Kamis, 05 Juni 2014

Pesona Kota Sabang, begitu "WEH"!

“Ya ampuun. Udah hampir 4 tahun belum pernah ke Sabang?“. Saya jadi malu-malu tiap kali mendengar respon seperti ini.

Memang benar. Saya tidak pernah ke Sabang. Tiap kali ada ajakan kesana, pasti adaa saja halangan. Mulai dari ajakan kawan-kawan organisasi, sampai dengan ajakan kawan-kawan di kampus. Tetap saja tidak jadi pergi -_-

Hingga akhirnya saya dan 16 teman lain di Komunitas Turun Tangan diberikan kesempatan oleh-Nya berlibur bersama. Meski pergi berlibur di bulan yang sudah tua renta – yah, you know what I mean, dengan bantuan dana seadanya, akhirnya saya dapat pergi ke Sabang dan naik kapal. Iyeey! Haha



Pengalaman pertama naik kapal ternyata sangat mengesankan. You know what? Mabuk laut! Wah saya benar-benar menghadapi hamparan laut luas tanpa obat-anti-mabuk-perjalanan. Alhasil saya mual, hoyong dan pucat. Goncangan di kapal lambat benar-benar tidak nyaman! Saya pun memutuskan untuk tidur sejenak. Tidak berapa lama, akhirnya saya mulai stabil dan bisa melihat laut dengan tenang. Menghirup udara bebas sambil memanjakan pandangan mata ke arah laut biru. Inhale, exhale. huft





Setelah menempuh hampir 2 jam perjalanan, kami pun tiba di Pelabuhan Balohan. Senang rasanya karena ini pertama kalinya saya menginjakkan kaki ke kota Sabang. Kami pun langsung menuju tempat penginapan, Fina Bungalow menjadi tempat pilihan karena tidak jauh dari tepi pantai Iboih. Somehow, dikarenakan ke Sabang hanya semalam, tanpa istirahat dan menunggu lama, saya dan teman-teman langsung bersiap untuk snorkling. Menaiki speed boat dan menuju Pulau Rubiah.





Snorkling Untuk Pertama Kali
Tanpa ada keahlian berenang, akhirnya saya dapat meyakinkan diri sendiri untuk mencoba berpetualang di laut lepas. Grogi sih, sangat malah! Ketakutan saya memuncak saat saya sadar kalau kaki ini terlalu jauh mencapai dasar laut. Ya ampun, saya panik! Untung lah, lama-kelamaan, saya jadi terbiasa dan berhasil mengalahkan rasa takut.

Subhanallah! hanya kata ini yang mampu saya ucapkan di dalam hati ketika melihat keindahan laut Sabang. Mungkin karena ini juga adalah pengalaman pertama saya melihat ikan secara langsung dari dalam laut, makanya jadi agak kemarok. Hehe.


Wah sekali! Banyak ikan yang berwarna-warni. Biasanya saya hanya bisa iri melihat ikan-ikan cantik ini dari siaran televisi dan cerita beberapa teman. Mata memang tidak bisa berbohong. Rasanya jepretan foto tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang kita lihat dari mata kepala sendiri. Ikan-ikannya begitu indah!



Saya dan teman-teman begitu suka cita snorkling bersama. Kebersamaan menjadi lebih terasa karena kami bisa bersenda gurau dan mengungkapkan kegembiraan masing-masing. Pengalaman berenang bersama ikan-ikan di laut Sabang benar-benar menyenangkan.

Oya, tidak hanya kami, anggota Turun Tangan Medan juga datang berlibur bersama, Thofa dan Irfan. Juga ada Mbak Fajar dan Mbak Ria dari Kelas Inspirasi Jogja dan Bandung. Malam harinya, kami mengadakan temu ramah. Kami saling memperkenalkan diri dan sharing tentang kegiatan kelas inspirasi. Motivasi saya menjadi lebih terpacu saat mendengar cerita-cerita inspiring dari Mbak Fajar dan Mbak Ria. Glad to know both of you mbak! It was an exciting satnight!

Akhirnya, Tugu Km 0!
Dulunya saya hanya bisa melihat tugu nol kilometer saat para artis memperkenalkan Kota Sabang di program wisata salah satu stasiun televisi. Tidak disangka, akhirnya saya juga dapat menginjakkan kaki di tugu yang terkenal ini. Melihat ke sekeliling tempat wisata, ternyata tugu ini banyak di kotori tangan-tangan jahil. Banyak coretan-coretan yang merusak pemandangan. Sangat disayangkan. Anyway, kami semua tidak mempermasalahkan itu. Justru sangat berharap tugu tersebut menjadi lebih diperhatikan dikemudian hari dan pengunjung lebih sadar akan keindahan.




Tidak hanya ke Tugu Kilometer Nol, kami juga menyempatkan diri ke Sumur Tiga. Saya tidak terlalu paham mengapa dinamakan Sumur Tiga. Apa karena ada 3 Sumur? Wah, mesti sering baca lagi tentang sejarah tempat wisata di Sabang ya. Hehe. Yang jelas pantainya sangat indah, deburan ombaknya menyejukkan hati. Ditambah lagi hiasan pohon kelapa yang menjulang tinggi melengkapi keindahan pantai. “Weh” banget!

Kami juga menyempatkan diri singgah ke "Piyoh" nya bang Hijrah. Ada beberapa dari kami yang membeli souvernir dari Piyoh. Meskipun tak jumpa ownernya di Sabang, setidaknya bisa singgah ke tokonya sebentar. hehe 

Sekitar pukul 14.00, kami tiba di Pelabuhan. Tiba saatnya kembali ke Kota Banda Aceh dan membawa kenangan di Kota Sabang. Sebenarnya semalam berlibur di Sabang itu tidak cukup! Ingin suatu hari nanti kembali lagi kesana dalam beberapa hari. Supaya puas menjelajah Sabang! Hehe


Tapi tak apa, meski hanya semalam disana, banyak cerita yang mungkin sulit untuk dilupa. Ya, yaitu kebersamaan dengan teman-teman. Sabang bisa kapan saja kita kunjungi. Tapi kalau teman, kapan lagi jika kita tidak menikmati dan mensyukuri tiap tawanya? Sabang memang indah, tapi lebih indah ketika aku, kamu dan kita menjadi satu dalam suka dan duka. Semoga bisa kembali lagi ke Sabang dikesempatan lain. Semoga kita bisa Turun Tangan sama-sama. Salam Turun Tangan!

8 komentar:

Humbleisbeauty mengatakan...

Sebagai orang yang juga sangat "terlambat" untuk mengunjungi Sabang, ditambah lagi dengan fakta bahwa kita masih berada di provinsi yang sama dengan Sabang, maka saya tahu betul bagaimana merasakan "being bullied and insulted"

Selamat dinda, selamat terbebas dari "ejekan dan bully-an" itu :)

Almeera Raheema Zahra mengatakan...

Amazing Della, semoga erma juga bisa ksna juga nantinya,, hhe ;)

Unknown mengatakan...

Wah !!
Sekedar info tentang pantai sumur 3..
Di pantai itu memang ada 3 buah sumur tua buatan belanda, sisa perang dunia kedua. Meski letak sumur-sumur ini sangat dekat dengan bibir pantai, rasa airnya tetap tawar.

Anonim mengatakan...

Seru ya pengalaman pertamanya ke Pulau Weh..

Oh ya, dinamai Sumur Tiga karena di sepanjang pantai itu ada tiga sumur tua yang dibangungan warga setempat (Desa Ie Meulee)pada jaman PD II. Seperti kata Muzz, air sumurnya tetap tawar meskipun berada di tepi laut yang airnya asin.

Eh, kok kita ga ketemu di Iboih ya? Hehe

Fadhiela mengatakan...

Armijal > Haha, iyaa. Akhirnya ejekan dan bully-an itu berakhir sudah. Bebas! mudah-mudahan bisa kembali lagi kesana :)

Erma > Amiiin. Ntar ke Sabang bareng aja kita yaa ma :)

Muzz > Oh. gitu yaa. lagian kesana cuma jalan-jalan aja. Pemandu wisatanya gak ada. jadinya ya pelangak-pelangok gitu deh. hehe. Thanks yaa!

Bang Makmur > Ternyata kita hanya dipertemukan di tengah samudera dan diatas kapal bang. Bukan di Iboih. hehe

Memang airnya tawar gitu bang. Baru dapat 1 sumur soalnya :D
next time harus ala backpacker!

Anonim mengatakan...

Haha. Lain kali pasti dipertemukan di dalam pesawat. Ups!:D

Hmm, patut dicoba. Backpacking itu lebih free. Bisa wet2 sesuka hati. Tapi harus mampu survive di alam terbuka. :)

Fadhiela mengatakan...

iya bang. Kalau ala backpacker kan abg ahlinyaa. Mohon bimbingannya yaa. mungkin bisa jumpa di pesawat. haha :p

Anonim mengatakan...

Haha, abang mana ada ahli, backpacking itu milik bang Citra Rahman. Abang cuma suka wet2 gitu aja. Hehe
Oke deh, amiin. :D

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...