Tidak terasa. Tepat diawal
Maret nanti, saya resmi setahun menyandang predikat “awardee” LPDP.
Alhamdulillah, dengan beasiswa tersebut, kini saya sedang menjalani studi
semester kedua di Program Master Sains Agribisnis di IPB. Beruntungnya lagi, saya memperoleh IP diawal
semester yang cukup bagus. Sungguh ini merupakan rezeki yang dilancarkan oleh-Nya, juga berkat usaha dan doa dari orang tua
yang tak putus-putusnya.
Saya seorang anak sulung dari
kedua orang tua yang berprofesi guru, meyakini bahwa pendidikan adalah
segalanya dan perubahan nasib berawal dari pendidikan yang lebih baik. Terlebih
lagi untuk seorang perempuan, patutnya perempuan menjadi cerdas dan berwawasan
luas agar kelak mampu memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Mungkin itu juga yang menjadi
alasan ayah dan ibu begitu keukeuh
mendorong saya untuk mempersiapkan diri mengikuti seleksi beasiswa S2 tahun
lalu. Tak hanya ingin berkuliah di dalam negeri, bahkan sebelum wisuda sarjana
pun saya bermimpi mengenyam pendidikan ke luar negeri. Tapi takdir berkata
lain. Kota Bogor akhirnya menjadi kota pendidikan saya untuk studi master
dengan target selama 2 tahun.
Menemukan Peluang Lewat Edufair
Bagi Scholarship Hunter, LPDP tentu menjadi salah satu list beasiswa yang
diincar. Masih jelas dibenak saya ketika masih sibuk mempersiapkan diri
mendapatkan beasiswa, ayah pernah berkata, “Zaman
sekarang ini gak susah nyari beasiswa. Beasiswa itu seperti ikan di laut.
Masalahnya hanya ada di kita aja. Apa kita mampu mendapatkannya”.
Benar juga. Kini pemerintah
dalam negeri maupun luar negeri memberikan peluang yang cukup besar pada
masyarakat untuk mendapatkan beasiswa pendidikan. Tapi itu semua tergantung
pada SDM masing-masing kita. Apakah kita benar-benar layak menjadi salah satu
kriteria yang dicari.
Beberapa waktu lalu (31 Januari
2017), saya menjadi panitia pada sebuah pameran beasiswa dan pendidikan yang
dilaksanakan oleh LPDP di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta. Di
ajang ini, LPDP bersama universitas mitra dan beberapa penyedia layanan
beasiswa lainnya melakukan “promosi”, talkshow, prediction test TOEFL-IELTS-TOEIC dan art performances. Terlibat dalam sebuah agenda besar LPDP yang
dihadiri lebih dari 12.000 pendaftar merupakan sebuah kebanggaan. Bagi saya,
ajang pameran pendidikan seperti Edufair ini adalah sebuah peluang yang sangat
baik untuk masyarakat luas agar mengenal lebih dekat berbagai beasiswa
pendidikan dan kampus ternama di penjuru dunia.
Pada acara Edufair tahun ini, saya
menjadi panitia di bagian Information
Desk. Saya mengira jobdesc
dibagian ini tidak begitu rumit dan sibuk. Tapi pada kenyataanya, saya harus
siap siaga menjawab beberapa pertanyaan dari pengunjung yang membludak dan melayani
keluhan-keluhan exhibitors yang kebanyakan
seorang bule.
Saat pameran berlangsung, seorang
ibu bertanya pada saya, “Apakah ada
beasiswa lain selain LPDP? Anak saya ingin ke Amerika”. Lalu saya menjawab,
“Ada bu, untuk beasiswa ke Amerika selain
LPDP, anak ibu bisa mengambil beasiswa Fulbright”. Ada sisi menarik dari
pengalaman melayani ibu dan anak tersebut. Saya melihat sosok seorang ibu yang
bersusah payah dan rela menemani anaknya masuk dalam kerumunan para pencari
beasiswa lainnya. Orang tua yang begitu bersemangat dan menginginkan yang
terbaik untuk anaknya agar mendapatkan beasiswa.
Antusias para pengunjung
Edufair yang pun sangat tinggi. Kebanyakan dari mereka bertanya, “Kapan beasiswa LPDP akan dibuka kembali?”.
Saya menyimpulkan peminat beasiswa LPDP begitu dinanti oleh banyak orang.
Dulu, saya pun pernah berada di
dalam kerumunan orang-orang pencari beasiswa tiap kali diadakan pameran
pendidikan. Berdesak-desakan, memborong leafleat
informasi beasiswa dan brosur kampus luar negeri serta mengoleksi banyak goodie bag. Saya terharu karena pernah
merasakan hal yang sama seperti mereka. Mencari informasi sebanyak-banyaknya
adalah bagian dari preparation. Victory
loves preparation.
Kebijakan
Baru LPDP 2017
Sejak Februari 2017, LPDP
kembali membuka pendaftaran dengan ketentuan terbaru. Ada beberapa ketentuan
yang berubah dibandingkan tahun lalu. Dulu LPDP membuka pendaftaran 4 kali
dalam setahun. Kini LPDP hanya membuka 2 kali. Satu kali untuk peminat studi
Dalam Negeri dan satu kali untuk peminat studi Luar Negeri. Terdapat tambahan
tahap seleksi Assesment Online, dan
beberapa perubahan ketentuan lainnya.
Membidik beasiwa tidak lah
gampang. Perlu perjuangan dan pengorbanan untuk mendapatkannya. Termasuk tenaga
dan biaya. Ini yang saya rasakan ketika berusaha mendapatkan beasiswa LPDP
setahun yang lalu. Saya mempersiapkan segala administrasi pendaftaran dan berusaha
meningkatkan skor TOEFL.
Banyak adik-adik kelas dan
teman saya begitu tergugah dengan kesempatan yang LPDP berikan. Tapi itu terasa
sia-sia jika usaha yang dilakukan masih setengah-setengah. Seperti apa? Seperti
masih ragu dapat meningkatkan nilai TOEFL, masih ragu memilih kampus tujuan,
masih ragu untuk hidup diluar negeri, masih ragu memilih antara kuliah atau
menikah, dan keraguan-keraguan lain yang menghantui.
Benar kata teman saya. Setiap
fase hidup ini, kita harus punya tujuan. Dan keyakinan adalah modal dari
segalanya. Usaha akan melengkapi keyakinan dan doa akan menyempurnakannya.
Begitu banyak yang ingin mendapatkan beasiswa, tapi mereka tidak tahu mengapa
mereka “harus” mendapatkannya.
Dalam rangka mengulang memori
masa-masa perjuangan mendapatkan beasiswa hingga saya menjadi seorang perantau,
saya bertekad menulis ini agar menjadi motivasi untuk para scholarship hunters. Ini juga menjadi pembelajaran bagi saya agar
lebih banyak berusaha, yakin, dan bersyukur. Telah menjadi awardee bukan
semata-mata menikmati beasiswa saja atau memamerkan foto-foto yang instagramable. Tapi ada beban moral yang harus dipegang teguh untuk Indonesia lebih
baik. Mengabdi untuk Indonesia ketika selesai studi dan berkontribusi sebaik-baiknya
untuk pembangunan daerah. Setia dengan nilai LPDP; berintegitasi, professional,
bersinergi, melayani dan sempurna.
Persis juga seperti harapan Ibu
Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani pada acara Welcoming Alumni pada 4 dan 6
Februari lalu. “Agar seluruh awardee LPDP
merupakan bagian dari SOLUSI bagi Bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita
Indonesia yang adil, makmur, beradab dan bermatabat”. Semoga seluruh
awardee baik LPDP maupun awardee dari beasiswa lain menyadari bahwa mendapatkan
beasiswa merupakan suatu rezeki yang patut disyukuri karena tidak semua orang diluar
sana beruntung mendapatkannya [KF]