Minggu, 14 April 2013

Praktikum Itu Bukan Sekedar Jalan-jalan


Kuliah di tingkat 3 ini memang tidak semudah yang dibayangkan. Banyak perjuangan yang harus dilalui menuju penelitian akhir. Masih banyak tantanggan praktikum yang terselip dibeberapa semester. 

Selain beternak ayam broiler, aku juga harus meneliti tentang budidaya perikanan dibeberapa tempat yang sudah direkomendasikan oleh dosen. Tambak ikan nila di Lampineung Aceh Besar, ya.. disana kami berkesempatan untuk mengunjungi lokasi dan bertanya pada petani tentang budidaya serta analisa usahanya. Nantinya kami akan membuat laporan karena menjadi salah satu kewajiban di dalam 3 sks.

Pada dasarnya kuliah itu hanya belajar teori. Saat praktikum dan terjun kelapangan lah pengetahuan itu akan diuji. Terkadang teori yang kita dapati di kelas tidak sama dengan realisasi saat berhadapan langsung dengan masyarakat. Itu lah pentingnya bersosialisasi. Ilmu itu akan terus berkembang.


Sekitar 4 kali pertemuan, aku dan teman lainnya banyak berdiskusi dengan Pak Jufri. Beliau adalah pemilik ikan nila yang juga kebetulan kenal dengan dosenku. Awalnya  aku merasa ragu dengan tempat praktikumnya. Tempatnya sunyi, dan tidak seperti lokasi usaha lainnya. Tapi, setelah disambut dengan antusias, baru aku sadar, ternyata suasana lokasi usaha ikan nila memang lengang. Ada puluhan tambak disana. Setelah beberapa kali pertemuan, ada banyak sekali ikan nila didalamnya.

Tidak hanya berdiskusi tentang manajemen berwirausaha ikan nila, produksi, tapi kami juga harus bertanya langsung dengan petani tentang analisa usahanya. Baik itu modal, biaya pekerja, sewa, harga pupuk, harga jual dan lain-lain. Kami juga berkesempatan untuk bisa menyaksikan langsung bagaimana proses pemanenan yang nantinya ikan-ikan itu akan dijual dibeberapa pasar.

“Beda alam, beda juga manajemennya. Baik itu menyangkut tanah, air, pupuk, penyakit dan sebagainya”, jelas pemilik usaha, Pak Jufri, di sela-sela diskusi.

Pak Jufri, Pemilik Usaha Ikan Nila


Petani itu Profesi Mulia
Sangat menyenangkan! Di praktikum kali ini, kami tidak hanya mendapatkan pengetahuan bagaiman berbudidaya ikan yang baik dan benar, tapi kami juga bisa bersilahturahmi dengan para petani lainnya yang datang ke lokasi tambak. Bertani itu sama sekali bukan profesi yang hina. Sama sekali tidak! Justru bertani itu adalah profesi yang mulia. Baik itu petani pangan maupun nelayan. Aku membayangkan betapa susah mereka membesarkan ikan dan kemudian menjualnya. Jika tidak cukup untuk dijual, ya cuma sekedar makan. Aku kagum dengan perjuangan petani yang sama sekali tidak takut kotor atau pun sekedar jijik untuk masuk kedalam tambak yang tentu saja berbau amis. Itu semua mereka lakukan juga untuk mencukupi pangan masyarakat.


Bu Leukat dan Perpisahan
Empat kali pertemuan sudah terlewati. Kami sepakat membuat sedikit acara perpisahan dengan para petani. Kami membuat “bue leukat” (nasi ketan) untuk dimakan bersama-sama. Alhamdulillah, aku dan teman-teman lainnya sangat senang. Apalagi sudah berkesempatan untuk bertemu dengan para petani yang memberikan informasi sekaligus motivasi.

“Suatu penghargaan bagi kami karena kalian semua sudah berhadir untuk praktikum disini. Mudah-mudahan ada ilmu dan kesan baik yang kalian dapatkan jika sudah terjun ke masyarakat langsung. Jika ada kekurangan pada sikap, pakainan dan lain-lain, itu adalah faktor alam”, ujar Pak Jufri sambil tersenyum.



Pak Wan yang sudah banyak membantu

Ternyata tidak hanya itu saja, lebih dari bue leukat dan kopi. Kami juga diberi oleh-oleh dari pak Jufri membawa puluhan ikan nila. Wah! Kami sangat senang, selain disambut dengan hangat, kami juga mendapatkan hasil panen. Tentu saja praktikum itu bukan sekedar jalan-jalan ^_^



Biarlah nasi ketan kuning dan secangkir kopi sebagai perpisahan praktikum kali ini. Biarlah kopi yang aku cicipi itu pahit, setidaknya ada kenangan manis yang sudah aku dapatkan. Semoga tidak hanya untuk kali ini saja, tapi baiknya seperti yang dikatakan Pak Wan. “Silahturahmi ini seperti “bu Leukat” yang selalu melekat diantara kita”. Tidak hanya untuk kali ini saja, tapi juga untuk masa depannya. Sampai bertemu dilain kesempatan, Pak! 

Tidak ada komentar:

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...