“Anda tahu tidak mengapa lulusan
Fakultas Pertanian tidak mau menjadi petani setelah lulus?.” Tanya Bob Sadino
pada salah seorang peserta seminar PTPN 7 (12/0) di Gedung Saburai PKOR, Way
Halim.
“Karena di ainigin mengaembangkan
ilmunya dibidang pendidikan, Om,” jawab Sugeng (54) yang berprofesi sebagai
guru.
“Salah! Lulusan Fakultas
Pertanian tidak ada yang mau menjadi petani karena gurunya, dosennya itu bukan
petani,” jawab laki-laki yang 9 Maret lalu merayakan ulang tahunnya itu.
Jawaban yang tegas itu mengundang
tepuk tangan dari hampir seluruh peserta seminar.
Bob yang sempat keliling dunia
itu menjelaskan, kondisi di Indonesia berbeda dengan Jepang dan Jerman. Jika di
Negara Jepang dan Jerman, Dosen FP adalah seorang petani, tapi di Indonesia,
pengajar FP bergelar doktor atau insinyur, bukanlah petani.
Inilah yang menyebabkan banyak
lulusan Fakultas Pertanian yang ogah menjadi Petan. Tak ada guru yang
mengajarkan indahnya menjadi seorang petani, karena gurunya tak pernah menjadi
petani.
Menurutnya, pola pembelajaran di
Jepang dan di Jerman soal pertanian sangat mengedepankan praktek dan
pengalaman. Ia menyimpukan, sebenarnya Indonesia tak butuh Fakultas Pertanian. “Tak
ada petani yang dihasilkan dari Fakultas Pertanian, jadi untuk apa Fakultas
Pertanian dibuar?” ujar Bob yang disusul gelak tawa oleh para peserta seminar.
Bob melanjutkan , jika lulusan
Fakultas Kedokteran setelah lulus menjadi dokter seharusnya lulusan Fakultas Pertanian juga
sama. Namun, kenyataannya sangat jarang mahasiswa yang menyandang gelar Sarjana
Pertanian bersedia terjun langsung menjadi petani.
Dalam seminar yang berlangsung
selama dua jam itum Bob juga mengkritisi orang-orang yang bergelar namun tidak
berhasil menjadi seorang wirausahawan. Kata “goblok” yang mulai menjadi ciri
khas Bob setelah ‘celana pendek’-nya sering membahana di ruang seminar. Ia tak
segan melontarkan kata itu kepada peserta seminar yang bertanya soal kunci
sukses berwirausaha, ini karena ia tak mengenal istilah sukses.
Menurutnya, jika ingin
berwirausaha setiap orang hanya perlu kemauan, komitmen, pandai mencari peluan,
serta pantang menyerah. Yang terpenting menurut Bob adalah ‘lakukan saja’.
Ia juga tak mengenal istilah
analisis. Ia menilai, saat ini orang justru sibuk mengurusi masalah analisis
untung dan rugi. Hal itu justru membuat bnayak orang takut untuk memulai sebuah
usaha.
Kegagalan adalah pelajaran untuk
menjadi seorang pengusaha kaya. “jika tak pernah gagal, tak akan pernah
berhasil,” ujar Bob saat menjawab pertanyaan di akhir seminar.
Sumber : Teknokra, Tabloid Mahasiswa Universitas Lampung
No. 120 Tahun XII Edisi 01-21 Maret 2012