayah bersedia menjadi tuan rumah untuk acara buka bersama di rumah. Ayah tidak hanya mengundang keluarga besar dari sekolah tempat ayah mengar, tapi juga dari tetangga, keluarga besarku dan teman-teman terdekat ayah dan ibu. Awalnya aku berprediksi tamu yang datang tidak terlalu banyak karena sebelumnya beberapa teman ayah mengkonfirmasi bahwa ada sebagian yang tidak bisa hadir. Meskipun begitu, kami, para orang-orang dapur siap siaga dan tetap menghidangkan takjil yang banyak.

Kenapa Harus Si Pugu?

Pugu lagi termenung
Heran, baru kali ini aku jatuh cinta dengannya. Padahal dulu sering menghindar. Takut... dan sama sekali tidak ada yang menarik. Tapi setelah berapa lama dan melihat foto nya yang lugu, aku jatuh cinta ^_^
Tepat seperti orang awam bilang, cinta datang tak diundang, pulang tak diantar. Eh? Jelangkung kali yah? *Haha. Dia jadi pelampiasan saat aku lagi  pilu dan galau. *halah
Dengan tampangnya yang lugu, membuatku semakin asik bersenda-gurau dengannya. Diapa-apain juga, dia tetap diam tanpa ada pemberontakan sedikit pun. Mau tau dia siapa? hehe

Rabu, 15 Februari 2012

Peran Generasi Muda Dalam Pembangunan Pertanian

Peran generasi muda untuk sektor pertanian memang sangat penting. Karena dengan hadirnya generasi muda tersebut diharapkan dapat meningkatkan sektor pertanian.Tentunya dengan begituIndonesiamakin makmur dan sejahtera.

Namun yang terjadi sekarang sektor  petanian mengalami penuaan. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan terus terjadi. Jika ini terus terjadi tentu akan menghambat sektor pertanian,penuaan pada sektor pertanian diIndonesiasudah terjadi dimana-mana.Apa yang akan terjadi nantinya jikalau tidak ada peremajaan atau pembenahan pertanian di Indonesia ini.
Tapi apa yang dilakukan para pemuda-pemudaIndonesia?.Saat ini generasi muda lebih memilih jurusan lain selain pertanian, karena pola fikir yang menganggap bahwa petani itu pekerjaan kasar dan identik dengan kemiskinan. Jurusan lain yang dianggap lebih menjanjikan untuk masa depan dan lebih bergengsi yang saat ini diminati. Padahal jika dilogika kita bisa makan karena panennya petani. Tanpa mereka kita kekurangan bahan makanan pokok. Jangan sampai kita sebagai bangsaIndonesiayang memiliki lahan yang subur dan luas ini.Dijadikan lahan pertanian malah mengimpor beras dari Negara lain.

Selain lahan yang terus menyempit, infrastruktur yang rusak, pertanian diIndonesiajuga punya masalah serius dalam perkara sumber daya manusia. Di Jawa tengah 40 persen petani berusia diatas 50 tahun. Usia yang tidak lagi produktif untuk melakukan pekerjaan-pekarjaan di bidang pertanian ini tentu saja menuntut adanya regenerasi sehingga bisa menjamin tetap bergulirnya aktivitas pertanian yang merupakan sumber utama penghidupan sebagian besar rakyatIndonesia, terutama di Jawa barat.

Namun demikian, generasi muda, yang semestinya menjadi generasi penerus, sangat jarang yang memilih pertanian sebagai mata pencaharian mereka. Di desa, kaum muda yang umumnya lahir dan dibesarkan di keluarga petani, sebagian besar enggan untuk melanjutkan profesi orang tua mereka untuk menjadi petani. Mereka lebih memilih pekerjaan ‘non tanah’ sebagai sumber penghidupan. Misalnya menjadi buruh pabrik, kuli bangunan, atau tukang ojek. Sebagian dari mereka tergoda untuk pergi mengadu nasib di kota-kota besar sepertiJakarta. Hal ini bisa dilihat diantaranya dari fenomena urbanisasi tahunan pasca lebaran. Puluhan ribu orang dari desa berbondong-bondong kekotaJakarta. Dikotamereka biasanya bekerja di sektor informal seperti pedagang kakilima, pembantu rumah tangga, menjadi buruh bangunan, adapula yang terpaksa menjadi pengamen jalanan.

Peran pemuda dalam pengembangan pertanian sangat berpengaruh sekali, peningkatan taraf rakyat desa yang sebagaian pekerjaannya sebagai petani juga sangat berpengaruh. Peran pemuda juga sangat berpengaruh dalam penyebaran informasi bagi para petani. Selain itu pemuda juga harus dibekali cara-cara pertanian yang baik dan benar, sehingga sewaktu-waktu mereka dibutuhkan, mereka telah siap.

Untuk meningkatkan peran pemuda dalam perkembangan pertanian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.       Peningkatan sumber daya manusia terutama pemuda dalam peran aktif di sektor pertanian.
2.       Merubah pola fikir tentang petani itu kasar dan identik dengan kemiskinan dengan tanpa petani kita tidak bisa makan.
3.       Peningkatan taraf hidup masyarakat desa sehingga dapat bersaing dengan masyarakatkota.
4.       Mengembangkan system pertanian masyarakat desa dengan teknologi modern.
5.       Pemuda yang harus lebih aktif dan selektif dalam memilih jurusan di Universitas.
6.       Mengembangkan akses informasi tentang pertanian.
7.       Pemuda harus bisa lebih giat dalam peningkatan pertanianIndonesia.
8.       Pemuda juga harus sadar bahwa kita tidak bisa hidup tanpa adanya petani.

http://blog.umy.ac.id

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...