Nah, mumpung sekarang mahasiswa baru akan
mulai kuliah, saya akan bercerita sedikit tentang ospek. Mungkin ada diantara
kamu yang sudah pernah merasakan ospek saat baru masuk ke universitas. Ospek itu
pada dasarnya sama aja sih. “Perkenalan”. Ya, perkenalan dengan para senior dan
teman-teman sesama Maba (Mahasiswa Baru). Hanya caranya saja yang membedakan.
Every campus
has different way to orientate their students. Ada yang halus banget, sampai yang
betul-betul ekstrim cara nge-ospeknya. Terbukti setiap sudah tahun ajaran baru,
pasti ada aja berita di media yang tidak mengenakkan. Ospek yang ter-publish membuat peserta ospeknya
jadi malah dirugikan. Seperti pemerkosaan, penganiayaan, bahkan berujung ke kasus
pembunuhan. How poor! Sungguh disayangkan kalau esensi ospek malah dijadikan negatif.
Ini wajah pas marah beda loh ya! |
Sebagai contoh nih ya, kali ini saya akan sedikit sharing tentang masa-masa ospek saya
sendiri di kampus pada zaman dulu. Hwehehe :p
Ini kejadian 3 tahun yang lalu, saat saya
masih muda. Haha. Foto-foto di tulisan ini menunjukkan saya menjalani ospek
oleh jurusan Agribisnis. Wajah saya masih imuut. Masih mulus, tanpa jerawat dan
flak itam.. sama sekali tidak ada perasaan takut sama sekali untuk mengikuti
ospek. Biasa saja. Malah saya senang karena bisa berjumpa dengan banyak orang. Terutama
senior. Hehe
Sumpek banget. Ketakutan |
Nama
cantik saya waktu itu adalah “Inovasi”. Nama yang tidak terlalu jelek juga
Alhamdulillah. Alhasil tidak ada masalah dengan nama. Tapi masalahnya, entah
karena saya terlalu berani atau apa, para senior semakin sering menjahili saya.
Mulai dari disuruh nanyi, lari-lari keliling barak sampai 5 kali, dan bahkan
juga di lelang! Oh.. *tutupmuka*
Banyak sekali hal seru yang saya dapatkan
selama di ospek. Jujur saja, saya bahkan jatuh hati pertama kali dengan salah
seorang mentor (senior) saat itu. Quite handsome, kind man, friendly, love to
smile and he was my mentor! Wah wah. Saya kegirangan sekali saat tahu kalau dia
adalah mentor saya. Hehe
Wajah saya ikut bete |
Yaah, malah kena hukuman |
Di ospek ini lah saya mendapatkan hal baru. Mulai
dari kejujuran, kedisplinan, kebersamaan. Saat opek ini juga saya pernah
berikrar untuk mulai kuliah dengan sebaik-baiknya. Mendapatkan nilai baik,
teman baik, dan prestasi yang baik. alhamdulillah itu terbukti diawal-awal
tahun kuliah di kampus hijau, pertanian Unsyiah.
Tak ketinggalan juga pengalaman saat jurik
malam. Wah, benar-benar menakutkan. Saya dan tim berjalan ditengahnya malam di
hutan belantara entah dimana hanya dengan seutas tali dan sebatang lilin. Disetiap
pos ada pertanyaan yang diajukan oleh para senior. Ya harus di jawab! Bisa atau
tidak bisa, ya terima saja. Mereka sangar, cerewet minta ampun! Bisa dihitung
saya menangis 3 kali di situasi yang berbeda. Huft
Terakhir, ada sesi peusijuk. Disini MaBa akan
di peusijuk (di dinginkan). Ini bukan arti sesungguhnya. Peusijuk itu adalah
salah satu budaya daerah Aceh. dengan menggunakan nasi kuning (pulot) dan
beberapa macam dedaunan. Upacara ini dilakukan untuk meresmikan sesuatu atau memberkati sesuatu. Saya dengan nama cantik inovasi
terpilih sebagai peserta yang dipeusijuk. Saya sih santai saja. Bahkan saya
menggunakan moment ini untuk berdoa sebaik-baiknya. *kalem*
Saat di peusijuk dengan bang dedek (senior),
saya niatkan untuk menjadi orang sukses dimasa depan. Dimulai dengan belajar
sebaik mungkin di kampus, berprestasi dan membanggakan orang-orang yang
sayangi. Hasilnya? Mungkin sangat lama
hasil dari tekad ini. Tapi saya yakin, saya sedang menjalani proses itu.
InsyaAllah. *kepaltangan*
Ini lah mungkin sekelumit flash back pengalaman saya saat di
ospek. Ospek itu tidak selamanya buruk kok. Asal kita pintar dan tahu membawa diri. Perkenalan dan berbaur dengan orang-orang baru itu sangat
penting. OSpek penting untuk membentuk pribadi kita yang ekstrovert dan supel. Ingat Berbaur lah. Tapi jangan membaur kalau itu tidak baik. That’s the meaning of ospek to me. How about
you?