Kamis, 03 Oktober 2013

Depok, ILC UI 2013 (1)

Akhirnya saya memberanikan diri dan membunuh rasa malas untuk blogging lagi. Setelah dipikir-pikir, rasanya akan sia-sia kalau pengalaman ini tidak saya tulisan. Yah, setidaknya semoga kamu yang membaca jadi sedikit terhibur dan terinspirasi dari cerita perjalanan ini.

Pada tanggal 4 September yang lalu, seperti tulisan sebelumnya Alhamdulillah saya mewakili jurusan, fakultas, universitas, dan Aceh, untuk berangkat ke Jakarta dalam rangka menjadi delegasi di kegiatan ILC UI 2013. ILC UI ini adalah salah satu program tahunan dari rektorat Universitas Indonesia. Jadi, setelah melewati seleksi berkas yang terdiri dari CV, dan rancangan social project, saya dan teman saya, Aula, pun terpilih. Alhamdulillah.

Ini adalah pengalaman saya stay di Jakarta selama lebih dari seminggu. ILC UI memang  dilaksanakan pada tanggal 4 September 2013. Tapi karena saya takut telat sampai kesana dan juga karena didorong keinginan jalan-jalan terlebih dahulu, saya dan Aula pun memutuskan untuk berangkat pada tanggal 1 September. Serunya keberangkatan dimulai pada saat di Bandara Sultan Iskandar Muda. Kebetulan pada saat itu saya juga berangkat dengan ibu dan adik. Si adik kuliah di Jogya. Sudah hampir sebulan dia di Meulaboh. Jadi ibu juga ikut mengantarkan dia kembali ke Jogja. Berangkatnya sekalian. Hehe  J

Wah, ternyata penerbangannya delay! Sungguh membosankan.
Akhirnya sekitar pukul 15.00 dari bandara Sultan Iskandar Muda, saya dan Aula menuju Jakarta. Perjalanan alhamdulillah aman terkendali. Hanya saja saat transit di Bandara Kuala Namu saya juga harus ekstra sabar lagi karena harus menunggu keberangkatan ke Jakarta dalam waktu 30 menit! Itu pun harus menunggu di pesawat. Bayangkan saja. Bosan selama 30 menit gak bisa lakuin apa-apa.


Akhirnya saya tiba di Jakarta sekitar pukul 20.00. Sebelumnya saya sudah mempunyai LO. Ninis namanya. Selama ini kami hanya berkomunikasi via sms dan whatsapp. Dengan bantuannya juga, Alhamdulillah saya bisa tinggal di rumahnya sampai tanggal 4.

Dari Bandara Soekarno-Hatta, kami menuju pasar minggu. Menjadi hal yang sangat tak terlupakan karena kami berdua turun lebih cepat sebelum tempat pemberhentian bus. Ya alhasil kami harus menarik koper yang cukup berat sampai ke pangkalan ojek dan angkot. Hehe

Karena keadaan perut yang cukup keroncongan, akhirnya kami singgah di warteg. Setelah beberapa lama kemudian, saya bertemu dengan Ninis. Ternyata benar, sosok Ninis adalah orang yang sederhana, alim dan ramah. Tidak disangka akhirnya saya bisa bertemu langsung dengannya. Di Jakarta J

Kami pun menggunakan angkot ke jalan kober, tempat tinggal Ninis. Cukup jauh juga. Haha. Apalagi kami harus berjalan kaki ke arah rumahnya dari ujung jalan besar . Angkot tentu saja hanya mengantarkan kami didepan jalan. Ternyata harus jalan kaki juga ke lorong rumahnya. Jauuh..


Tanah Abang dan Mesjid Istiqlal di Depan Mata

Saya baru bisa tertidur pukul 12 malam di kamar Ninis. Kebetulan teman sekamar Ninis sedang liburan ke luar negeri. Jadi ada tempat tidur kosong buat saya. Tempat tinggal Ninis memang tidak terlalu besar. Tapi cukup nyaman. Ditambah lagi dengan fasilitas yang tidak seperti di kos saya sendiri. Seperti kulkas, tivi, kipas angin, dll. Hehe



Dengan sarapan yang seadanya, saya pun pergi dengan Aula menuju Tanah Abang. Wah, ini pertama kalinya saya kesana. Selama ini cuma bisa lihat di tivi. Yang saya bayangkan Tanah abang menjadi lebih tenang karena tidak ada lagi PKL (Pedagang Kaki Lima) yang menggangu jalan.

Menuju Tanah Abang dengan menggunakan KRL. Untuk pertama kalinya, saya kebingungan dengan kendaraan umum ini. Untung ada Ninis yang memandu kami. Mulai dari cara membeli kartu dan stasiun apa saja yang akan dilewati.




Sesampai di Tanah Abang cukup padat! Semua orang berbelanja. Ya, di tanah abang berbelanja harus borong. Kalau cuma sepotong aja, harganya akan mahal. Tapi kalau beli kodian, harganya akan lebih murah. Setelah menemani Aula berbelanja beberapa jam yang melelahkan, kami pun menuju ke Masjid Istiqlal. Mesjid ini yang biasanya hanya saya lihat di televisi. Akhirnya saya bisa masuk dan merasakan betapa tenangnya shalat disana. Alhamdulillah, diberi kesempatan yang luar biasa oleh Allah.




Saya ada di Masjid Istiqlal sampai isya. Kebetulan ada teman saya yang juga dari Aceh datang ke masjid. Wah, senangnya double. Bisa bertemu dengan teman sesama daerah dan kami bertemu di masjid yang. terkenal itu.



Setelah shalat dan temu ramah dengan teman-teman yang lain, kami pun mencari makan malam. Eh, ternyata kaki kami tergerak ke jajanan pinggiran jalan di dekat rel kereta. Not bad, disana kami merasakan kebersamaan. Gak sangka, kami semua ada disini. Apalagi dengan dia J

Kota Tua, dan Monas Penuh Kenangan

Hari ke-3, saya, aula, Ninis dan temannya dari Malang menuju ke Jakarta Kota untuk berjalan-jalan ke Kota Tua. Kota Tua ini juga awalnya hanya tahu lewat tivi di acaranya Deddy Corbuzier, Hitam Putih. Katanya sih ada banyak patung manusia disitu. Pas kesana, ternyata tidak ada sama sekali. Hehe.mungkin patung-patungnya lagi cuti kali ya? :D



Kami pun menuju Monas. Ini yang kedua kali nya saya ke monaaas! Huaa, saya rindu masa-masa ini. Sudah tidak pernah kesana lagi sejak tahun 2009. Saat itu saya dan teman-teman lain sedang menikmati jalan-jalan setelah mengikuti lomba LCC UUD 1945 dan TAP MPR RI. Senangnyaa. Kali ini saya pun berkesempatan untuk naik ke atas monas. Dulu nya gak sempat. Tapi Alhamdulillah, kesempatan itu ada. Saya bersyukur. Ini Monas yang jadi ikonnya kota Jakarta!

Dari atas monas terlihat begitu padatnya kota Jakarta. Jakarta, tempat labuhan semua mimpiku. Eh, itu kata S07 :D
Sayangnya setelah ke Monas, energi saya semakin berkurang. Rasanya lelaah sekali. Demi menemani Aula, saya pun ke Roxy untuk menemaninya membeli Handphone baru. Ini semua demi, dan dengan rasa sedikit letih dan bosan sebenarnya.

Kami pun pulang di jam pulang kantor. Waa, padat sekali! Apa boleh buat, badan jadi terasa tidak fit lagi. Pulang dengan kereta dan menyempatkan diri makan malam di dekat kosannya Ninis. Pulang, dan tidur.Zzz. Besok sudah mulai bisa mempersiapkan diri ke Wisma Makara UI.



Yah, begitulah pengalaman saya selama 2 hari di Jakarta sebelum tinggal di Wisma Makara UI. Saya rasa, perjuangan travel nekad selanjutnya dengan uang pas-pasan akan sudah di mulai! Wait for another posting :)


Tidak ada komentar:

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...