Pengalaman ini bermula dari
undangan Himakagi (Himpunan Mahasiswa Kedokteran Gigi) Departemen Keputrian
yang akan mengadakan kunjungan khusus ke Rumah Sakit Jiwa. Saat itu aku dan
beberapa teman lainnya sedang duduk santai di sekret DetaK sambil menunggu tiba
waktu rapat LPJ Milad yang beberapa bulan lalu dilaksanakan.
Rombongan mereka akan tiba di RSJ
sekitar pukul 10.00. Jadi mereka berharap ada perwakilan DETaK yang bisa
meliput kegiatannya. Awalnya aku agak berat, tapi setelah dipikir-pikir, aku
menerima undangan itu dengan syarat harus ada yang menemani. Maklum, aku tidak
pernah berkunjung ke RSJ. Aku mulai membayangkan bagaimana keadaan RSJ seperti
yang ada di televisi. Cukup mengerikan. Yaa, tapi ini adalah kesempatan yang
bagus. Aku menyukai pengalaman dan tantangan yang baru. Selain itu, aku juga bisa
mengisi waktu libur dengan kegiatan yang lebih bermanfaat ^_^
Berdasarkan pernyataan Vivi,
ketua Departemen Keputrian Himakagi yang aku wawancarai, mereka memang sengaja
melakukan kunjungan ke RSJ. Sebelumnya mereka sudah sering mengunjungi panti
asuhan. Selain dana yang memang mencukupi, mereka ingin ke RSJ agar dapat
mengibur para pasien yang sangat jarang dikunjungi oleh keluarganya. Mereka
memberikan sejumlah bantuan yaitu 55 pasang baju tidur, 21 pasang sandal, dan
beberapa kue.
Langkah Pertama yang Deg-degan
Memasuki gerbang, terpampang
tulisan besar “Rumah Sakit Jiwa”. Timbul rasa takutku. Betapa tidak? Aku tidak
menyangka berkesempatan untuk meliput berita ditempat seperti ini. Biasanya
hanya disekitar kampus. Ini RSJ loh! Haduh, aku mulai deg-degan. Terbayang
adegan seperti yang biasanya ada di sinetron. Mengerikan.
Rumah sakitnya cukup gersang.
Mungkin karena ada rekontruksi baru. Ini terlihat dari beberapa bangunan yang
dihancurkan. Tidak banyak pohon yang tumbuh disekitanya. Keadaan ini semakin
membuat kesan mengerikan.
Awal cerita bermula saat aku
kebingungan mencari teman-teman dari Himakagi. Entah dimana mereka. Kebingungan
, aku bertanya pada kakak-kakak di IGD. Ternyata mereka sedang menuju bangsal
yang perempuan. Wah, dari IGD ke bangsal itu cukup lumayan jauh juga. Aku dan
temannku berjalan berhati-hati. Harus tahan saat pasien yang laki-laki mulai
iseng suit-suitan, menyapa tidak jelas, dan menyanyi keras untuk menarik
perhatian kami. Aku mempercepat langkah. Takut! >.<
Eww! Beginikah kehidupan Rumah Sakit Jiwa?
Sampai di bangsal, kesan pertama
adalah bau yang tidak sedap! Aku kurang tahu darimana bau ini berasal. Entah
dari obat-obatan, entahdari kotoran
hewan. Tapi akhirnya aku sadar, ini bau pesing. Eww.