Rabu, 29 Agustus 2012

Yogjakarta dan Impian

Zehir, adik pertamaku, sudah memantapkan hati untuk melanjutkan sekolah di Jogyakarta. Tanggal 28 ia sudah harus meninggalkan Aceh dan merantau di negeri orang. Oleh karena itu, aku dan keluarga bergegas menuju Banda Aceh untuk mengantarkan kepergiannya. Syukurlah, perjalanan lancar meskipun ada sedikit hambatan saat menuju kota Calang.

Ada jalan yang hampir saja diblokir oleh warga. Aku juga sempat heran. Ternyata warga disekitar daerah tersebut protes akibat jalan tersebut sudah 8 tahun tidak ditangani oleh pemerintah. Akibatnya, selama ini masyarakat sekitra hanya makan debu. Padahal, jalan tersebut satu-satunya jalan penghubung dari Meulaboh ke Calang atau Banda Aceh.

Pukul 22.00, kami sekeluarga sampai di rumah. Begitu melelahkan. Keesokan harinya, Sekitar pukul 9.00, kami menuju Ulee Kareng untuk membeli sedikit oleh-oleh buat bang Popon. Bang Popon adalah anak kawan ayah yang juga berangkat bersama dengan adikku. Setelah berkeliling sekitar 1 jam, akhirnya sekilo bubuk kopi Ulee Kareng dan 2 buah pashmina cantik ditemukan juga.

Ada kenangan yang tak bisa terlupakan berada di jalan Blang Bintang menuju Bandara Sultan Iskandar Muda. Teringat kenangan 3 tahun lalu. Saat aku dan dan kawan-kawan rombongan dari SMAN Unggul Aceh Selatan menuju Jakarta karena harus melewati babak Final disana. Tapi sayangnya, rombongan dari Aceh gagal menjadi juara. Huhu. Kenangan tetaplah kenangan.

Selama 2 jam berada di Bandara, banyak sekali pemandangan yang menarik. Mulai dari ekspresi anak-anak kecil yang naik ditumpukan barang sambil terngantuk-ngantuk, anak kecil yang merengek supaya dibelikan permen, para orang tua yang bersalaman karena bertemu dengan teman lamanya, bahkan ada juga beberapa orang yang menangis karena ditinggal anaknya saat take off.

Salah satu gambar di sela-sela kesibukan bandara
Tapi, yang paling jelas adalah ekspresi wajah Zehir yang begitu galau. Haha. Aku juga tidak tahu, sebenarnya dia galau kenapa. Apa karena sedih karena mulai jauh dari keluarga, galau karena sedikit uang jajan, atau karena takut naik pesawat? Haha. Maklum lah, ini pertama kalinya ia terbang dengan burung besi.
Saat yang ditunggu pun tiba. Meskipun kesal karena pesawat delay beberapa menit dari jadwal yang telah ditentukan. Akhirnya, Lion keluar dari sarangnya dan segera menjemput penumpang. Kami sekeluarga hanya bisa memandang pesawat dari kejauhan.

Terharu. Ibu sudah tidak mampu lagi menahan air mata melihat pesawat mulai terbang. Meskipun ayah memakai kacamata dan berusaha menutupi kesedihannya, tapi tetap saja aku bisa tahu kalau ternyata ayah juga menangis. Sambil  memegang kacamata yang berulang kali di lepas, ayah menyeka air mata. Munzir juga menangis. Mungkin si adik ini teringat tak ada lagi abangnya yang bisa diajak bercanda dan bertengkar saat main PS. Huhu. Aku juga ikutan sedih. Zehir yang sejak dulu tidak pernah jauh dari keluarga, Zehir yang doyan sekali dengan mie, sekarang ia terbang menuju Jogjakarta. Merantau ke negeri orang meraih mimpi untuk masa depan yang cerah. Kami semua berdoa untuk Zehir. Keselamatan dalam perjalanan dan ketahanan diri untuk menuntut ilmu.

Kesedihan si Adik ditinggal sama Abang
Sambil melihat pesawat yang mulai lepas landas, aku hanya bisa berdoa untuk adik tersayang. “semoga sampe disana dengan selamat di jalan dek, belajar yang rajin, banggakan orangtua. Mudah-mudahan kakak juga dipermudah jalan untuk ke Jogja, suatu hari nanti”...
Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh

Urusan Zehir sudah selesai. Aku dan keluarga kembali lagi ke Meulaboh. Sebelumnya, kami singgah disalah satu rumah makan khas Aceh dan setelah itu shalat siang di Masjid Raya Baiturrahman. Alhamdulillah, semua kami lewati dengan lancar. Perjalanan ke Meulaboh pun dilanjutkan.

Meskipun ada sedikit rasa kecewa karena tak ada kabar sang Pangeran, aku sampai di rumah dengan selamat. Setelah dipikir-pikir, untuk masalahku yang satu ini memang berat. Dia bukan dia. Tapi aku berusaha untuk ikhlas. Aku percaya, semua akan indah pada waktunya. Jika kita patuh pada cinta, makan cinta itu akan benar dan indah ^_^

Wah, gak sabar lagi untuk mendengar cerita-cerita Zehir. Nantikan curhatan selanjutnya!

Tidak ada komentar:

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...