Kemarin saya
mengikuti mata kuliah Ekonomi Pengairan di kampus. Terasa sangat menarik
pembahasan kali ini. Dosen membahas tentang Sumber Daya Air dan
hubungannya dengan ketahanan pangan suatu negara.
Istilah lain
air adalah Blue Gold. Si biru yang berharga. Berharga karena memang tanpa air
kita tidak akan dapat hidup. Namun kita sering acuh tak acuh denga SDA satu ini.
Kita sering boros pemakaian air, tidak menyadari akan penting kebersihan air, tidak
menjaga setiap sumber mata air, dan mengganggu saluran air.
Air adalah
hal yang sangat penting bagi kehidupan. Sekarang ini, air menjadi sumber daya
alam yang lambat laun akan semakin langka. Ini terbukti persedian air bersih dibeberapa
belahan bumi lain masih sangat kurang. Seperti di Sudan dan Somalia. Masyarakat
di negera tersebut rela berjalan berkilo-kilo untuk sekedar mendapatkan hanya
sekitar 1 liter air. Sedangkan kita? Indonesia merupakan negara yang termasuk
mempunyai sumber daya air yang berlimpah.
Tapi kawan,
pernahkah kita sadari nikmat yang Tuhan berikan itu? Justru dengan semakin
berlimpah, banyak dari kita yang malah boros menggunakan air, mencemari air.
Kita sama sekali tidak menyadari bahwa air adalah sesuatu yang penting!
Sama seperti
halnya udara. Udara yang sedang kita hirup sekarang ini masih gratis. Tapi ada
beberapa negara lain yang terpaksa melakukan perdagangan karbon akibat suplai oksigen
yang semakin kurang. Pernah menonton film Wall-e?
Terlihat secara animasi bagaimana keadaan bumi tanpa sebatang pohon. Saya rasa
film ini sangat mendidik para generasi muda untuk bisa melestarikan lingkungan
lewat menanam pohon.
Air pada
dasarnya mempunyai siklus hidrologi yang sama sekali tidak merugikan manusia.
Mulai dari evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Namun jika setiap siklus
tersebut menjadi macet dan prosesnya menjadi lebih cepat terjadi, maka air
justru akan menjadi suatu bencana. Misalnya banjir, erosi, dan bencana lain. Hal
ini akibat ulah manusia yang tidak dapat mengendalikan secara balance.
Sekarang
ini, permintaan air bersih semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan
populasi dan ekonomi. Selama 10 tahun, maka akan tumbuh 3 Milyar penduduk.
Bayangkan saja, apa yang terjadi beberapa puluh tahun yang akan datang? Di Banda
Aceh saja penduduk semakin banyak. Namun suplai air berkurang.
Seperti yang
kita rasakan sekarang, pertumbuhan ekonomi masyarakat juga semakin meningkat.
Hal ini ditandai dengan adanya perubahan pendapatan. Perubahan pendapatan yang
ada pada masyarakat akhirnya akan mempengaruhi
tingkat konsumsi masyarakat juga. Berdasarkan hukum Maslow, bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, maka akan
semakin tinggi dan bervariasi konsumsi orang tersebut.
Populasi dan
ekonomi masyarakat yang semakin meningkat mengakibatkan air semakin berkurang.
Apa jadinya jika air terus berkurang? Mungkin kita bisa mengambil analogi lebay seperti salah satu iklan di
televisi. Untuk minum kopi saja, malah kopinya yang menempel di gigi.
Nah, menjadi
hal yang mengerikan bukan? Untuk mencuci baju tidak ada air, untuk mandi tidak
ada air, dan yang paling parah kita tidak bisa minum air bersih! Bersyukurlah
bahwa sebenarnya Indonesia memiliki SDA air yang melimpah. Hanya saja sayangnya
kita tidak menjaga salah satu free goods
tersebut. Di jawa, banyak sekali tempat yang tidak memiliki air bersih, mereka
mencuci baju di sungai bahkan juga menjadikan sungai sebagai MCK mereka. Sangat
menyedihkan.
Di Aceh juga
kini sedang kesulitan mendapatkan air bersih. Contohnya di Aceh Tamiang. Terdapat
5 desa yang sudah puluhan tahun bermasalah dengan krisis air bersih. Masyarakat
terpaksa menggunakan air parit untuk mencuci baju. Sedangkan untuk minum dan
mandi mereka terpaksa mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk membeli air isi
ulang.
Seharusnya
kita bisa bercermin ke negara maju seperti di Jepang. Di Jepang, setiap
penggunaan air harus dibayar. Karena ini lah mereka menghemat. Masyarakat Jepang
menyadari bahwa air itu penting Nah bagaimana dengan kita? Apa kita tidak patut
menghemat air? Think again.
Disamping
itu, sektor pertanian dan pariwisata adalah sektor yang paling banyak menggunakan
air untuk sumber dayanya. Dan paling banyak sektor pertanian membutuh kan air
pada awal musin tanam. Oleh karena itu air harus digunakan secara efisien. Agar
efisien, maka diperlukan kebijakan pemerintah dalam hal menentukan harga air.
Namun pada pelaksanaannya, ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
dan petani saja, tapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat.
Baiklah,
dari penjelasan diatas mungkin sudah tergambar bahwa air adalah sumber daya
yang sangat sensitif sekarang ini. Jarang sekali kita peduli dengan hal ini.
Lalu apa penyebab air sekarang menjadi sangat kurang?
Yang pertama
adalah banyaknya hutan gundul. Penebangan hutan (deforestasi) yang tidak
disertai dengan reboisasi mengakibatkan air semakin kurang. Pohon menyerap air
dan melepaskan uap air ke atmosfer. Jika tidak ada pohon, maka siklus air akan
terganggu dan menjadikan lingkungan menjadi lebih kering. Yang kedua, kawasan
lindung rusak. Yang ketiga, tidak adanya kepedulian kita bersama. Banyaknya
kebijakan pemerintah sekarang ini akan menjadi hal yang sia-sia tidak ada
kepedulian yang untuk saling menjaga. Dan yang terakhir adalah mismanagement, mungkin kita kekurangan
SDA air diakibatkan pengaturan yang salah. Sehingga diharapkan tidak ada lagi
kasus kebocoran pipa air bersih, pencurian air, dll.
Kalau kita
sudah tahun bahwa air adalah “Blue Gold”, lantas mengapa kita tidak menjaganya?
Mulailah dengan tidak menggunakan air diwestafel dan di bak mandi secara
berlebih. Tidak membuang sampah di air karena dapat meracuni dan menyumbat
saluran air. Tapi jangan lupakan juga pentingnya pohon. Karena semua ciptaan
Tuhan di bumi ini semuanya berhubungan. Air berhubungan dengan pohon. Yuk mari
kita jaga lingkungan dari hal yang kecil. Mudah kan? J
4 komentar:
wah blogger aceh rupanya ya?
salam dari admin Unik Informatika
Iya, salah kenal juga Iqbal :)
Wah, di introspeksi diri nih. great pointviews ... :)
Kita sama-sama intropeksi ya bg Azhar :)
Posting Komentar