Tiba-tiba HP
berdering pertanda sms masuk..
“Selamat ya
dek jadi peserta ILC 2013. I am so proud of you!”
Deg! aku jelas
saja tersentak. Ada apa gerangan. Apa benar aku terpilih menjadi delegasi ILC (Indonesia
Leadership Camp) tahun ini?
Sms itu dibaca
baik-baik lagi. Semuanya terasa antara sadar dan tidak! Sambil bergegas membuka
internet dengan jantung yang berdetak kencang, tersirat sedikit pengharapan
untuk benar-benar lulus seleksi. Ah tapi, mana mungkin lulus. Toh, saat
pengumuman 50 besar saja namaku tidak tertera disana. Meskipun demikian, rasa
khawatir itu mengalahkan rasa penasaranku. Aku segera membuka website www.ildp.ui.ac.id.
Perlahan ku
baca satu-satu nama yang diawali dengan huruf K. Wah ternyata nama-nama peserta
yang lulus diurut secara acak. Seperti ada bunga-bunga yang beterbangan
disekitar kepala, Alhamdulillah namaku berada di nomor urut 58.
Aku langsung
membalas sms tadi dan mengucapkan terima kasih. Dia sudah menjadi orang pertama
yang menyampaikan berita gembira ini. Aku girang sekali. Akhirnya ke Jakarta!
Ada Apa Dengan Jakarta?
Mungkin
menjadi hal yang bodoh karena “maruk” bisa ke Jakarta. Orang lain juga malah
sudah sangat sering ke Jakarta kan? Keluar kota dan pergi ke pulau lain bukan
lah hal yang aneh lagi sekarang. Orang dengan mudah bisa kemana saja.
Tapi ada hal
yang beda. Aku bisa berkesempatan mengunjungi UI karena ILC diadakan disana. Senang
rasanya karena bisa mengikuti jejak orang-orang yang menginspirasi untuk lulus
di program ini.
Jakarta
memang bukan kota yang asing lagi. Tapi, bagiku kota ini menjadi tempat dimana
bisa merajut impian. Ya, saat SMA, aku juga pernah mewakili Aceh untuk
mengikuti perlombaan disana. Tapi sayang, kurang beruntung. Tim dari Aceh gagal
meraih juara. Dari kisah kekalahan ini lah membuatku termotivasi lagi untuk kembali
ke Jakarta. Seakan tidak ingin mengulang kesalahan yang sama dan berharap bisa
memperbaiki kesalahan yang dulu pernah terjadi.
Mungkin juga
menjadi hal yang muluk karena bisa mengunjungi UI. UI adalah Universitas yang
paling aku kagumi sebelum UGM dan IPB. Jadi, jangan heran aku kegirangan saat
mendengar kelulusan seleksi. Ya, bahkan senangnya tidak habis sampai tulisan
ini dibuat.
ILC (Indonesia Leadership Camp) 2013
ILDP
memiliki program yang hendak dijalankan, yakni: Indonesia Leadership Camp.
Indonesia Leadership Camp (ILC) 2013 merupakan program yang berskala nasional
yang ditujukan untuk mengoptimalkan dan mengakselerasi potensi bibit-bibit
unggul muda Indonesia yang memiliki beragam latar belakang, peminatan, dan
keahlian. Program ini diharapkan dapat menjadi tools bagi para pemimpin muda
Indonesia yang memiliki kemampuan dan wawasan yang luas dan komprehensif untuk
menjawab berbagai tantangan nasional maupun global
Program ini
pertama kali ku kenal sejak berkenalan dengan salah seorang senior di kampus.
Dia adalah Mapres 2010 dari Fakultas Pertanian Unsyiah yang berkesempatan
mengikuti ILC di tahun 2010. Dahulu, di tahun 2010, peserta yang mengikuti ILC
adalah mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi di kampusnya. Jadi, mahasiswa yang
berpotensi di tingkat fakultas atau universitas selanjutnya akan dikirim ke
Jakarta.
Dengan
sigap, aku pun sering bertanya tentang apa itu ILC. Aku tertarik karena
serangkaian acaranya sangat bermanfaat dan bisa mendapatkan kesempatan bertemu
dengan orang-orang hebat.
Karena
motivasi itu lah, aku terus mempersiapkan diri menuju ILC 2012. Tapi sayang,
ternyata IPK ku tidak cukup menjadi syarat mengikuti pemilihan mapres di
kampus. Ada IPK yang lebih tinggi dari ku sehingga dia lah yang terpilih
mengikuti serangkaian seleksi di kampus. Sebenarnya ada rasa kecewa yang
tersirat karena sistem seleksi awal mapres terasa tidak adil. Seharusnya dosen
dapat melihat potensi tiap mahasiswanya dan membuka kesempatan yang
sebesar-besarnya bagi mahasiswa yang ingin mencalonkan diri menjadi mapres.
Eh, tiba-tiba
saja sudah ada mapres yang terpilih mewakili jurusan. Sepertinya ada dosen yang
sudah melirik salah satu mahasiswa sehingga dosen menjadi lebih fokus pada satu
orang saja. Biarlah, semua sudah terjadi.
Terbukanya peluang
Dengan hati
kecewa, akhirnya aku tidak jadi mendaftar ILC 2012. Padahal aku sudah tahu
bahwa persyaratan menjadi peserta ILC bukan lagi mesti mapres. Tapi terbuka
oleh seluruh mahasiswa yang memiliki jiwa kepemimpinan, entrepreneurship,
sosial dan lain-lain. Meski demikian, entah kenapa. Aku sama sekali tidak
tertarik mendaftarkan diri lagi.
Waktu terus
berjalan. Aku semakin banyak berkenalan dengan para mahasiwa berprestasi lainnya.
Inilah manfaat kita mengikuti kegiatan di luar kampus. Relasi kita akan semakin
banyak.
Hingga
akhirnya peluang ILC 2013 kembali terbuka. Respon awal memperoleh informasi terlihat
biasa saja. Aku tidak terlalu fokus pada aplikasi ILC karena deadline
pengiriman berkas masih lama. Final di kampus juga sedang berlangsung. Jadi aku
biarkan saja.
Lama
kelamaan, aku rajin mencari informasi tentang persyaratan mengikuti ILC. Ternyata
lagi-lagi ada aplikasi esai, CV, dan sosial project. Meski hampir seminggu
terakhir pengiriman aplikasi, ide menulis sama sekali belum terbayangkan.
Humpft
Aku juga
berkenalan dengan salah seorang alumni ILC 2012. Melalui beliau akhirnya ide
bagus dapat juga. Beliau juga memberikan referensi yang mendukung esai. Aku pun
sibuk membaca buku, koran, membuka berita online. Jujur saja, Blue Carbon masih
terasa asing ditelingaku. Dengan referensi yang cukup, aku mulai mempelajari
blue carbon dan menghubungkan dengan hukum adat di Aceh yaitu Panglima Laot.
Kebetulan sekali beberapa minggu sebelumnya aku pernah menjadi relawan untuk
penanaman bakau di Aceh Besar. Akhirnya esai selesai juga.
Dengan CV
yang seadanya, esai yang sudah lumayan mantap dan sosial project yang idenya
juga muncul dari teman, akhinya aplikasi terkirim 1 hari sebelum penutupan.
Grogi memang. Takut aplikasinya tidak diterima.
Seminggu
setelah itu, ditanggal 29 aku dinyatakan lulul menjadi salah satu delegasi dari
Aceh. Alhamdulillah kali ini aku tak tidak sendirian. Ada partner lain dari
FKIP Fisika yang berhasil menjadi delegasi dari Aceh.
InsyaAllah,
akan ada banyak sekali acara yang akan aku ikuti selama 4 hari disana. Menjadi pengalaman
berharga pastinya jika benar bisa bertemu dengan Neno Warisman, Dedy Miswar,
Anies Baswedan, Jusuf Kalla, BJ Habibie dan orang hebat lainnnya. Semoga masih
diberikan kesehatan dan semangat yang tidak pernah padam.
Persiapan diri yang optimal
Semua
peserta di haruskan membuat proposal sosial project dan video tentang budaya
daerah. Sampai sekarang belum terlintas di benak ini mau membuat apa. Belum ada
ide. Entah kenapa, ide terasa sulit masuk ke dalam otak. Aku biasanya
membutuhkan waktu yang cukup lama agar ide itu muncul. Ini jelas boros waktu!
Tidak efektif.
Aku sudah
mengatur jadwal road to Jakarta on September di buku catatan. Semoga to do list
itu terlaksana dengan baik. aku tentu saja butuh teman-teman yang bisa
membantu. Semoga ada yang membantu. Amin
Ada tips
khusus bagi kamu yang ingin mengikuti kegiatan/perlombaan diluar.
Hal yang
perlu diingat adalah :
- Menulis adalah hal yang penting jika ingin sukses. Dengan menulis,
karya kita akan terasa dihargai. Lihat saja, banyak aplikasi training,
beasiswa, dan lain-lain yang awalnya dituntut mampu menulis. Baik esai, opini,
karya tulis dan lain-lain. So practice and practice!
2 - Ide itu
sebenarnya gampang didapat kalau kita tidak malas untuk berpikir. Keinginan
menunda pekerjaan adalah salah satu penyebab ide itu sulit untuk ditemukan.
Move move!
3 - Mimpi tidak
hanya diam, tapi take action! Trust me. It’s absolutely right!
4 - Biasakan
diri untuk bisa mengatur jadwal kegiatan sehingga tidak keteteran
5 - Persiapkan
diri dengan baik. tidak hanya fisik, tapi mental dan “isi otak”
6 -Dan yang
paling tidak diperhatikan sekarang ini adalah dalam hal penggunaan social
media. Coba deh, gunakan FB, Twitter, Blog atau semacamnya itu untuk keperluan
mencari informasi dan relasi. Bukan untuk pamer dan curhat yang tidak penting.
Cukup sekian curcol kali ini. Semoga ini bukan menjadi kesombogan
bagi saya. Sungguh, saya adalah orang yang ingin sekali terus maju dan haus
akan pengalaman dan cerita. Semoga justru bermanfaat untuk kita semua. Semangat
pemuda!
Although I
am still in learning process to get a better improvement of being a great
leader, I will always try to prove that I can be a good leader for me, other
people, and the Nation
4 komentar:
Selamat kak...
tulisan yang menarik,
Sampai ketemu di Jakarta Esok.
salam kenal dari saya_UNSOED_Purwokerto. ^_^
Terima kasih Ras. Tapi video tdk cocok untuk publikasi tempat bersejarah. Soalnya ada yg harus ditampilkan.
Yusuf, salam kenal yak. Sampai ketemu di Jakarta :)
Hehehe...
Mantp2 ka,
Unsyiah akhr2 memang tdk bpihak pd kita "yg tdk punya pak wa".
Aula jg mgalami nasib yg sm hnya sj d bidang yg bebeda.
Sudah juara,tp yg ke Nasional juara 2.
Ada hikmah tenyata dibalik tabir kebohongan itu.
Dont miss it.
Lets show to the World Whos Aceh ..
Hehehe...
Mantp2 ka,
Unsyiah akhr2 memang tdk bpihak pd kita "yg tdk punya pak wa".
Aula jg mgalami nasib yg sm hnya sj d bidang yg bebeda.
Sudah juara,tp yg ke Nasional juara 2.
Ada hikmah tenyata dibalik tabir kebohongan itu.
Dont miss it.
Lets show to the World Whos Aceh ..
Posting Komentar