Jumat, 10 Agustus 2012

Pelatihan Mubaligh Muhammadiyah (Part II)

    Pelatihan ini diikuti oleh para pemuda Muhammadiyah, NA (Nasyiatul Aisyiah), dan Aisyiah dari kab. Aceh Barat, Aceh Jaya dan Nagan Raya. Memang  pesertanya tidak terlalu banyak. Hanya sekitar 26 orang.  Perserta ikhwannya lebih banyak banyak dari akhwatnya.

    Saat pelatihan, kami banyak mendapat ilmu dari para ustadz. Beliau mengajarkan kami tentang bagaimana beribadah, shalat yang benar menurut Muhammadiyah, game yang mengasah wawasan, pengajian, khutbah dan bahkan kultum bagi para akhwatnya.



    Awalnya sih gugup juga, tapi akhirnya aku bisa juga kultum di depan para ustadz dan teman-teman yang lain. Sudah lama sekali sejak terakhir berceramah di depan orang banyak, sehingga banyak retorika yang ‘gak mantap’ lagi. Masing-masing dari kami punya gilirannya sendiri. Aku ada digiliran ke-5. Ayah memberi ide ceramah tentang “Wanita adalah Tiang Agama”. Aku hanya menerjemahkan salah satu hadits tentang itu diawal ceramah. Tapi aku lupa meneliti lagi siapa perawinya. Hadist itu dianggap lemah :( But, over all everything was OK. Aku hanya sedikit mendapat komentar dari peserta yang lain karena intonasi dalam penyampaian yang terlalu datar. Hehe. Sebenarnya aku bisa saja berbicara lebih lantang saat itu, tapi masalahnya saat itu aku sedang mengantuk! Lagi-lagi gak konsentrasi.

    Ada banyak hal yang lucunya juga. Ternyata tidak semua orang bisa beretorika dengan baik jika sudah didepan orang banyak. Apalagi jika yang di depan kita itu adalah orang yang disegani. Contohnya ni ya, ada juga loh pesertanya yang sudah hajjah. Tapi ternyata belum bisa berceramah dengan optimal. Ya, namanya juga pelatihan mubaligh ya kan? Semuanya juga masih dalam proses pembelajaran. Termasuk akyuu.. hehe

    Dimalam terakhir, kami pun saling berfoto. Yang paling ku sesali adalah, disaat-saat terakhir ini, aku terlambat kenal dengan peserta akhwat yang lain. Yang aku kenal adalah kak Fitri, dan Kak Rozi. Dan ternyata, kak Fitri ini adalah alumni MIPA Unsyiah. Bulan depan ia akan ke IPB untuk melanjutkan studinya di jurusan Entomologi. Wah, enaknya ya. ternyata S2 ke IPB itu adalah beasiswa! kami pun segera bertukar no hp. Begitu juga dengan Kak Rozi. Katanya, kalau ada kegiatan dari NA lagi, nanti dia bisa menghubungiku. Hehe. Tapi sayang juga ya, kami kenalnya telat. Gara-gara aku juga. Terlalu jaim..



    Dan yang terakhir, penutupannya ternyata dilaksanakan setelah shalat subuh. Sebelumnya kami diceramahi lagi oleh Abu Yus tentang berbagai permasalahan dalam shalat. Setelah itu, kami di baiat. Disini lah moment yang membuatku terharu. Bahkan ada salah seorang ibu peserta yang menangis. Huhu. Aku pun jadi sedih. inti baiat ini, diikrarkan bahwa semoga kami selalu dalam lindungan Allah SWT dan selalu bisa berjihad fi sabillillah. Terharu. Baru kali ini dapat moment yang benar-benar berbeda.

    Saat semuanya telah selesai, aku dipanggil ayah untuk menjumpai ust. Ismael Syah. Ya, beliau ini adalah teman angku (kakek) saat muda. Angku juga kader  Muhammadiyah. Beliau adalah da’i yang terkenal di seantero Aceh Barat. Ayah memperkenalkan aku dan adik-adik pada beliau. Beliau sangat senang bisa bertemu dengan anak dan cucu dari Saleh Ali, angku ku tercinta.

    Ternyata, pelatihan ini juga memilih mubaligh dan mubalighah yang terbaik untuk dikirim ke PW Pusat Muhammadiyah untuk mengikuti pelatihan selanjutnya di Banda Aceh. Pelatihan ini tentu saja diikuti oleh para mubaligh dari kabupaten lain. Hingga pada akhirnya, yang terbaik dari Aceh akan diterbangkan ke Jawa. Subhanallah.


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Kenangan indah yang tak terlupakan ya dek, jadi kangen kalau ngingat moment itu. Tapi ada sedikit yg mesti di ralat dek, yang lanjutin S2 bukan kak Rozi tapi kak Fitri.
Oya, dapat salam dari Mira. :)



By Kak Rozi

Anonim mengatakan...

iya kak.. salah dela tulis.. udh di koreksi. maaf ya kk.. hehe

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...