Setelah sekian lama, akhirnya jemari ini mulai bergerak lagi di atas
keyboard kesayanganku. Dengan paksaan pikiran dan perasaan, aku mulai
menulis meski terkadang rasa jenuh berusaha mengalahkan.
Tak terasa, kini kita berada di tahun ganjil, 2013. Rasanya baru sebentar
saja menikmati segala kegiatan ditahun lalu. Banyak harapan, kenyataan dan
kenangan yang tercipta. Entah bagaimana, dulu aku terus merajut mimpi, mencapai
harapan-harapan itu. Banyak sekali hambatan yang mendekat. Banyak juga hambatan
yang berhasil aku lewati. Mesti terkadang aku juga berubah menjadi lemah dan
tak berdaya saat ada cobaan yang (aku anggap) berat.
Alhamdulillah, aku masih dapat menghirup udara, menghembuskannya dengan
perlahan, merasakan nikmatnya karunia yang Allah berikan sampai detik ini.
Kesehatan, dan didekatkan dengan orang-orang yang senantiasa peduli dan
memberikan kasih sayang.
Mei, Rajutan Kisah Masa
Lalu
Tapi, dibalik itu semua, banyak juga kenangan yang akhirnya menjadi pelajaran.
Mei, adalah masa-masa aku dipusingkan dengan moment spesial, dia yang dulu
sempat ada di hati. Bingung karena memikirkan hadiah apa yang bisa membuat ia
senang. Bahkan dulu, aku sempat meminta bantuan dari teman untuk memilih hadiah
yang tepat. Tapi sayang, merasa tidak cocok, aku memutuskan untuk membeli kue.
Tak disangka, ternyata hadiahku yang sederhana itu bisa membuat nya senang. Terlebih
lagi aku memberikannya sebuah karya tangan sendiri. Baginya, itu lebih dari
sekedar hadiah. Yokatta.
Melewati setahun masa bersama, masalah terus datang. Kami berpisah dan
sempat putus komunikasi sekian lama. Hingga akhirnya ia meminta kembali. Tapi
sayang, hati ini sudah tertutup. Tidak mampu dibuka dengan sekedar janji manis.
Cukup sedih memang, tapi ternyata cerita itu tidak sepenuhnya mematikan
rasa cinta yang ada. Ada banyak yang mendekat, banyak sekali cerita. Cerita
saat aku harus menolak cinta yang datang. Hingga timbul rasa bersalah. Kenapa
ada jatuh cinta jika ternyata harus ada yang disakiti dan menyakiti?
Prestasi dan Harapan
yang Sirna
Tahun 2012, adalah tahun yang penuh liku dan sangat menguji ketabahan. Niat
yang sudah terpasang kuat sejak awal kuliah ternyata kendur saat aku harus
menerima suatu kenyataan. Ini tentang harapan yang kandas. Harapan untuk
mendapat beasiswa.
Memang kegagalan bukan lah segalanya. Tapi entah lah. Ada rasa kecewa yang
begitu menyayat karena aku gagal, tidak mampu untuk mendapatkan beasiswa.
Seaakan tersirat rasa sia-sia prestasi akademik yang selama ini aku
perjuangkan. Apa karena belum takdirnya? Jujur saja, semangat belajarku jadi
kendur. Teringat perjuangan ayah dan ibu yang bekerja pontang-panting untuk mengirimkan
uang tiap bulannya. Belum lagi uang spp yang semakin lama semakin meningkat.
Ini lah motivasiku sebenarnya untuk terus yakin belajar. Berharap beban mereka
berkurang jika aku mendapatkan beasiswa. Kenyataannya, aku belum mampu.
Ditahun 2012 ini, aku juga berhasil menyabet Runner Up Duta Mahasiswa GenRe
Aceh. Bangga, akhirnya aku mampu mengukir prestasi di luar kegitan kampus.
Dengan selempang, tropi dan hadiah uang yang cukup lumayan, aku juga
membanggakan orang tua. Sepertia ada prestise tersendiri saat ayah melihatku
ada di salah satu koran lokal, Harian Aceh.
Begitu juga dengan lomba debat bahasa Inggris yang diadakan di pusat bahasa
Unsyiah. Kompetisi ini juga berlanjut samapai tingkat nasional bahkan
internasional. Tapi sayang, aku dan Dewi, partner ku satu tim kalah di awal
sesi. Tapi tetap Alhamdulillah, pengalaman keduaku setelah Debat bahasa Inggris
MTQ. Mungkin ini juga bukan takdirnya. Bahasa Inggrisku masih gagap, wawasan
saat beradu argumentasi juga masih kurang. Otomatis, Gagal lagi.
Merasa Bersalah dan
Merindukan Masa Indah
Ya, merasa bersalah karena aku terlalu banyak membohongi diri sendiri
dengan perasaan yang dibuat-buat. Padahal aku hanya tidak ingin membuat orang
lain kecewa dan bersedih.
Ini lah salah satu kesalahan terbesarku yang bisa aku sadari. Padahal benar
kata Padi, cinta tak hanya diam.
Cinta bukan hanya sekedar kata
Cinta bukan hanya pertautan hati
Cinta bukan hasrat luapan jiwa
Cinta tak hanya diam…
Cinta bukan hanya pertautan hati
Cinta bukan hasrat luapan jiwa
Cinta tak hanya diam…
Cinta adalah cinta
Jadi masa lalu yang seperti apa?
Masa lalu yang saat itu aku bisa menikmati hari-hari tanpa ada
keterpaksaan, tenang, aman, dan terbuka.
Ini lah harapanku yang baru, semoga di tahun 2013 ini, aku bisa lebih
terbuka dan dewasa dengan orang lain. Terutama orang-orang yang menyayangiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar