“If
it doesn’t challenge you, it does’t change you”
Ini salah satu quote yang
paling saya favoritkan hingga sekarang. Apalagi quote ini relevan dengan
keadaan sekarang, yaitu menjadi seorang perantau. Perantau yang kini berjuangan
menuntut ilmu agar ada peningkatan kualitas hidup.
Hal yang paling saya
khawatirkan adalah ketika saya tidak bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya. Maka karena itu perlu adanya tantangan hidup agar timbul suatu
perubahan. Merantau adalah salah satu cara untuk merasakan sebuah “perubahan”. Jika kita tidak memberi tantangan untuk
diri sendiri, tentu tidak akan mengubah suatu apapun dari diri kita.
Dua bulan berlalu sudah dan
kini menjadi warga (sementara) di kota Bogor. Saya menjadi mahasiswa pada
program studi Agribisnis IPB sejak awal September 2016. Terpilih menjadi
penerima beasiswa LPDP juga anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT. Alhamdulillah,
suatu syukur yang tak terkira bisa mewujudkan mimpi menuntut ilmu ke tingkat
yang lebih tinggi lagi. Allah memberikan saya peluang untuk bisa melihat lebih kehidupan
yang lebih nyata melalui perbedaan adat, kultur, bahasa dan cuaca daerah lain
selain di Aceh.
Sejak memperoleh kepastian
berkuliah di IPB, saya sengaja tidak ingin mencari tahu deskripsi riil terkait situasi
dan kondisi Kota Bogor. Saya membiarkan pengetahuan dan segala sesuatu tentang
Bogor berjalan seiring waktu secara natural. Hanya garis besarnya saja yang
saya kepoin dari senior yang terlebih
dulu tinggal di Bogor. Mengapa demikian? karena menurut saya, itulah yang
membuat sebuah tantangan dan petualangan hijrah ke daerah baru menjadi semakin
bermakna. Terkadang pun apa yang kita
dengar dari orang lain akan berbeda feel
nya dengan apa yang kita lihat dan kita rasakan secara nyata. Eciee. Haha. Let it be to be a wild world! I was really
excited to get a new experience.
Saking antusias ingin segera mendapatkan
pengalaman baru, maka ketika melihat kondisi Bogor secara langsung, khususnya
Dramaga, tidak menjadi hal yang mengejutkan bagi saya. Yaa, awalnya memang sedikit
terasa aneh dan tidak nyaman. Mulai dari kemacetan lalu lintas, kondisi
perumahan yang sesak, juga cuaca hujan dan petir yang hampir setiap hari. Wajar.
Sudah sepantasnya kenyataan harus
diterima tanpa harus mengeluh dan menyesali kondisi yang ada. Diperlukan
kemampuan beradaptasi dengan cepat menghadapi kondisi lingkungan seperti ini. Menghadapi
sesuatu hal yang baru benar-benar menguji mental seorang awardee.
Alhamdulillah kondisi semrawutnya
daerah kosan sudah saya terima dengan ikhlas. Mau tidak mau bisa diterima
dengan hati yang lapang selama 2 tahun masa studi, Insya Allah. Semangat kakak!
Agribisnis;
sebuah jalan terpilih
Jauh saat masih dibangku SMA,
tak pernah terpikirkan oleh saya bahwa pertanian menjadi bidang ilmu yang saya
geluti. Cita-cita menjadi seorang pembawa berita televisi dan seorang ahli gizi
lambat laun sirna. Tergantikan dengan sebuah prospektif cita-cita baru bersama
ilmu agribisnis.
Di kelas master sains Agribisnis
angkatan saya, tercatat 50 orang mahasiswa master. 50 orang mahasiswa terdiri
dari mahasiswa reguler, mahasiswa fast
track (percepatan S1 ke S2), dan mahasiswa joint degree ke University Goettingen, Jerman. Wow! ini jumlah yang
tak sedikit untuk ukuran mahasiswa magister. Alhasil, dari sekian banyak
mahasiswa, hingga sekarang, saya belum bisa menghafal seluruh nama teman-teman
di kelas. Hehe
Teman-teman seangkatan memiliki
kelebihan yang berbeda-beda. Banyak diantara mereka yang berprestasi sejak masa
S1 nya dulu, banyak yang sudah bekerja dan banyak juga yang sudah memiliki
usaha sendiri. Sedangkan saya dulunya hanya berstatus fresh graduate. Pengalaman hanya seumur jagung. Tentu jauh tertinggalan
jika perbandingannya dengan teman-teman lainnya.
Saya mencoba untuk bisa
memahami dan mengikuti alur kehidupan perkuliahan di kampus IPB. Harus saya
akui, IPB memang memiliki SDM yang bagus. Mulai dari sistem standar IPK pada
tahun pertama, sistem perkuliahan yang profesional, hingga dosen-dosennya yang expert dibidangnya masing-masing. Kadang
saya merasa bahagia merasakan suasana seperti ini. Tapi juga dicampur perasaan
haru, “mengapa semangat belajar seperti ini baru ada sekarang?” Mungkin inilah
manfaat merantau dan memulai kehidupan baru di daerah lain. Ada banyak hal yang
kita sesali dan ada banyak pula hal yang patut kita syukuri. Menjadi mahasiswa
Master Sains Agribisnis IPB adalah sebuah pilihan yang harus dijalani dengan
penuh rasa syukur.
Pentingnya
Menjaga Kesehatan dan Ibadah
Alhamdulillah selama disini
saya masih sehat wal afiat. Tidak pernah sakit signifikan yang mengganggu aktivitas.
Saya berusaha untuk menjaga pola hidup yang teratur, seperti pola makan dan
pola berolaharga. Kebanyakan makna pentingnya menjaga kesehatan hanya disadari
saat sudah sakit. Saya berusaha meminimalisir penyesalan sebelum datangnya
waktu sakit. Pengaturan pola life stye
itu saya lakukan dengan cara mencukupi unsur 4 sehat 5 sempurna dalam seminggu.
Mengurangi konsumsi mie dan makanan berminyak.
Selain menjaga kesehatan, menambah
kualitas ibadah juga tak kalah pentingnya. Ibadah yang bisa dilakukan yaitu
seperti puasa dan shalat sunah serta membaca Al Quran secara rutin. Saya ingin
berubah ke arah yang lebih baik lagi dimulai dari hal-hal yang paling mudah
dilakukan. Kesehatan dijaga untuk body
and mind. Tapi ibadah habblumminallah dan hablumminnas adalah untuk soul. Saya meyakini, kelancaran dan
kemudahan tidak semata-mata datang melainkan karena adanya pertolongan Allah
SWT.
Semoga saya pun terus bisa
konsisten untuk terus menulis dan selalu bersemangat untuk menjadi pribadi yang
lebih baik lagi. Pesan ibu saya, “jangan
mengeluh, syukuri apa yang ada, terus berusaha dan berdoa”. InsyaAllah.
Semoga bulan ke-tiga, ke-empat
dan seterusnya (sebelum 24 bulan berikutnya) berjalan dengan lancar. Semoga
akan ada bunga-bunga indah perkuliahan yang senantiasa terus tumbuh dan bersemi
menyemangati. Menimba ilmu, wawasan dan pengalaman lain sebanyak-banyaknya.
Amin. []
4 komentar:
Suka baca tulisan dela, jadi bahan untuk berbenah.
Trims mad. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Kita belajar dari pengalaman ya
nice post :)
Trims kak shandra
Posting Komentar