Senin, 28 Agustus 2017

Fun, Faith, Fight Thesis!


Kewajban saya untuk melakukan sebuah riset demi mendapatkan gelar Magister Sains (M.Si) sepertinya akan perlu perjuangan yang kuat. Disaat banyak orang-orang berbondong-bondong meneliti pemasaran komoditi kopi, saya menantang diri sendiri untuk lebih berani mengambil fokus penelitian terkait pembiayaan yang ada pada Sistem Resi Gudang (SRG) kopi. Sistem Resi Gudang beberapa tahun terakhir ini menjadi hal yang menarik bagi saya karena dapat memberikan manfaat untuk petani. Hanya saja memang tidak banyak penelitian SRG di Indonesia ini dilakukan, terutama pada SRG wilayah Aceh. Kopi Arabika Gayo, menjadi komoditi yang mudah-mudahan membawa saya untuk menyelesaikan tesis dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. And my research pathway begins from the coldest town in Aceh, Takengon.


Saya berupaya memanfaatkan waktu liburan semester dengan menggarap proposal penelitian perlahan-lahan. Salah satu yang saya lakukan adalah dengan mengunjungi kota Takengon dan melakukan silahturahmi dengan beberapa narasumber untuk menunjang penelitian nanti. Setelah mengumpulkan informasi dengan bantuan kenalan asli Takengon, saya pun mengunjungi Koperasi Ketiara. Sebagai Koperasi Perdagangan Kopi (Kopepi) yang  terpercaya di Tanah Gayo, koperasi ini telah menghasilkan kopi arabika organik yang telah disertifikasi oleh Control Union dan Fairtrade Internasional (FLO). Koperasi ini juga memberdayakan petani kopi dengan memberikan pelatihan untuk menigkatkan SDM petani kopi dalam sistem agribisnis.

Selain mengunjungi Koperasi Ketiara di Umang, saya juga mengunjungi Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Kopi Arabika Gayo di Paya Ilang. Sayangnya, pada waktu itu tidak aktivitas dapat saya amati karena gudang tersebut sedang dalam kondisi kosong. Pak Rahman, ketua pengawas SRG mengatakan bahwa kopi yang disimpan di gudang tersebut berasal dari petani yang tergabung pada kelompok tani. Bergabungnya petani dalam kelompok tani akan lebih mempermudah proses transaksi SRG baik dari mulai proses keanggotaan, hingga pencairan kredit yang diajukan menggunakan resi gudang. Resi gudang sendiri merupakan sebuah dokumen resmi yang berisi detail komoditi kopi yang disimpan sehingga dapat dijadikan angunan kredit bank.


Perjalanan pertama saya ke Kota Takengon ini semoga menjadi awal yang baik untuk menyelesaikan tesis. Usai liburan semester, saya harus lebih serius dan giat agar harapan untuk mendapatkan gelar secepatnya tercapai. Perjalanan dan pengalaman saya menggarap tesis setahun kedepan akan saya awali dengan tulisan ini. Tag #funfaithfighthesis akan menjadi tag khusus menuju gelar M.Si. Semangat!

Tidak ada komentar:

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...