Minggu, 05 Agustus 2012

(Previous Story) Aku dan Selempang Duta Mahasiswa Aceh 2012

Moshi-moshi minna! Ini cerita lama loh. Udah sekitar 4 bulan yang lalu. Haha. Cukup aneh. Padahal cerita ini adalah cerita yang paling seru setelah cerita ‘Jakarta In Love’. Tapi setelah dipikir-pikir, untuk bisa menyalurkan ide, semoga cerita ini bisa berguna bagi yang membaca, ya so what? Late is better than none, is not it? ^_^

Saya yang ditunjuk panah merah! hehe
Well, ini adalah ceritaku yang paling aku acungi jempol karena pengalamannya. Aku mampu meraih mimpi (yang dulu bukan mimpi) menjadi sebuah kenyataan yang luar biasa. Kenapa? Karena aku sendiri pun tidak menyangka mampu berdiri disebuah panggung yang penuh sorotan lampu dan ratusan mata yang memandang. Loh,  How is that story?
13 April 2012, adalah moment yang paling indah dan mengesankan karena aku dinobatkan menjadi seorang Duta Mahasiswa GenRe Aceh 2012 ^_^. Panjang sekali ceritanya. Minat awalku untuk mengikuti ajang ini muncul saat aku tidak sengaja membuka blog Duta Putri Mahasiswa GenRe 2011 yang juga berasal dari Aceh. Aku tertegun dan berkata dalam hati, “enak ya jadi orang terkenal?” hehe. Mulai dari perasaan itu lah aku mulai mencari info dari jejaring sosial seperti facebook, twitter dan dengan sigap browsing di salah satu search engine. Hingga akhirnya aku mendapat informasi bahwa Duta Mahasiswa Putra GenRe 2010 adalah seniorku di UKM DeTaK Unsyiah. Tunggu apa lagi? Dengan ligat, aku pun langsung menghubungi beliau dan bertanya dari mana informasi pendaftaran Duta Mahasiswa GenRe 2012 dibuka. Beliau bilang, informasinya otomatis akan masuk ke kampus, jadi tidak akan terlalu sibuk mencari dan menunggu informasi dari beliau lagi.

Tropi setelelah perjuangan
Informasi dari fan page facebook pun telah aku dapatkan. Persyaratannya adalah maksimal mahasiswa semester 4, aktif berbahasa inggris, mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai Keluarga Berencana, HIV/AIDS, Pendewasaan Usia Perkawinan, Life skill, Narkoba dan Pergaulan Bebas,  dan yang terakhir aku harus menulis esai tentang motivasi mengikuti ajang ini. Aku pun segera mengirimkan email ke panitia.

Setelah menunggu beberapa hari, aku pun dihubungi oleh salah satu panitia dari Pikma Puan. Dia juga temanku di sma dulu. Aku diharuskan mengikuti karantina selama 2 hari dan melalui beberapa seleksi di karantina. Pukul 08.00 aku diharuskan sudah berada di BkkBn untuk mengikuti penyampaian teori dari pihak BkkBn. Tapi sayang, karena aku masih harus mengikuti kuliah pagi hingga sore, aku pun meminta dispensasi agar aku bisa hadir disana setelah kuliah, kira-kira pukul 17.00. yaah, ditambah lagi alasannya karena aku sama sekali belum packing! Bisa dibayangkan saja -_-

Karena saat itu aku belum mempunyai kendaraan, aku meminta tolong pada teman kuliah ku untuk bisa mengantarkanku ke BkkBn. Tentu saja kau harus minta izin dengan pacar (sekarang mantan pacar) yang nun jauh disana. Padahal kalau tidak minta izin pun, aku tetap ingin diantar teman juga. Hehe

Kewalahan akibat packing yang amburadul, aku pun berangkat ke BkkBn. Kakak kos pun tidak ada satu pun yang tahu kalau aku ke BkkBn. Ah, aku pikir ini bukan ajang yang luar biasa. Awalnya sih karena iseng, nanti juga pasti akan kalah. Karena berpikiran seperti itu, aku cuma memberitahu si mantan, teman, dan orang tua.

Aku dan Siti, we were roommate!
Sesampai disana, aku langsung berkenalan dengan kawan sekamar. Namanya Siti Khairiyani dari fakultas sosial politik. Orangnya hitam manis, agak pendiam dan mungkin sedikit manja. Setelah banyak ngobrol, baru aku tahu ternyata dia itu adalah adik letingku. Dia lebih muda dan juga kenal dengan teman-teman di sma ku dulu. Wah, Tidak disangka  dunia memang kecil ya. Tak berapa lama, kawan-kawan sekamar lainnya pun juga datang. Masing-masing kamar terdiri dari 4 orang. Dan mereka itu semua lebih muda dari ku! Saat itu aku masih semester 4, dan mereka masih semester 2! Haha. Inilah sainganku.

Sayangnya, Siti, kawan ‘se-tempat tidur’ denganku itu tidak menginap di BkkBn. Alasannya karena ayahnya tinggal sendiri di rumah. Entahlah. Aku tidak terlalu jelas dengan alasannya. Ah, aku pikir ini salah satu tanda-tanda ketidakadilan. Masak cuma alasan itu dia diperbolehkan pulang? Aku juga ingin di kos sajaaa! Sudahlah, ikhlas kan. Toh aku bisa berkenalan dengan adik-adik sekamar. Mereka semua berasal dari fakultas kedokteran jurusan keperawatan. Mereka cukup ramah-ramah kok!

Setelah makan malam dengan nasi kotak yang diberikan oleh panitia, aku dan teman-teman calon dumas pun menuju balai. Kali ini aku diharuskan menjawab soal tertulis yang diberikan panitia dan menulis sedikit esai tentang pengetahuan narkoba, pergaulan bebas, dan penyakit seksual yang menular. Saat tiba di bangku tes, waa.. aku gemetar! Soalnya sama sekali tidak terpikirkan olehku. Aku tidak tahu ternyata ada soal yang seperti ini. Bismillah. Aku jawab semampunya. Selesai menjawab soal, ternyata masih ada acara selanjutnya. Kami kedatangan para Duta Mahasiswa tahun lalu. Saat itu lah pertama kali aku bertatap muka dan berbicara langsung dengn bang Fathun, seorang calon dokter yang berprestasi. Ia juga Duta Wisata dan pernah ke Jepang mengikuti pertukaran pelajar. Wow! Malam itu kami saling kenal, bermain game dan diberi motivasi oleh para Duta Mahasiswa. Wah, makin mantap saja niatku ini untuk menjadi Duta Mahasiswa 2012. Hehe. Sekitar pukul 01.00, aku dan teman-teman kembali ke kamar. Istirahat. Tidur.

Eh, tidak. Karena besok adalah jadwal tes kemampuan bakat, wawasan dan wawancara, maka aku pun mulai browsing tengah malam saat semuanya tertidur. Benar-benar sibuk! Aku kewalahan. aku pusiiing! Bodohnya aku yang sama sekali tidak punya persiapan apa-apa. Apalagi melihat model soal tertulis tadi. Haduh. Aku juga bingung harus menampilkan apa di depan juri besok.

Dengan hati yang mantap, aku siap mempersembahkan beberapa jurus untuk penampilan di depan juri. Aku berlatih di kamar, hiat hiaaat! Semua adik-adik di kamarku terheran-heran. Ada yang berdecak kagum karena aku nekat menampilkan silat, ada yang ketakutan karena aku jadi agresif di kamar. Haha

Sesampai di depan ruang tes, aku mendapat nasihat dari salah satu panitia. Beliau bertanya apa yang akan aku tampilkan di depan juri. Ya aku akan menampilkan beberapa jurus silat. Tapi apa? Beliau malah tidak mendukungku. Beliau bilang, lebih baik aku menampilkan sesuatu yang beda dan benar-benar menunjukkan ciri dari Aceh. Aku pun mulai dirudung galau lagi. Apa ya? Menari? Ranup lampuan atau saman? Waah, aku pernah belajar di sma dan di kampus sih, tapi ada ya lupa.

Akhirnya, setelah di pikir-pikir, aku setuju dengan panitia tadi. Mumpung giliranku belum dipanggil, aku berlari di kamar dan segera membuka salah satu video tarian di laptopku. Aku memperhatikan setiap gerakan dengan seksama. Yes! Aku bisa. Aku pun langsung mempraktikkan di kamar. Kawan sekamar yang melihat sikap ku yang plin plan ini pun terheran-heran lagi. Hehe. Aku cuma bisa menertawakan diri sendiri.

Tiba saatnya giliranku. Bismillah. Aku memasuki ruang tes. Terlihats dua orang bapak-bapak (dari Dinas Pariwisata dan BkkBn Aceh, bang Fathun (Duta Mahasiswa GenRe 2011), dan seorang ibu yang cukup modis. Di sesi meja wawancara pertama, aku ditanya berbagai hal tentang cara sosialisasi KB dikalangan ibu-ibu dan remaja, di meja kedua, aku ditanya tentang wisata Aceh dan di meja ketiga aku ditanya tentang novel! Alhamdulillah semua berjalan baik. hingga tiba di saat aku harus menari di depan juri! Ternyata beliau adalah ketua kesenian Aceh! Haduh, aku gugup. Selesai menari, aku langsung keluar dan bernapas lega. Ternyata aku bisa menari juga ya? Kasih tak sampai. Haha

Siangnya, aku dan teman-teman di panggil lagi oleh panitia untuk gladi resik. Eh eh, acara apalagi ini? Baru aku tahu, ternyata ajang yang aku ikuti ini hampir sama dengan pemilihan Putri Indonesia. huhu. Ada karantina, seleksi, bahkan fashion show nya saat malam penobatan. Whaaaat! Apa ini? Sejak kapan aku harus memakai high heels dan gaun malam yang super duper ribet? Ya ampun. Setelah mendengar informasi ini, aku mulai down. Tidak semangat lagi untuk terus berjuang. Sempat aku berpikir untuk segera kabur dari karantina, pulang ke kos, kunci pintu dan tidur! It will be a troble day! Bisa dibayangkan bagaimana aku harus melenggang-lenggok diatas pentas dan semua mata memandang kearah ku! Waaaa.... ini kenyataan!

Namun apa daya, semua sudah berjalan. Bukan seorang Keumala Fadhiela yang menyerah di tengah jalan. Ini jalanku. Tidak ada kata mundur. Dengan hati yang ikhlas meskipun galau, aku pun pulang ke kos. Panitia memang memberikan kesempatan pada calon dumas untuk pulang ke rumah dan mempersiapkan segal sesuatu untuk malam penobatan. Aku juga pulang. Malangnya, saat turun dari tangga, aku terpeleset! Huh, inilah akibat sms-an dengan sang mantan pacar yang ngambekan. Aku pikir tidak ada lagi tangga di bawah, ternyata masih ada. Tak ayal, aku tersungkur dan jatuh tak berdaya. Dengan perasaan galau di hati dan terpincang-pincang, aku pulang.

Aku menuju ke rumah salah satu rumah teman kuliahku. Aku meminjam long dress, kerudung, high heels, atau kalau bisa di make over sekalian. Hehe. Parah banget kan? Ini lah resikonya karena aku orangnya ‘gak mau’ ribet, standar, tidak fashionable. Nah itu loh, high heels! I can’nt wear it at all! Huhu. Tapi untung lah temanku ini memang ada baju panjang, dan kerudung yang pantas dipakai. Alhamdulillah. Meskipun warna bajunya kuning, tapi dengan ikhlas aku pinjam (I don’t like yellow!). Dari pada tidak ada baju untuk malam penobatan kan? Hehe. Bismillah aja.

Oke, aku sampai di BkkBn lagi. Saat aku buka pintu kamar, jreeeeng! Cantik-cantik semua! Mereka sudah berdandan dengan cantik dan anggun. Memakai aksesoris, high heels dan gaun yang berkilau panca warna. Aku? Masih kumal. Penuh keringat, tertatih-tatih pulaa.. huhu. Aku minder! -_-
Berpose dengan Icha, teman sekamar juga
Rasa minder itu sebenarnya semakin parah saat aku merobek gaun kuningku sendiri. Baju kuning temanku itu disetrika, tapi sayang, akibat panik, bajunya robek. Aku malu ! Robeknya dibagian depan baju. Ingin rasanya menangis. Aku malu dilihat teman sekamar.
Dengan hati yang kuat setelah mendapat nasihat dari ayah dan ibu, aku pun memantapkan niat untuk mengikuti ajang pemilihan duta ini. Memang ini niatku, meskipun bukan untuk fashion show. Aku hanya bisa berdoa supaya diberi kemudahan untuk bisa tampil baik diatas pentas. Salah satunya mudah-mudahan kakiku tidak makin parah. Aku berdoa supaya tidak terpleset karena memakai sepatu hak tinggi. Malam sebelum berangkat, aku hanya ingin melakukannya dengann optimal, urusan juara atau tidak, sudah aku serahkan kepada Allah. Baju yang robek dan kaki yang terkilir mungkin adalah takdir.

Tak tik tuk.. aku berjalan menuruni tangga sambil menutupi bagian depan baju yang robek. Semua calon dumas pun menaiki bus dan segera menuju Haba Cafe. Disini lah aku seaakan melihat para bidadari cantik dengan gaunnya yang indah. Di perjalanan aku hanya berdiam diri sambil melihat kota Banda Aceh dimalam hari. Aku hanya bisa mengirim sms pada teman-teman terdekat untuk meminta doa dari mereka. Sama tidak berniat untuk mengajak mereka datang ke Haba Cafe. Karena kalau mereka datang, aku bisa nervous dan tidak konsentrasi.

Gila! Turun dari bus, semua mata memandang! Aduh, aku benar-benar malu. Baru kali ini aku dilihat oleh orang banyak dengan memakai gaun, make up, high heels. Seperti bukan diriku! Huft, aku hanya bisa tersenyum dan mencoba untuk menenangkan hati. Kami pun duduk di kursi yang sudah ditandai oleh panitia sesuai dengan nomor peserta. Aku adalah peserta nomor 5. Dengan nomor itulah aku mencoba menutupi baju bagian depan. Hehe

Kami disuguhi nasi goreng dan jus jeruk, tapi akibat kemaruk dan sok jaim, aku sama sekali tidak memakannya! Keasyikan menonton pertunjukan band, aku jadi kelaparan. Pokoknya aku merasa tidak semangat lagi! Aku hanya bisa pasrah. Tiba saat nya fashion show. Kami semua diharuskan berjalan satu persatu diatas pentas sesuai dengan nama yang dipanggil. Aku pun berjalan diatas pentas. Tidak ada yang aneh. Aku berjalan seperti biasa. Tanpa lenggak-lenggok ala model. Ah, aku cuma hanya ingin tidak ada yang melihat bajuku yang robek. Hehe

Tengtereeng! Serasa mimpi! Lampu-lampu begitu silau. Semua orang melihat kami. Tua, muda, anak kecil,orang dewasa, dan para panitia.Yang paling mengerikan adalah 4 orang dewan juri yang duduk manis di depan pentas. Salah satu diantara mereka adalah bang Fathun. Malam itu bang fathun bersanding dengan pasangannya. Begitu manis. Mereka memakai baju biru yang indah dan terlihat gemerlapan diterpa lampu. Tak tertinggal juga sorotan kamera. Karena malam penobatan Duta Mahasiswa ini juga di syuting oleh Aceh TV. Wah, keren ya! Aku masuk tivi juga. Haha. Kemaruk

Singkatnya, tanpa disangka aku pun terpilih 10 besar. 5 orang perempuan dan 5 orang laki-laki. Kami semua akan dipasang-pasangkan sesuai penilaian juri, sehingga terpilih sepasang juara 1 Duta Mahasiswa, dan sepasang runner up Duta Mahasiswa. Tak ayal, aku pun mulai bingung presentasi apa yang harus aku tampilkan di depan dewan juri. Setelah dipikir-pikir, aku pun berniat untuk presentasi tentang ‘Fungsi Keluarga’.

Selempang Duta Mahasiswa
Bagian menarik lainnya adalah saat sang juri mulai menguji kemampuan para peserta. Juri bertanya dalam bahasa inggris dan para finalis akan mendapat nilai plus jika mampu menjawab dalam bahasa inggris juga. Tapi sayang, tidak ada satu pun dari mereka yang berani. Hingga akhirnya tiba giliranku. Ada 2 orang juri yang bertanya padaku. Bang fathun bertanya dalam bahasa inggris dan memintaku memberi tanggapan mengenai Sheila Marcia yang hamil diluar nikah. Tanpa ragu-ragu, aku menjawab dengan bahasa Inggris pula. Spotan, terdengar tepuk tangan para penonton. Alhamdulillah, aku merasa sudah melakukan dengan optimal. Mengambil kesempatan disaat tak ada satu pun peserta yang mampu menjawab dengan bahasa Inggris adalah hal yang melegakan. Aku pun berhasil menarik perhatian penonton dengan memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang. Haha. Awalnya aku hanya iseng, karena aku melihat para penonton sudah mulai bosan akibat malam yang semakin larut. Saat tampil, aku kembali berdoa, semoga juri tidak peduli dengan baju ku yang robek dan kaki ku yang mungkin terlihat agak tertatih. Waah! Di sorot kamera! Aku coba untuk tenang. Alhamdulillah, aku berhasil presentasi dan menjawab berbagai pertanyaan para juri ^_^

Tiba saatnya pemilihan sang juara. Aku hanya berdoa, semoga apa yang telah aku perjuangkan ini tidak sia-sia. Semoga dapat yang terbaik, membanggakan orang tua, dan yang paling penting aku bisa bangga pada kemampuanku sendiri. Jreeeng!!!

Aku dan Raju, Runner Up Duta Mahasiswa Aceh
Aku tepilih sebagai Runner Up Duta Mahasiswa GenRe Aceh 2012. Gilaa! Aku seakan bermimpi. Percaya gak percaya, aku memegang sebuah piala, dipasangkan selempang oleh Dumas tahun lalu, dan diberikan gabus yang bertuliskan Rp 2.000.000,-! Wow! Impianku selama ini akhirnya terkabul juga. Impian untuk dapat mengukir prestasi dan dapat menghasilkan uang sendiri terkabul juga. Alhamdulillah, aku tidak henti-hentinya mengucap hamdalah. Jepret jepret! Suara jepretan kamera entah dari mana saja mengenai wajah kami yang berpose di atas panggung. aku tersenyum bahagia ^_^

Mau tau siapa yang menjadi juara 1 Duta Mahasiswa GenRe dan berhak bertanding ke nasional? Siti Khairiyani, adik kamar ku! Kami juga satu tempat tidur! Hehe. Benar-benar takdir yaa.. padahal Siti sendiri mengakui bahwa aku lah yang bakal menang, tapi ya aku biasa saja. Hehe.
Pasangannya adalah Rahmat Nazilla, lebih tua dari ku dan berasal dari D3 Akuntasi. Sedangkan pasanganku adalah M. Raju Jainul, lebih muda dari ku dan berasal dari Fakultas Teknik. Juara Favoritnya adalah Mutia (Lupa nama panjangnya apa. hehe). Aku akui, gaunnya memang indah ^_^. Kami pun diwawancara oleh salah satu wartawan koran lokal dan stasiun TV lokal. Di jepret sana sini. Aku bahagia. Alhamdulillah.

Pasca penobatan, berfoto dengan teman seperjuangan
Meskipun pada dasarnya aku tidak berhasil menjadi juara 1 dan menuju ke Jakarta untuk pemilihan Nasional, aku mencoba untuk ikhlas. Mungkin ini lah yang terbaik dan pantas untukku. Setidaknya aku berhasil masuk TV, dapat selempang, uang tunai (yang termasuk Ppn, hehe), dan berjabat tangan dengan orang penting dari Bkkbn dan Dewan Kesenian Aceh.

Setelah acara selesai, kami semua kembali ke tempat penginapan. Aku mengirim sms ke mantan. Padahal aku ingin sekali ia bisa hadir dan melihat penampilanku. Tapi apa daya. Ini lah yang termasuk dalam kesedihan. Ia jauh. Aku menelepon orang tua. Mereka terkejut! Tak menyangka ternyata aku berhasil meraih juara setelah kecelakaan jatuh dari tangga dan gaun yang robek. Aku pun tidak menyangka. Akhirnya aku juga bisa melewatinya. Ini semua berkat doa ayah dan ibu, doa teman-teman, azzam yang kuat dan hati yang ikhlas.

Beberapa lama kemudian, Siti dan Rahmat menuju Jakarta, alhamdulillah bang Rahmat berhasil meraih juara 3 tingkat nasional. Tapi sayang, Siti kurang beruntung. Tapi aku rasa ia sudah melakukan yang baik. eh, coba saja aku jadi Siti ya? Aku juga pasti sudah berjuang mati-matian untuk membanggakan Aceh. Hehe

Semua berjalan dengan lancar. Kini aku sudah mulai berada dalam  pengawasan Bkkbn. Melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan rencananya akan masuk ke kampung-kampung untuk sosialisasi masalah KB, pergaulan bebas, penyalahgunaan Narkoba, pendewasaan usia perkawinan, dan HIV/AIDS. Memang agak lucu saat aku dan para dumas lainnya melakukan sosialisasi di SMA. Mereka (para siswa) masih terlihat kaku dan lugu jika masuk kedalam pembahasan Seks. Seks sampai saat ini masih dianggap tabu. Padahal pendidikan seks untuk ada remaja itu sangat penting, apalagi untuk tingkat siswa SMA.

Bulan depan mungkin menjadi bulan yang sibuk untukku dengan berbagai kegiatan dari Bkkbn. Mudah-mudahan ini adalah jalan yang terbaik. Benar-benar menjadi Duta, Teladan, Contoh untuk generasi muda. So, Hidup Generasi Berencana! Hidup GenRe! ^_^

See ya to another stories gals!

4 komentar:

Unknown mengatakan...

Selamat ya dek. Kemenangan yang sesungguhnya adalah ketika makin banyak mengamalkan ilmu yang sudah diterima di lapangan. tidak terbatas juara2 dan predikat semata. Sukses :)

Anonim mengatakan...

Iya kak, ini pengalaman tahun lalu. InsyaAllah kita akan selalu belajar dari setiap pengalaman yang ada :)

Unknown mengatakan...

keren mbak, huuuaa ikut deg-degan pas mbaca. hihii

Fadhiela mengatakan...

Semoga bermanfaat yaa :)

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...