Tempat dan Waktu
Aula Fakultas Hukum Unsyiah, Kamis (29 November 2012), 09.00 s/d 10.00
WIB
Notulen
Keumala Fadhiela. ND
Peserta
1. Ketua/perwakilan
BEM seluruh fakultas di lingkungan Unsyiah
2. Ketua/perwakilan
UKM di lingkungan Unsyiah
3. Ketua/perwakilan
DPM seluruh fakultas di lingkungan Unsyiah
4. Ketua/perwakilan
DPM Universitas
5. Mahasiswa
Unsyiah
Narasumber
1. Fauzi
(Ketua KPR Unsyiah 2012)
2. Syafrizal
(Ketua MPM Unsyiah)
3. Hermanto
(Ketua BEM FH)
4. Effendi
Hasan (Pakar politik, dosen Ilmu Politik Fisip Unsyiah)
Pemilihan raya adalah pesta demokrasi
mahasiswa di Unsyiah yang digelar tiap tahunnya. Seluruh elemen mahasiswa
selayaknya mendapatkan informasi dan mengungkapkan pendapatnya agar terciptanya
komunikasi yang bersinergi antar semua pihak yang terlibat di Pemira.
Menurut jadwal yang telah ditentukan
oleh KPR (Komisi Pemilihan Raya), pemilihanan akan berlangsung 5 Desember 2012.
Jadwal ini dinilai terlalu mendesak sebagian kalangan. Pemira terkesan
terburu-buru dan dipaksakan dalam pelaksanaannya.
Sosialisasi dan publikasi pemira baru
dilakukan pada akhir November. Rentang waktu itu dianggap tidak ideal untuk
mempersiapkan pemilihan pemimpin organisasi mahasiswa tertinggi di Unsyiah.
Namun demikian, KPR telah menentukan
jadwal pemilihan dalam Sidang Umum Keluarga Besar Mahasiswa beberapa waktu lalu
sehingga tidak ada alasan lain untuk memundurkan atau membatalkan waktu
pemilihan.
Bpk. Effendi Hasan :
Gerakan
mahasiswa dulu dan sekarang sudah berbeda. Pada tahun 1998, gerakan mahasiswa
sangat banyak melakukan perubahan. Namun gerakan mahasiswa kini terkesan
bertindak sendiri tanpa adanya isu bersama. Mahasiswa kini terlalu ego
sektoral, memunculkan ide yang sama dan lebih bersifat sosial.
Kuncinya
sekarang ada pada persoalan pemira. Pemira merupakan bagian dari partisipasi
politik. Oleh karena itu, pemira harus dipersiapkan dengan matang, tanpa ada
paksaan. Karena jika tidak, maka pemira hanya akan menjadi kepentingan
tertentu. Bukan untuk kepentingan seluruh mahasiswa Unsyiah. Presma yang
terpilih nantinya harus bersifat demokratis dan inspiratif sehingga ada rasa
memiliki antara fakultas dan Pema.
Penanya :
1. DPM
FKIP (Fakhrurrazi)
-
Kenapa bentrok selalu saja terjadi tiap pemira?
-
Di PGSD, kebanyakan mahasiswa akan golput akibat
ketidakpastian pada kampus, kenapa hal ini bisa terjadi?
2. BEM
Fisip (Akmaal Faraas)
-
Kenapa sosialisasi pemira terburu-buru?
-
Kenapa pemira tidak berpasangan?
-
Kenapa mahasiswa banyak yang tidak tahu siapa
calon presma?
Pernyataan DPM Unsyiah (M. Reza Maulana)
-
DPM tidak pernah terlibat pada setiap kegiatan.
-
Pada saat SU, fakultas Teknik tidak diijinkan
mengikuti SU dengan alasan tidak melengkapi surat rekomendasi dari PD III. DPM
menganggap hal ini adalah cara untuk mempersulit keadaan dan Pema bisa
mengambil keputusan sepihak.
Tanggapan Pak Effendi
-
Demokrasi di Unsyiah sudah sangat menurun
dibandingkan tahun sebelumnnya. Seharusnya kampus menjadi sebuah katalisator.
-
Seharusnya pemira menjadi kepentingan untuk
seluruh mahasiswa unsyiah. Bukan untuk kepentingan kelompok tertentu.
-
Persoalan
mahasiswa sekarang adalah saat mahasiswa menjadi undergo dari suatu partai
politik tertentu.
-
Solusinya tergantung dengan PR III yang
menentukan pemira tetap dijalankan atau dibatalkan. Audiensi dengan PR III
harus mendapat sebuah kesepakatan
-
Pemillihan harus tetap dijalankan secara
demokratis, terbuka, jurdil dan hanya untuk kepentingan mahasiswa.
Tanggapan BEM Hukum
-
BEM Hukum berharap pemira tidak dilaksanakan
karena dianggap hanya untuk kepentingan tertentu. Selain itu juga
sosialisasinya tidak efektif dan terkesan terburu-buru sehingga mencederai
demokrasi di Unsyiah
-
BEM Hukum menghimbau BEM fakultas lain
menghentikan pemira agar tidak hanya untuk kepentingan golongan tertentu.
SESI KEDUA
Tanggapan :
1. Mahasiswa
-
Seharusnya Pema, KPR dan MPR dipisahkan dan
diharapkan dapat saling kontrol
-
Karena Pema, MPM itu dikuasai LDK, maka itu juga
dianggap salah satu cara untuk mempertahankan golongan mereka. Contoh lainnya
dengan kegiatan UP3AI. Jika Pema dipimpin selain LDK, maka kemungkinan program
UP3AI akan hilang. Sedangkan UP3AI adalah program dari pusat.
1.
Mahasiswa Fisip
-
Untuk menjadi kampus yang baik, maka kita juga
harus membenahi tataran mahasiswa yang baik. Untuk memilih presma, berarti kita
harus mengikuti jajaran tingkat fakultas. Namun kenyataannya, hanya ada dua
fakultas yang menyetujui adanya presma, yaitu FK dan FMIPA.
-
Setiap golongan pasti mempunyai kepentingan dan
program kerja tersendiri sehingga bisa saja baik atau buruk untuk pihak lain.
Oleh karena itu, ada baiknya dibentuk adanya MK sehingga tidak ada bentrok dan
sistem pemerintahan menjadi sistem desentralisasi
-
KPR sebaiknnya mengangkat anggota-anggotanya
dari tiap fakultas yang berbeda.
-
Pemilihan presma sebaiknya dipasangkan dengan
wakilnya
2.
Mahasiswa FH (M. Reza)
-
Menyetujui bahwa persoalan Pemira harus
diaudiensi dengan PR III terlebih dahulu.
-
Banyak mahasiswaa yang tidak mau memilih karena
mereka sudah lebih dahulu siapa dibalik kandidat sehingga akhirnya mereka tidak
tahu lagi siapa yang harus dipilih. Mahasiswa pun tidak ingin peduli lagi
dengan adanya Pemira
-
Banyak mahasiswa lupa dengan tujuan awalnya,
yaitu demi kepentingan mahasiswa itu sendiri.
3.
BEM FT (Ryan)
-
Pemira menimbulkan kesan hanya untuk kepentingan
tertentu
-
BEM FT sepakat untuk memboikot Pemira
-
DPM fakultas tidak terlibat pada Sidang Umum.
4.
BEM Fkip (Edi Gusman)
-
Menyetujui bahwa persoalan Pemira harus
diaudiensi dengan PR III terlebih dahulu, tidak langsung diboikot
5.
BEM FK
-
Menyetujui pemira diboikot
6.
BEM Fisip
-
Audiensi ke PR III sudah biasa. Bukan diboikot,
tapi ditunda terlebih dahulu. Jangan saling menyalahkan antara beberapa
golongan tertentu.
-
Sebaiknya dilakukan intervensi sehingga
mahasiswa terlihat lebih bermatabat
-
Pendidikan demokrasi dari dosen juga tidak baik,
sehingga mahasiswa lebih memilih golput daripada membakar kotak suara.
7.
BEM FH Non Reg
-
Menyetujui dengan BEM Fkip, yaitu harus
diaudiensi dengan PR III. Jika tidak ada tanggapan, maka pemira akan diboikot.
Pendapat salah satu audiens : jika memang audiensi dengan PR III
tidak membuahkan hasil, maka lebih baik dilakukan pedekatan dengan pihak
dekanan masing-masing fakultas dan melibatkan HMJ dan BEM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar