Minggu, 11 Desember 2016

Training of Trainer Tim Balindroponik

Siapa bilang bercocok tanam itu sulit? Sempit perkarangan rumah? Tanah kurang subur? Atau karena terlalu sibuk? Waah. Ini sama sekali bukan alasan untuk enggan menanam! Tanah bukan satu-satunya media menanam loh. Ada buaanyak alternatif media lain agar tanaman dapat tumbuh dengan subur. Caranya gimana? Hidroponik!

Hidroponik adalah fokus kegiatan yang sedang saya tekuni bersama tim MI (Menyapa Indonesia) PK-69 LPDP. Menyapa Indonesia adalah program community development (pengembangan masyarakat) yang dikelola oleh para penerima beasiswa pendidikan LPDP. Program MI dari PK-69 ini kami beri nama “Balindroponik”, yaitu pembinaan masyarakat melalui budidaya tanaman secara hidroponik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lokasi pembinaan MI terdapat di Dusun Pasir Madang, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Jawa Barat. Program MI yang kami laksanakan ini InsyaAlah berlangsung dalam jangka waktu selama 2 tahun.



Minggu lalu (11/12/2016), saya bersama tim Menyapa Indonesia PK-69 LPDP bersilahturahmi dengan Pak Zulfikar Moesa, salah satu dosen dari Fakultas Peternakan IPB yang kini aktif membudidayakan tanaman hidroponik. Semacam TOT (Training of Trainer), saya dan beberapa rekan tim MI lainnya mendapat banyak ilmu dan wawasan sebelum diaplikasikan langsung pada masyarakat di Pasir Madang. 


Sosoknya yang ramah dan bersahaja terlihat begitu bersemangat ketika berbagi ilmu pada kami. Meski jalannya sudah tertatih, ia masih aktif kesana kemari sambil memperlihatkan beberapa media tanam dan alat bekas yang berfungs sebagai wadah tanam. Sesekali ia terbatuk-batuk sambil memperlihatkan presentasi dari slide powerpointnya.



Setelah selesai meng-eksplor sisi kreatif merancang wadah dan media tanaman hidroponik secara langsung, kami menikmati makan siang bersama. Candaan ringan melengkapi percakapan siang itu. Beliau juga berbagi kisah masa mudanya pada kami. Beliau mengatakan bahwa masa muda perlu untuk dinikmati dan dijalani dengan memberi manfaat pada orang lain. Beliau juga menyampaikan rasa salutnya pada kami karena mempunyai ide untuk membantu masyarakat pedalaman melalui hidroponik.

“Saya sangat bangga pada kalian anak muda karena sudah mau ikut membantu mensejahterakan masyarakat”, ungkap beliau dengan sedikit terbatuk.

Beliau mengatakan bahwa mempelajari hidroponik memerlukan modal sisi kreatif dan kesabaran. Sisi kreatif diperlukan saat merancang wadah agar hidroponik menjadi lebih menyenangkan dan tidak monoton. Sisi kesabaran dibutuhkan karena tanaman responsif  dengan suhu dan lingkungan. Oleh karena itu tanaman hidroponik perlu diperhatikan secara intensif, termasuk mulai dari penyemaian, penyiraman hingga pemupukan yang tepat.

"Ketika merancang wadah tanam hidroponik, kita harus mengetahui beberapa sifat fisika dan sifat dari tumbuhan yang kita tanam. Ada tanaman yang sensitfi dengan cahaya matahari, ada yang tidak. Ada yang perlu banyak air, dan juga sebaliknya", jelas Pak Zul.

Tenyata memulai hidroponik menyenangkan! Apalagi jika nantinaya berhasil membina masyarakat desa dengan sistem ini. Jika masyarakat sudah terbiasa dengan sistem baru menanam ini,  mungkin tak ada alasan lagi untuk masyarakat pedalaman kekurangan gizi dan sulit meningkatkan kesejahteraan keluarga. 

Insya Allah, mudah-mudahan kami dapat memberikan yang terbaik untuk masyarakat Pasir Madang. Belajar hidroponik juga bisa dimulai dari dirumah sendiri kan? Yuk menaman!

Tidak ada komentar:

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...