Kau tahu mengapa aku menyayangimu lebih
dari apapun? Karena kau menulis. Suaramu tak akan pernah padam ditelan angin.
Akan abadi. Sampai jauh, jauh dikemudian hari” (Pramoedya Ananta Toer).
Banyak orang begitu lancar dan
mengalir mengemukakan ide ketika berbicara. Namun susah menyampaikannya dalam
sebuah tulisan. Begitu juga sebaliknya. Menulis adalah sebuah skill yang tak semua orang menguasainya.
Susah, tapi bisa dipelajari. Menulis seperti sebuah seni yang membutuhkan
keterampilan yang tak bisa mengandalkan satu panca indera. Bagi saya, menulis laksana
kekayaan kreativitas yang elegan. Lebih dari sekedar menyusun rangkaian kata, menantang
dan begitu seru.
Beberapa
hari lalu, Sabtu (25 Februari 2017), saya dan beberapa teman dari awardee LPDP IPB mengikuti kegiatan
sharing tentang strategi dan trik
menulis menembus media oleh Mata Garuda Institute di Gedung LPDP
Kementerian Keuangan RI, Jakarta. Mata Garuda adalah Keluarga Besar para
penerima beasiswa LPDP baik yang masih berstatus awardee maupun yang sudah berstatus alumni. Meski harus membatalkan
agenda lain, saya menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan “mahal” ini.
Bhima Yudistira, alumni LPDP yang
kini bekerja sebagai Ekonomi di INDEF (Institute for Development of Economics
and Finance) berbagi wawasan dan pengalaman tentang tips dan trik menulis pada
semua peserta yang hadir. Bhima menjelaskan bahwa hal terpenting ketika menulis
di suatu media (baik media cetak atau media online) adalah mengetahui dengan
jelas arah penulisan. Apakah tulisan yang dibuat menunjukkan sebuah positioning (keberpihakan) ataukah mengandung
sebuah gagasan baru.
Menulis
akan menjadi aktivitas yang berat jika jarang membaca. Bima Yudistira
menyarankan untuk lebih sering membaca buku dan mengurangi sumber-sumber informasi
yang bersifat instan. Mengapa? Karena informasi yang disajikan lewat media
online biasanya terputus-putus sedangkan menulis untuk menembus media perlu
pemahaman yang mendalam untuk membentuk sebuah ide baru.
Menjadi
awardee LPDP mempunyai tanggung jawab
moral untuk memberikan kontribusi terbaiknya untuk Indonesia. Oleh karena itu
menulis dan memberikan gagasan baru untuk perubahan daerahnya atau Indonesia
secara umum adalah hal yang sangat dianjurkan. Bhima, yang juga lulusan gelar
magister Finance di Bradford University saat memberikan materi saat itu juga
menambahkan, “Ketika menulis, harus ada
yang menarik, yang berbeda. Jangan mau tulisannya biasa-biasa saja”. Benar sekali.
Tulisan yang menarik dan unik akan
berpeluang lebih besar untuk diterbitkan. Dan menulis yang menarik itu
sebenarnya susah-susah gampang. Bagaimana, Berani mencoba? [KF/270217]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar