Kamis, 27 Desember 2012

"Brave" Ketika Takdir Ditentukan oleh Keberanian




Setelah sukses menghadirkan Cars dan Toy Story yang menghibur jutaan penonton di seluruh dunia, Studio Animasi Pixar dan Walt Disney kembali memukau penonton. Tak seperti animasi Pixar sebelumnya, kali ini Pixar menghadirkan suasana yang lebih kolosal dan merakyat. Film yang berjudul Brave ini menjadi animasi terbaik dengan grafis yang mendekati sempurna.

Tak banyak orang yang berani menentang tradisi. Risiko melawan sesuatu yang sudah berakar kuat terlalu besar untuk kebanyakan orang. Hanya mereka yang punya keberanian tinggi saja yang sanggup melakukannya. Putri Merida (Kelly Macdonald), pewaris kerajaan Dunbroch adalah satu dari sedikit orang dengan keberanian tinggi itu.


Putri Merida, terlahir sebagai pemburu namun ditakdirkan menjadi seorang putri kerajaan Dunbroch di dataran tinggi Skotlandia. Putri berambut merah keriting terurai ini mewarisi bakat ayahnya, Raja Fergus (Billy Connolly), seorang raja yang gemar bertarung, Merida digambarkan sebagai putri kerajaan yang gemar memanah dan berpetualang.

Saat berburu, seekor beruang buas hitam bernama Mor'du menyerang keluarga Merida. Ia dan ibunya, Ratu Elinor (Emma Thompson), berhasil melarikan diri sementara Fergus berjuang untuk menghalau sang beruang besar berwarna hitam itu.

Fergus berhasil mengalahkan beruang Mordu, namun Fergus kehilangan kaki kanannya. Untuk menghargai Fergus, maka teman-temannya yang terdiri dari beberapa suku mengangkatnya menjadi raja mereka. Raja Fergus bersumpah untuk membalas dendam dengan membunuh beruang tersebut.

Sejak kecil Putri Merida dianugerahi sifat yang cuek dan seenaknya sendiri, ia cenderung tak suka dikekang dengan berbagai aturan layaknya seorang putri. Sedangkan, ibunya  menginginkan anaknya menjadi putri sejati dan anggunyang tunduk terhadap tradisi.

Puncak dari pemberontakan Putri Merida adalah saat ia harus mengikuti tradisi kerajaan Dunbroch. Kedua orang tuanya berniat menikahkan putrinya dengan anak sulung dari kelompok suku utama di Skotlandia. Tiga kepala klan tersebut adalah dari kerajaan DunBroch, Macintosh, MacGuffin, dan Dingwall. Masing-masing dari kepala suku .membawa putra sulung mereka untuk bertarung memperebutkan Putri Merida.

Putri Merida menantang para pelamarnya dengan kompetisi memanah. Hal ini merupakan idenya agar ia juga dapat terlibat kompetisi tersebut dan mematahkan harapan pangeran dari ketiga suku untuk meminang dirinya.

Putra kepala suku Dingwall secara tidak sengaja berhasil melesakkan anak panah tepat sasaran. Karena belum siap untuk dipinang, Putri Merida menggagalkan usaha ketiga putra kepala suku tersebut dengan melesakkan anak panah ke setiap target dan bahkan salah satu anak panahnya membelah anak panah Dingwall.

Ibunya pun sangat marah pada anaknya. Putri Merida menjadi sangat membenci ibunya yang mengatur hidupnya sehingga dia menyobek permadani hias bergambar Fergus, Elinor, dan Merida. Dia memisahkan Elinor di permadani hias tersebut sehingga yang tersisa hanya gambar Fergus dan Merida. Hal itu membuat ibunya semakin marah dan spontan membuang panah pemberian ayahnya saat ulang tahun ke dalam perapian.

Sedih dan kecewa, Putri Merida bersama kudanya, Angus kemudian melarikan diri ke hutan untuk menghindar dari ibunya. Bertemu dengan penyihir di hutan, Merida kemudian meminta pada penyihir tersebut untuk merubah ibunya. Dengan sepotong kue, ternyata membuat Ratu Ellinor berubah menjadi beruang.

Merida menjadi ketakutan dan merasa bersalah. Apalagi jika ayahnya tahu ada beruang Mordu dalam istana, dia pasti akan membunuhnya. Merida membawa Elinor si beruang ke hutan untuk berlindung dan mencari jalan keluarnya. Bersama-sama mereka kembali ke rumah penyihir untuk memusnahkan mantra. Namun Merida tidak menemukan siapa-siapa disana. Dia hanya menemukan kuali yang diatasnya ada asap berbentuk kepala penyihir.

Asap berbentuk penyihir itu berkata bahwa dua hari kemudian mantra akan menjadi permanen. Hanya dengan memperbaiki ikatan yang rusak maka sihir pada ibunya akan musnah.

Lalu bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Akankah Putri Merida berhasil merubah ibunya kembali normal dan mencegah ayahnya untuk membunuh ibunya? Bagaimana dengan Mordu yang tiba-tiba muncul kembali?

Film animasi ini selain menghibur saat ditonton bersama keluarga, juga membawa pesan moral yang sangat jelas. Brave memberi pelajaran bahwa kita tidak boleh memutuskan tali keluarga hanya karena keegoisan dan kemauan sendiri. Masing-masing anggota keluarga seharusnya saling mengerti. Apabila tidak sependapat maka harus dibicarakan dan mendengarkan pendapat masing-masing. Terutama Ibu, Ibu adalah segalanya. Ia yang selalu melindungi dan mengetahui apa yang terbaik untuk masa depan anaknya. Oleh karena itu, apabila keegoisan tetap dipertahankan, maka ikatan keluarga akan hancur dan hilang selama-lamanya.

Brave juga menyampaikan bahwa takdir bukan semata-mata diluar kendali kita. Tapi sebenarnya takdir tinggal dari dalam diri. Kita hanya harus cukup berani menjalaninya. Takdir hanya bisa diubah dengan kemauan dan keberanian. Namun kita tetap harus bersyukur pada apa yang telah diberikan dan menjadi milik kita.

Tidak ada komentar:

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...