Setelah sukses menghadirkan Cars dan Toy Story yang
menghibur jutaan penonton di seluruh dunia, Studio Animasi Pixar dan Walt
Disney kembali memukau penonton. Tak seperti animasi Pixar sebelumnya, kali ini
Pixar menghadirkan suasana yang lebih kolosal dan merakyat. Film yang
berjudul Brave ini menjadi animasi terbaik dengan grafis yang
mendekati sempurna.
Tak banyak orang yang berani menentang tradisi. Risiko
melawan sesuatu yang sudah berakar kuat terlalu besar untuk kebanyakan orang.
Hanya mereka yang punya keberanian tinggi saja yang sanggup melakukannya. Putri
Merida (Kelly Macdonald), pewaris
kerajaan Dunbroch adalah satu dari sedikit orang dengan keberanian tinggi itu.
Putri Merida, terlahir sebagai pemburu namun ditakdirkan
menjadi seorang putri kerajaan Dunbroch di dataran tinggi Skotlandia. Putri berambut merah keriting terurai ini mewarisi bakat
ayahnya, Raja Fergus (Billy Connolly), seorang raja yang gemar bertarung,
Merida digambarkan sebagai putri kerajaan yang gemar memanah dan berpetualang.
Saat berburu, seekor
beruang buas hitam bernama Mor'du menyerang keluarga Merida. Ia dan ibunya,
Ratu Elinor (Emma Thompson), berhasil melarikan diri sementara Fergus berjuang
untuk menghalau sang beruang besar berwarna hitam itu.
Fergus
berhasil mengalahkan beruang Mordu, namun Fergus kehilangan kaki kanannya.
Untuk menghargai Fergus, maka teman-temannya yang terdiri dari beberapa suku
mengangkatnya menjadi raja mereka. Raja Fergus bersumpah untuk membalas dendam
dengan membunuh beruang tersebut.
Sejak kecil Putri Merida dianugerahi sifat yang cuek dan seenaknya sendiri, ia
cenderung tak suka dikekang dengan berbagai aturan layaknya
seorang putri. Sedangkan,
ibunya menginginkan anaknya menjadi putri sejati dan
anggunyang tunduk terhadap tradisi.
Puncak dari pemberontakan Putri Merida adalah saat ia harus mengikuti tradisi kerajaan Dunbroch. Kedua orang tuanya berniat menikahkan putrinya dengan anak sulung dari kelompok suku utama di Skotlandia. Tiga kepala klan tersebut adalah dari kerajaan DunBroch, Macintosh, MacGuffin, dan Dingwall. Masing-masing dari kepala suku .membawa putra sulung mereka untuk bertarung memperebutkan Putri Merida.
Putri Merida menantang para pelamarnya dengan kompetisi memanah. Hal ini merupakan idenya agar ia juga dapat terlibat kompetisi tersebut dan mematahkan harapan pangeran dari ketiga suku untuk meminang dirinya.
Putra kepala suku Dingwall secara tidak sengaja
berhasil melesakkan anak panah tepat sasaran. Karena belum siap untuk dipinang,
Putri Merida menggagalkan usaha ketiga putra kepala suku tersebut dengan
melesakkan anak panah ke setiap target dan bahkan salah satu anak panahnya
membelah anak panah Dingwall.
Ibunya
pun sangat marah pada anaknya. Putri Merida menjadi sangat membenci ibunya yang
mengatur hidupnya sehingga dia menyobek permadani hias bergambar Fergus,
Elinor, dan Merida. Dia memisahkan Elinor di permadani hias tersebut sehingga
yang tersisa hanya gambar Fergus dan Merida. Hal itu membuat ibunya semakin
marah dan spontan membuang panah pemberian ayahnya saat ulang tahun ke dalam
perapian.
Sedih
dan kecewa, Putri Merida bersama kudanya, Angus kemudian melarikan diri ke
hutan untuk menghindar dari ibunya. Bertemu dengan penyihir di hutan, Merida
kemudian meminta pada penyihir tersebut untuk merubah ibunya. Dengan sepotong
kue, ternyata membuat Ratu Ellinor berubah menjadi beruang.
Merida
menjadi ketakutan dan merasa bersalah. Apalagi jika ayahnya tahu ada beruang
Mordu dalam istana, dia pasti akan membunuhnya. Merida membawa Elinor si
beruang ke hutan untuk berlindung dan mencari jalan keluarnya. Bersama-sama
mereka kembali ke rumah penyihir untuk memusnahkan mantra. Namun Merida tidak
menemukan siapa-siapa disana. Dia hanya menemukan kuali yang diatasnya ada asap
berbentuk kepala penyihir.
Asap
berbentuk penyihir itu berkata bahwa dua hari kemudian mantra akan menjadi
permanen. Hanya dengan memperbaiki ikatan yang rusak maka sihir pada ibunya
akan musnah.
Lalu
bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Akankah Putri Merida berhasil merubah ibunya
kembali normal dan mencegah ayahnya untuk membunuh ibunya? Bagaimana dengan
Mordu yang tiba-tiba muncul kembali?
Film
animasi ini selain menghibur saat ditonton bersama keluarga, juga membawa pesan
moral yang sangat jelas. Brave memberi pelajaran bahwa kita tidak boleh
memutuskan tali keluarga hanya karena keegoisan dan kemauan sendiri. Masing-masing
anggota keluarga seharusnya saling mengerti. Apabila tidak sependapat maka
harus dibicarakan dan mendengarkan pendapat masing-masing. Terutama Ibu, Ibu
adalah segalanya. Ia yang selalu melindungi dan mengetahui apa yang terbaik
untuk masa depan anaknya. Oleh karena itu, apabila keegoisan tetap
dipertahankan, maka ikatan keluarga akan hancur dan hilang selama-lamanya.
Brave
juga menyampaikan bahwa takdir bukan semata-mata diluar kendali kita. Tapi
sebenarnya takdir tinggal dari dalam diri. Kita hanya harus cukup berani
menjalaninya. Takdir hanya bisa diubah dengan kemauan dan keberanian. Namun
kita tetap harus bersyukur pada apa yang telah diberikan dan menjadi milik
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar