Ternyata benar! Banyak sekali tamu yang hadir. Teman-teman ayah, sepupu, keponakanku yang kecil-kecil, anak murid ayah, dan tetangga berbondong masuk kerumah. Wah, kami yang ada di dapur mulai kewalahan. Persedian nasi untuk berbuka diprediksi tidak cukup! Kasian ibu. Ibu kembali sibuk untuk menanak nasi di atas kompor yang lebih besar. Untung lah ada beberapa sepupuku yang ikut membantu. Beban ibu dan aku sedikit berkurang.
![]() |
Suasana menit-menitr sebelum berbuka |
![]() |
Takjil yang ala kadar |
![]() |
Suasana dapur yang super sibuk |
Ya, terutama mengambil gambar para tamu yang sedang kebingungan melihat jam. Hehe. Selain itu aku juga sengaja mengambil moment yang tepat karena saat itu ayah sebagai tuan rumah diberi kesempatan untuk memberikan kata-kata sambutan. Jepreet! Ayah pun terfoto. Tapi sayang, tak ada siapa pun yang berminat mengambil fotoku. Kasian ya? Haha
Yang paling manarik adalah saat aku harus benar-benar bisa mengontrol sepupu dan keponakanku yang kecil-kecil. Haduuh, super duper lincah, centil dan ‘lesek’! bingung harus bagaimana. Untung saja tidak ada satu pun perkakas rumah yang pecah. Kalau iya, bisa gawat. Naik spanning ayah!
Usia keponakanku pun bervariasi. Ada yang baru 2 tahun, 4 tahun, 6 tahun, 8 tahun, 10 tahun. Waah, benar-benar kelipatan! -_-‘
Entah lah, seaakan aku semakin tu. Tanteeeee! Bundaaaa delaa! Haha. Nasib anak muda ya? Beginilah.
![]() |
Saat ayah memberikan kata sambutan |
![]() |
Adik dan Sepupuku |
Setelah semua piring dan gelas tercuci bersih. Saudara-saudaraku pun berpamitan untuk pulang. Berterima kasih sekali. Berkat bantuan tangan mereka juga akhirnya acara berbuka puasa bersama ini berjalan dengan lancar.
Efeknya apa? Aku mengantuk. Kecapean. Tapi demi dan demi... menulis itu harus dibiasakan sebelum moment yang berharga hilang dari ingatan. Tengah malam, akhirnya tulisan ini selesai! Check out another theme gals! \(^o^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar