Rabu, 31 Juli 2013

Kembali Untuk Pergi

Finally, I am coming back to Banda Aceh! 
Mungkin semuanya pada heran kenapa saya harus kembali kesini padahal seminggu lagi sudah lebaran. Yah, bukan untuk main-main sih. Tapi balik ke Banda disaat liburan ini karena perlu mempersiapkan sesuatu dan bertemu dengan beberapa orang “penting”. Kembali ke Banda Aceh, untuk persiapan pergi sesaat ^_^

Ternyata persiapan road to ILC UI tidak gampang. Tidak hanya dalam pengurusan proposal kegiatan ke pihak kampus dan instansi tertentu saja, tapi juga berpikir persiapan lain dari panitia pusat tentang kepengurusan proposal sosial project dan video budaya.

Pembuatan video yang bertemakan “Nusantara Berbudaya, Negeri Pemimpin Beridentitas Indonesia” sebenarnya tidak susah. At the first time, it’s just rather difficult to get ideas. But, after I had met with Aula who also become ILC delegate from Unsyiah, we create the idea!

Yap yap. Dengan membawakan kesenian khas Aceh, kami akan menampilkan sesuatu. InsyaAllah juga akan kami modifikasikan menjadi lebih menarik sehingga video terlihat lebih  yang mengagumkan.

Mau bagaimana pun, kami yang menjadi wakil Aceh harus tetap bisa menampilkan yang terbaik . Mulai dari tidak menghilangkan marwah aneuk muda Aceh yang pantang putus asa, dan sikap “dimana bumi dipijak, disitu langit di junjung”.

Audiensi dengan pihak biro juga sudah fix. Audiensi ke pihak rektorat akan kami lakukan esok hari. InsyaAllah saya dan Aula akan mendapatkan kabar baik sehingga perjalanan menuju Jakarta sukses. Sungguh, ini semua memerlukan pengorbanan. Tidak mudah sebenarnya saya seorang mahasiswa biasa yang masih belum berprestasi ini mempersiapkan sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan nasional. Disini lah lagi-lagi dibutuhkan relasi yang banyak.

Hidup itu seperti jaring laba-laba. Dia akan selalu terkait satu dengan yang lain. Jika sudah baik disatu sisi, maka akan ada sisi lain yang mengikuti. InsyaAllaih itu juga akan baik. tapi jika sebaliknya ada sisi yang tidak baik, maka akan ada sisi yang tidak baik juga. Menjadi tugas kita lagi karena butuh kesungguhan untuk mengubah semua jaring yang ada.

Semoga saja perjalanan ke-3 ke tanah jawa ku ini menjadi lebih berarti. Semoga selalu ada yang mendoakan. Seperti kamu, ya, kamu. Yang sedang membaca tulisan ini :D
mohon doanyaa...

Senin, 29 Juli 2013

ILC UI 2013, Tunggulah Aku di Jakartamu

Tiba-tiba HP berdering pertanda sms masuk..
“Selamat ya dek jadi peserta ILC 2013. I am so proud of you!”
Deg! aku jelas saja tersentak. Ada apa gerangan. Apa benar aku terpilih menjadi delegasi ILC (Indonesia Leadership Camp) tahun ini?

Sms itu dibaca baik-baik lagi. Semuanya terasa antara sadar dan tidak! Sambil bergegas membuka internet dengan jantung yang berdetak kencang, tersirat sedikit pengharapan untuk benar-benar lulus seleksi. Ah tapi, mana mungkin lulus. Toh, saat pengumuman 50 besar saja namaku tidak tertera disana. Meskipun demikian, rasa khawatir itu mengalahkan rasa penasaranku. Aku segera membuka website www.ildp.ui.ac.id.

Perlahan ku baca satu-satu nama yang diawali dengan huruf K. Wah ternyata nama-nama peserta yang lulus diurut secara acak. Seperti ada bunga-bunga yang beterbangan disekitar kepala, Alhamdulillah namaku berada di nomor urut 58.

Aku langsung membalas sms tadi dan mengucapkan terima kasih. Dia sudah menjadi orang pertama yang menyampaikan berita gembira ini. Aku girang sekali. Akhirnya ke Jakarta!


Ada Apa Dengan Jakarta?

Mungkin menjadi hal yang bodoh karena “maruk” bisa ke Jakarta. Orang lain juga malah sudah sangat sering ke Jakarta kan? Keluar kota dan pergi ke pulau lain bukan lah hal yang aneh lagi sekarang. Orang dengan mudah bisa kemana saja.

Tapi ada hal yang beda. Aku bisa berkesempatan mengunjungi UI karena ILC diadakan disana. Senang rasanya karena bisa mengikuti jejak orang-orang yang menginspirasi untuk lulus di program ini.

Jakarta memang bukan kota yang asing lagi. Tapi, bagiku kota ini menjadi tempat dimana bisa merajut impian. Ya, saat SMA, aku juga pernah mewakili Aceh untuk mengikuti perlombaan disana. Tapi sayang, kurang beruntung. Tim dari Aceh gagal meraih juara. Dari kisah kekalahan ini lah membuatku termotivasi lagi untuk kembali ke Jakarta. Seakan tidak ingin mengulang kesalahan yang sama dan berharap bisa memperbaiki kesalahan yang dulu pernah terjadi.

Mungkin juga menjadi hal yang muluk karena bisa mengunjungi UI. UI adalah Universitas yang paling aku kagumi sebelum UGM dan IPB. Jadi, jangan heran aku kegirangan saat mendengar kelulusan seleksi. Ya, bahkan senangnya tidak habis sampai tulisan ini dibuat.

ILC (Indonesia Leadership Camp) 2013


ILDP memiliki program yang hendak dijalankan, yakni: Indonesia Leadership Camp. Indonesia Leadership Camp (ILC) 2013 merupakan program yang berskala nasional yang ditujukan untuk mengoptimalkan dan mengakselerasi potensi bibit-bibit unggul muda Indonesia yang memiliki beragam latar belakang, peminatan, dan keahlian. Program ini diharapkan dapat menjadi tools bagi para pemimpin muda Indonesia yang memiliki kemampuan dan wawasan yang luas dan komprehensif untuk menjawab berbagai tantangan nasional maupun global

Program ini pertama kali ku kenal sejak berkenalan dengan salah seorang senior di kampus. Dia adalah Mapres 2010 dari Fakultas Pertanian Unsyiah yang berkesempatan mengikuti ILC di tahun 2010. Dahulu, di tahun 2010, peserta yang mengikuti ILC adalah mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi di kampusnya. Jadi, mahasiswa yang berpotensi di tingkat fakultas atau universitas selanjutnya akan dikirim ke Jakarta.

Dengan sigap, aku pun sering bertanya tentang apa itu ILC. Aku tertarik karena serangkaian acaranya sangat bermanfaat dan bisa mendapatkan kesempatan bertemu dengan orang-orang hebat.

Kamis, 18 Juli 2013

Si Bungong Ceudah

Wahe bungong ceudah hana ban. Tamse nyak dara nyang canden rupa. Diteuka bana dijak peuayang. Uroe ngon malam bungong didoda (Seulanga, Rafly)




Bunga Kamboja yang ternyata bukan berasal dari Negara Kamboja ini diam-diam bersemi di depan rumah beberapa minggu terakhir ^_^
It looks beautiful, doesn't it?

Bunga yang berasal dari Amerika ini mampu menepis anggapanku bahwa Kamboja adalah bunga yang angker. Tapi yaa, mau bunga secantik apa pun, kalau sudah ada di kuburan, pasti terkesan mengerikan! hehe

Padahal kesan angker itu 'kan relatif. Setiap bagian tumbuhan ini banyak gunanya untuk menyembuhkan penyakit. 
Batangnya bisa menyembuhkan pecah-pecah pada tumit dan dapat menurunkan panas badan. Tapi hati-hati dengan getahnya karena jika terkena mata, maka mata akan sakit.
Tak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia bukan?


Trims yang di Banda Aceh sudah mengirimkan bunga merahnya yang mempesona :D





Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...