Akhirnya saya memberanikan diri dan membunuh
rasa malas untuk blogging lagi. Setelah dipikir-pikir, rasanya akan sia-sia
kalau pengalaman ini tidak saya tulisan. Yah, setidaknya semoga kamu yang membaca
jadi sedikit terhibur dan terinspirasi dari cerita perjalanan ini.
Pada tanggal 4 September yang lalu, seperti
tulisan sebelumnya Alhamdulillah saya mewakili jurusan, fakultas, universitas,
dan Aceh, untuk berangkat ke Jakarta dalam rangka menjadi delegasi di kegiatan
ILC UI 2013. ILC UI ini adalah salah satu program tahunan dari rektorat
Universitas Indonesia. Jadi, setelah melewati seleksi berkas yang terdiri dari
CV, dan rancangan social project, saya dan teman saya, Aula, pun terpilih.
Alhamdulillah.
Ini adalah pengalaman saya stay di Jakarta selama lebih dari
seminggu. ILC UI memang dilaksanakan pada
tanggal 4 September 2013. Tapi karena saya takut telat sampai kesana dan juga
karena didorong keinginan jalan-jalan terlebih dahulu, saya dan Aula pun
memutuskan untuk berangkat pada tanggal 1 September. Serunya keberangkatan dimulai
pada saat di Bandara Sultan Iskandar Muda. Kebetulan pada saat itu saya juga
berangkat dengan ibu dan adik. Si adik kuliah di Jogya. Sudah hampir sebulan
dia di Meulaboh. Jadi ibu juga ikut mengantarkan dia kembali ke Jogja.
Berangkatnya sekalian. Hehe J
Wah, ternyata penerbangannya delay! Sungguh membosankan.
Akhirnya
sekitar pukul 15.00 dari bandara Sultan Iskandar Muda, saya dan Aula menuju
Jakarta. Perjalanan alhamdulillah aman terkendali. Hanya saja saat transit di
Bandara Kuala Namu saya juga harus ekstra sabar lagi karena harus menunggu
keberangkatan ke Jakarta dalam waktu 30 menit! Itu pun harus menunggu di
pesawat. Bayangkan saja. Bosan selama 30 menit gak bisa lakuin apa-apa.
Akhirnya saya tiba di Jakarta sekitar pukul
20.00. Sebelumnya saya sudah mempunyai LO. Ninis namanya. Selama ini kami hanya
berkomunikasi via sms dan whatsapp. Dengan bantuannya juga, Alhamdulillah saya
bisa tinggal di rumahnya sampai tanggal 4.
Dari Bandara Soekarno-Hatta, kami menuju
pasar minggu. Menjadi hal yang sangat tak terlupakan karena kami berdua turun lebih
cepat sebelum tempat pemberhentian bus. Ya alhasil kami harus menarik koper
yang cukup berat sampai ke pangkalan ojek dan angkot. Hehe
Karena keadaan perut yang cukup keroncongan,
akhirnya kami singgah di warteg. Setelah beberapa lama kemudian, saya bertemu
dengan Ninis. Ternyata benar, sosok Ninis adalah orang yang sederhana, alim dan
ramah. Tidak disangka akhirnya saya bisa bertemu langsung dengannya. Di Jakarta
J
Kami pun menggunakan angkot ke jalan kober, tempat
tinggal Ninis. Cukup jauh juga. Haha. Apalagi kami harus berjalan kaki ke arah
rumahnya dari ujung jalan besar . Angkot tentu saja hanya mengantarkan kami
didepan jalan. Ternyata harus jalan kaki juga ke lorong rumahnya. Jauuh..
Tanah Abang
dan Mesjid Istiqlal di Depan Mata
Saya baru bisa tertidur pukul 12 malam di
kamar Ninis. Kebetulan teman sekamar Ninis sedang liburan ke luar negeri. Jadi
ada tempat tidur kosong buat saya. Tempat tinggal Ninis memang tidak terlalu
besar. Tapi cukup nyaman. Ditambah lagi dengan fasilitas yang tidak seperti di
kos saya sendiri. Seperti kulkas, tivi, kipas angin, dll. Hehe
Dengan sarapan yang seadanya, saya pun pergi
dengan Aula menuju Tanah Abang. Wah, ini pertama kalinya saya kesana. Selama
ini cuma bisa lihat di tivi. Yang saya bayangkan Tanah abang menjadi lebih
tenang karena tidak ada lagi PKL (Pedagang Kaki Lima) yang menggangu jalan.
Menuju Tanah Abang dengan menggunakan KRL. Untuk
pertama kalinya, saya kebingungan dengan kendaraan umum ini. Untung ada Ninis
yang memandu kami. Mulai dari cara membeli kartu dan stasiun apa saja yang akan
dilewati.
Saya ada di Masjid Istiqlal sampai isya.
Kebetulan ada teman saya yang juga dari Aceh datang ke masjid. Wah, senangnya
double. Bisa bertemu dengan teman sesama daerah dan kami bertemu di masjid
yang. terkenal itu.
Setelah shalat dan temu ramah dengan
teman-teman yang lain, kami pun mencari makan malam. Eh, ternyata kaki kami
tergerak ke jajanan pinggiran jalan di dekat rel kereta. Not bad, disana kami merasakan kebersamaan. Gak sangka, kami semua ada
disini. Apalagi dengan dia J
Kota Tua,
dan Monas Penuh Kenangan
Hari ke-3, saya, aula, Ninis dan temannya
dari Malang menuju ke Jakarta Kota untuk berjalan-jalan ke Kota Tua. Kota Tua
ini juga awalnya hanya tahu lewat tivi di acaranya Deddy Corbuzier, Hitam
Putih. Katanya sih ada banyak patung manusia disitu. Pas kesana, ternyata tidak
ada sama sekali. Hehe.mungkin patung-patungnya lagi cuti kali ya? :D
Kami pun menuju Monas. Ini yang kedua kali
nya saya ke monaaas! Huaa, saya rindu masa-masa ini. Sudah tidak pernah kesana
lagi sejak tahun 2009. Saat itu saya dan teman-teman lain sedang menikmati
jalan-jalan setelah mengikuti lomba LCC UUD 1945 dan TAP MPR RI. Senangnyaa. Kali
ini saya pun berkesempatan untuk naik ke atas monas. Dulu nya gak sempat. Tapi
Alhamdulillah, kesempatan itu ada. Saya bersyukur. Ini Monas yang jadi ikonnya
kota Jakarta!
Dari atas monas terlihat begitu padatnya kota
Jakarta. Jakarta, tempat labuhan semua mimpiku. Eh, itu kata S07 :D
Sayangnya setelah ke Monas, energi saya
semakin berkurang. Rasanya lelaah sekali. Demi menemani Aula, saya pun ke Roxy
untuk menemaninya membeli Handphone baru. Ini semua demi, dan dengan rasa
sedikit letih dan bosan sebenarnya.
Kami pun pulang di jam pulang kantor. Waa,
padat sekali! Apa boleh buat, badan jadi terasa tidak fit lagi. Pulang dengan
kereta dan menyempatkan diri makan malam di dekat kosannya Ninis. Pulang, dan
tidur.Zzz. Besok sudah mulai bisa mempersiapkan diri ke Wisma Makara UI.
Yah, begitulah pengalaman saya selama 2 hari
di Jakarta sebelum tinggal di Wisma Makara UI. Saya rasa, perjuangan travel nekad selanjutnya
dengan uang pas-pasan akan sudah di mulai! Wait for another posting :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar