Keluarga kami sejak dulu bukanlah
keluarga “gaul” yang menggangap Hari Ulang Tahun adalah hari yang spesial dan
perlu dirayakan besar-besaran. Tapi juga bukan keluarga yang terlalu fanatik dengan istilah “Hari Ulang
Tahun”. Perayaan ulang tahun di keluarga kami hanya sebatas makan bersama
dengan menu kesukaan. Not really a
special day. We’d like to celebrate it with spending time
together and going somewhere.
Masih teringat jelas di memori
ini, ketika berumur 7 tahun akhirnya saya bisa merasakan bagaimana pesta ulang
tahun. Dengan gaun
jahitan berwarna perak, saya merasa sangat senang di hari itu. Teman-teman
sepermainan (tetangga) dan teman-teman sekolah berdatangan sambil membawa kado.
Mereka semua memakai gaun yang indah sambil menenteng kado masing-masing.
Tapi jujur saja, dulu saya masih sangat lugu. Merayakan ulang tahun itu
hanya semata-mata ingin mendapatkan kado dari teman-teman. Hehe, asik ya, membayangkan
masa kecil. Kita berpikir seperti tidak ada beban.
Nah pada akhirnya, 25 Mei yang lalu, ayah tercinta pun tiba giliran
berulang tahun. Awalnya saya lupa dengan tanggal spesial itu. Tapi setelah adik
saya, Dita, mengabari bahwa hari itu adalah hari spesial, saya pun kemudian segera
mengabari ayah.
“Ayah tahu hari ini hari apa? Hari ini ulang tahun Ayah“, sambil
cengengesan. haha
“Iya, Dita bilang seperti itu“ jawab ayah kalem.
(wah ini ayah santai aja ya. Gak ada yang
spesial-spesialnya)
“Selamat ulang tahun ya yah. Panjang umur ayah, sehat juga“
“Iya, Amin, yang penting anak
ayah semuanya sukses nanti" doa ayah.
Saya pun langsung terharu mendengar doa ayah ini. Karena meskipun ayah
tidak terlalu menggangap hari itu adalah hari yang spesial. Tapi ayah mendoakan
kami anak-anaknya agar sukses kedepan. Ya Rabb, semoga Engkau senantiasa
menjaga kedua orang tuaku
Ayah, Sosok Orang Tua Yang Perhatian
Saya bersyukur karena ditakdirkan
mempunyai seorang ayah yang (meskipun) hanya seorang guru. Ibu juga seperti
itu. Jadi, selain mengajar di kelas, mereka masih mempunyai waktu yang cukup
buat kami anak-anaknya. Bayangkan jika orang tua saya adalah orang tua karir
yang terlalu sibuk dengan pekerjaan kantor, mana mungkin saya tahu cara
berwudhu yang benar, bagaimana saya harus mengerti melihat jam, mengerti tajwid
saat mengaji. Saya bersyukur karena orang tua menjadi guru
terbaik dalam hidup. Yah, saya benar-benar bersyukur.
Ayah bukan lah sosok sangar yang
ditakuti oleh orang banyak. Ayah terbiasa bergaul dan ramah dengan orang lain. Hal ini terlihat karena
ayah punya relasi yang bagus dengna orang lain.Perhatian
yang ia berikan tercurah pada anak-anaknya. Terutama saya, sebagai anak pertama.
Saya banyak diajari oleh ayah tentang agama, dan wawasan umum selama dirumah.
Meskipun Matematika bukanlah menjadi bidang andalan ayah, tapi saya sangat bisa
mengerti perkalian dan mengenal cara baca jam analog.
Memang Ayah dan Ibu dulu tidak
terlalu banyak mengajari saya tentang ini dan itu. Saya lebih senang belajar
otodidak dan segera menanyakannya pada ayah dan ibu jika ada hal yang tidak
saya mengerti. Lambat laun kemandirian saya pun tumbuh dari masa-masa ini.
Tidak Merokok Dan Senang
Dengan Kebersihan
Ayah pernah bilang kalau Ayah bukan salah satu anak muda “gaul“ di masa
mudanya. Istilah “gaul“ identik dengan perokok. Lah Ayah? Sampai sekarang ayah
bukan perokok. Ini lah yang saya banggakan dari seorang Ayah.Beliau mampu
memberikan contoh yang baik hingga tua pada anak-anaknya.
![]() |
Ayah Saat Mengajar |
![]() |
dan Ibu Saat Mengajar |
Pekerjaan rumah pada dasarnya sangat wajar jika dilakukan oleh perempuan. Tapi di keluarga kami, Ayah adalah satu-satu
orang yang sangat responsive terhadap kebersihan. Dalam satu hari, setiap pagi
dan sore jika tidak ada jadwal mengajar, ayah sering membersihkan rumah.
Menyapu, menyiram bunga, dsb. Ini pekerjaan yag biasa dikerjakaan perempuan.
Tapi ayah dan ibu seperti bisa membagi pekerjaan rumah. Sebaliknya, Ibu selalu
dan hanya mengerti tentang seluk beluk di dapur. Masalah bikin kue, es krim, mie, dsb, wah itu jagonya ibu deh! hehe
Banyaknya peralatan dan perkakas pecah belah di rumah membuat ayah selalu
overprotecting menjaganya. Ayah rajin membersihkannya dan sangat gamang tiap
kali banyak sepupu dan keponakan yang berlari-lari dirumah. Saya sendiri
jadi was-was. Huft.
Selamat Ulang Tahun ,
Yah
Bahkan ketika tulisan ini ditulis pun, ayah tidak pernah membacanya. Ya,
ayah bukanlah orang yang melek teknologi. Hingga saat tulisan ini dipublish
pun, saya masih memberitahukan pada ayah bagaiman membuka
keumala-goldenwings.blogspot.com. hehe
Tapi tulisan ini tidak harus dibaca, saya ikhlas menuliskannya.
Perasaan sayang, gembira, dan respek pada orang tua jauh dari sekedar
menulis kata-kata sederhana di blog ini. Meskipun demikian, saya merasa lega,
karena meskipun jarak jauh, saya bisa berbuat sesuatu meski hanya dengan kata-kata.
Selamat hari lahir Yah, semoga keinginan Ayah agar anak-anaknya sukses
terkabul. Panjang umur dan sehat selalu. Toga yang akan aku pakai tidak lama
lagi kau lihat. Membanggakanmu sekarang dan masa depan. Amin
1 komentar:
Selamat ulang tahun buat Ayah-ayah di seluruh dunia.
Ayah merupakan sosok pahlawan sejati, yang tanpamu, kami-kami ini sungguh tidak memiliki arti.
Selamat ulang tahun Ayah !
Posting Komentar