Allah memberikan teguran kepada hambanya
dengan berbagai cara. Dan saya mendapatkan teguran lewat kecelakaan kecil hari ini. Ini mungkin
menjadi teguran agar saya lebih berhati-hati di
jalan dan juga lebih bisa menjaga hati.
Pagi tadi, sekitar pukul 08.30, saya keluar
dari rumah menuju AAC Dayan Dawood. Sebenarnya hari ini memang tidak ada jadwal
kuliah. Tapi karena saya sudah bertekad mengikuti seminar AMYLC, saya pun
bersiap diri.
Hari ini memang terasa beda dari hari
sebelumnya. Hati menjadi tidak nyaman dan gelisah terus-menerus. Saya tahu ini tidak baik terus
dibiarkan. Saya pun menyempatkan diri untuk shalat Dhuha sebelum keluar rumah. Sebelum
ke AAC, saya juga terlebih dahulu membeli nasi bungkus di tempat biasanya. Mungkin
karena keluar dari rumah dengan perut kosong, saya menjadi tidak konsentrasi
membawa motor. Naas pun menimpa.
Saat berbelok ke arah kampus (Pertanian),
saya terkejut dengan klakson keras sebuah mobil yang sedang melaju kencang. Mungkin
saya akan langsung terseret jika tidak mengerem. Tapi disini lah kesalahannya. Sambil
berbelok, saya terlalu kuat mengerem. Alhasil saya pun terjatuh. Mobil hitam melewati saya tanpa rasa berdosa. Ya, saya tertabrak dengan aspal!
Astagfirullah. Saya mengucap berulang kali. Apa
yang salah dengan saya hari ini? Sepintas saya berpikir. Bukankah tadi sudah
shalat sunat Dhuha? Bukankah seharusnya saya sudah tenang? Saya berhusnuzan
pada Allah. Ternyata ini teguran. Teguran untuk tidak hanya mengingat Allah
pada saat duka. Kemana saya saat suka?
Sambil meringis kesakitan dan mengeluarkan
kaki yang terhimpit motor, saya melihat sekeliling. Tidak ada yang peduli. Saya
sudah pasrah. Di hari Sabtu tidak terlalu banyak mahasiswa di kampus.
Perlahan saya mencoba mengeluarkan kaki yang
terhimpit dan berdiri. Tapi tidak bisa. Akhirnya satpam di kampus pertanian
berlari menghampiri dan diikuti teman-teman saya yang lain. Saya menjadi lebih bingung saat teman-teman ikut
meramaikan dan semua bertanya, “kenapa Del?”, “Apa yang sakit?”, “Coba duduk
dulu”, “Buka dulu tasnya”.. ya Allah, saya bahkan tidak sanggup merespon pertanyaan dan saran mereka. Yang saya tahu, saya merasa sakit seluruh badan. Melemah.
Alhamdulillah, banyak teman-teman yang
menghampiri dan membawa saya ke RS terdekat. Jujur saja, saya tidak sanggup menahan
tangis. Sedih, sakit, malu, lemah... terasa sangat sakit sekali
saat dokter membersihkan luka saya dengan alkohol dan memoleskan salap. Air mata
terus jatuh. Sakit.
Apalagi luka ditangan harus dibersihkan
sebelum infeksi. Ada banyak pasir yang masuk ke dalam luka. Saya harus
menahan sakit yang lumayan itu tanpa berani melihat apa yang sedang dikerjakan dokter. Ah,
kaki, tangan, badan, kepala, semuanya lemas.
Saya berterima kasih sekali atas bantuan
teman-teman yang sudah mau membantu. Si kembar Lena Leni, Kak Julaini, Iin,
Azwar, Muri, dan Zainuddin. Alhamdulillah masih punya teman-teman yang baik
hatinya. Saya pun tidak lupa memberi tahu berita kecelakaan ini pada ayah dan
ibu di rumah. Sabar, karena harus dimarahi akibat tidak hati-hati di jalan.
Sekarang betul-betul harus istirahat total di
rumah. Rapat di UKM Pers DETaK terpaksa tidak saya hadiri mengingat kondisi
badan yang masih terasa nyeri. But, the
wounded is not too seriously, I can typing. Alhamdulilllah, I can share this terrible story for you all.
Koleksi obat juga semakin bertambah. Padahal
baru saja kemarin 2 kali ke pukesmas. Hah, memang badan ini sudah tidak fit. Bahkan
sampai sekarang kata-kata ibu ditelepon masih teringat,
“kalau ada ibu
disamping, gak akan ibu kasih ijin kemana-mana. Seminar lah, rapat lah, ikut
ini lah itu lah. Ini karena gak ada ibu, jadi dela suka-suka aja kemana-mana”..
huhu.. ibu memang yang paling perhatian. Merasa bersalah karena tidak bisa
menjaga kesehatan diri sendiri dengan baik. Wah, saya harus ekstra perhatian dengan luka-luka ini. Berpikir tentang bekasnya. Oh no..
Apa yang bisa menjadi hikmah dari kisah ini?
Tetap berhati-hati saat berkendara. Tidak ada
yang tahu kapan kecelakaan itu terjadi. Tapi setidaknya kita bisa menjaga diri
dengan baik. Selalu gunakan helm!
Dan bagi perempuan, memakai kaos kaki itu
penting. Ini terbukti saat kecelakaan, saya tidak terluka tidak terlalu parah. Ada
kaos kaki yang melindungi. Selain itu kaos kaki juga melindungi kaki dari
sengatan matahari yang terik kan? J
Yang terpenting, jangan lupa untuk membaca
doa ketika hendak berpergian. Shalat sunat Dhuha lah jika ada waktu. Tetap
berhusnuzan pada Allah. saya mengganggap ini adalah teguran. Mungkin selama ini
saya sibuk dengan diri sendiri. Mungkin juga karena kurang sabar.
Jangan lupakan Allah sedikit pun.Allah selalu dekat dengan kita. Jika kita
kurang beribadah, mungkin Allah akan berkata, “Kenapa kau jauh dari-Ku?”....
Semoga saya, kamu dan mereka selalu mendekatkan
diri pada Allah dan dilindungi oleh Allah. Amin.