Sabtu, 05 Oktober 2013

Ditegur. “Kenapa kamu jauh dari-Ku?”

Allah memberikan teguran kepada hambanya dengan berbagai cara. Dan saya mendapatkan teguran lewat kecelakaan kecil hari ini. Ini mungkin menjadi teguran agar saya lebih berhati-hati di jalan dan juga lebih bisa menjaga hati.

Pagi tadi, sekitar pukul 08.30, saya keluar dari rumah menuju AAC Dayan Dawood. Sebenarnya hari ini memang tidak ada jadwal kuliah. Tapi karena saya sudah bertekad mengikuti seminar AMYLC, saya pun bersiap diri.

Hari ini memang terasa beda dari hari sebelumnya. Hati menjadi tidak nyaman dan gelisah terus-menerus. Saya tahu ini tidak baik terus dibiarkan. Saya pun menyempatkan diri untuk shalat Dhuha sebelum keluar rumah. Sebelum ke AAC, saya juga terlebih dahulu membeli nasi bungkus di tempat biasanya. Mungkin karena keluar dari rumah dengan perut kosong, saya menjadi tidak konsentrasi membawa motor. Naas pun menimpa.

Saat berbelok ke arah kampus (Pertanian), saya terkejut dengan klakson keras sebuah mobil yang sedang melaju kencang. Mungkin saya akan langsung terseret jika tidak mengerem. Tapi disini lah kesalahannya. Sambil berbelok, saya terlalu kuat mengerem. Alhasil saya pun terjatuh. Mobil hitam melewati saya tanpa rasa berdosa. Ya, saya tertabrak dengan aspal!


Astagfirullah. Saya mengucap berulang kali. Apa yang salah dengan saya hari ini? Sepintas saya berpikir. Bukankah tadi sudah shalat sunat Dhuha? Bukankah seharusnya saya sudah tenang? Saya berhusnuzan pada Allah. Ternyata ini teguran. Teguran untuk tidak hanya mengingat Allah pada saat duka. Kemana saya saat suka?

Sambil meringis kesakitan dan mengeluarkan kaki yang terhimpit motor, saya melihat sekeliling. Tidak ada yang peduli. Saya sudah pasrah. Di hari Sabtu tidak terlalu banyak mahasiswa di kampus.

Perlahan saya mencoba mengeluarkan kaki yang terhimpit dan berdiri. Tapi tidak bisa. Akhirnya satpam di kampus pertanian berlari menghampiri dan diikuti teman-teman saya yang lain. Saya menjadi lebih bingung saat teman-teman ikut meramaikan dan semua bertanya, “kenapa Del?”, “Apa yang sakit?”, “Coba duduk dulu”, “Buka dulu tasnya”.. ya Allah, saya bahkan tidak sanggup merespon pertanyaan dan saran mereka. Yang saya tahu, saya merasa sakit seluruh badan. Melemah.

Alhamdulillah, banyak teman-teman yang menghampiri dan membawa saya ke RS terdekat. Jujur saja, saya tidak sanggup menahan tangis. Sedih, sakit, malu, lemah... terasa sangat sakit sekali saat dokter membersihkan luka saya dengan alkohol dan memoleskan salap. Air mata terus jatuh. Sakit.

Apalagi luka ditangan harus dibersihkan sebelum infeksi. Ada banyak pasir yang masuk ke dalam luka. Saya harus menahan sakit yang lumayan itu tanpa berani melihat apa yang sedang dikerjakan dokter. Ah, kaki, tangan, badan, kepala, semuanya lemas.

 Saya berterima kasih sekali atas bantuan teman-teman yang sudah mau membantu. Si kembar Lena Leni, Kak Julaini, Iin, Azwar, Muri, dan Zainuddin. Alhamdulillah masih punya teman-teman yang baik hatinya. Saya pun tidak lupa memberi tahu berita kecelakaan ini pada ayah dan ibu di rumah. Sabar, karena harus dimarahi akibat tidak hati-hati di jalan.

Sekarang betul-betul harus istirahat total di rumah. Rapat di UKM Pers DETaK terpaksa tidak saya hadiri mengingat kondisi badan yang masih terasa nyeri. But, the wounded is not too seriously, I can typing. Alhamdulilllah, I can share this terrible story for you all.

Koleksi obat juga semakin bertambah. Padahal baru saja kemarin 2 kali ke pukesmas. Hah, memang badan ini sudah tidak fit. Bahkan sampai sekarang kata-kata ibu ditelepon masih teringat, 
“kalau ada ibu disamping, gak akan ibu kasih ijin kemana-mana. Seminar lah, rapat lah, ikut ini lah itu lah. Ini karena gak ada ibu, jadi dela suka-suka aja kemana-mana”..
huhu.. ibu memang yang paling perhatian. Merasa bersalah karena tidak bisa menjaga kesehatan diri sendiri dengan baik. Wah, saya harus ekstra perhatian dengan luka-luka ini. Berpikir tentang bekasnya. Oh no..


Apa yang bisa menjadi hikmah dari kisah ini?
Tetap berhati-hati saat berkendara. Tidak ada yang tahu kapan kecelakaan itu terjadi. Tapi setidaknya kita bisa menjaga diri dengan baik. Selalu gunakan helm!
Dan bagi perempuan, memakai kaos kaki itu penting. Ini terbukti saat kecelakaan, saya tidak terluka tidak terlalu parah. Ada kaos kaki yang melindungi. Selain itu kaos kaki juga melindungi kaki dari sengatan matahari yang terik kan? J

Yang terpenting, jangan lupa untuk membaca doa ketika hendak berpergian. Shalat sunat Dhuha lah jika ada waktu. Tetap berhusnuzan pada Allah. saya mengganggap ini adalah teguran. Mungkin selama ini saya sibuk dengan diri sendiri. Mungkin juga karena kurang sabar.

Jangan lupakan Allah sedikit pun.Allah selalu dekat dengan kita. Jika kita kurang beribadah, mungkin Allah akan berkata, “Kenapa kau jauh dari-Ku?”....
Semoga saya, kamu dan mereka selalu mendekatkan diri pada Allah dan dilindungi oleh Allah. Amin.






1 komentar:

Fardelyn Hacky mengatakan...

Innalillahi wainnailaihi raji'un.
Semoga dirimu baik-baik saja ya adinda. Semoga ini memanng teguran, teguran untuk yang punya blog juga teguran untuk yang membaca tulisan ini ;)
Nice sharing

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...