Selasa, 25 Juni 2013

Nyan Kah Troh Linto!

Perjalanan Panjang
Kemarin, aku bersama Munzir dan ibu pergi ke kampung Meugat Meh, Nagan Raya, untuk menghadiri pesta pernikahan anak-ayah-istri-adik-ayahku (haha. Ribet). Meskipun kekerabatannya agak jauh, tapi hubungan kami antar keluarga sangat erat. Sekitar pukul 15.00 WIB, kami pun menuju kesana.
Untuk menuju sampai ke lokasi pernikahan, orang awam yang sudah biasa kesana hanya membutuhkan sekitar 30 menit. Tapi karena aku dibawah orang awam biasanya, hehe, perjalanan habis selama 100 menit! Waduh..
Perjalanan dari Meulaboh-Nagan Raya sebenarnya mulus-mulus saja. Tapi karena membonceng ibu dibelakang, jadi ada tuntutan untuk tidak boleh terlalu ngebut. Yah, alhasil, sampai disana pun kelamaan.
Sesampai disana, aku mencari tante dan memberitahu bahwa kami baru saja tiba. Wah, ternyata disana tante sibuk sekali! Sampai-sampai wajahku pun tak dikenali lagi :D
Suasana saat rombongan pengantin datang
         “Nyan kah troh linto!” seruan ini yang kudengar sampai berulang kali saat mencicipi es buah yang dihidangkan. Sejurus langsung kupalingkan wajah kearah jalan. Ternyata benar, “Pengantin  sudah tiba!”. Banyak sekali orang tua, anak-anak yang menyaksikan kedatangan pengantin baru ini. Seakan ikut tak ingin melepas moment penting ini, aku pun sigap dengan kamera ditangan.

Aceh dan Keragaman Budaya
                Aceh memiliki banyak suku. Ada suku asli Aceh, Gayo, Alas, Jamu, dan lain sebagainya. Adat dan budaya pun sedikit berbeda diantara beberapa daerah. Saat aku menghadiri resepsi pernikahan saudara, jelas terlihat bahwa mereka memakai adat yang biasa mereka lakukan. Sebelum rombongan linto (pengantin pria) memasuki rumah pengantin perempuan, sebelumnya tuan rumah dan rombongan saling berbalas pantun berbahasa daerah. Rombongan juga disambut dengan tarian tradisional Ranup Lampuan oleh penari-penari cilik.
Penari cilik kompromi sebelum tampil
Mereka menari dengan hari senang

Dan yang uniknya, saat sang linto masuk ke dalam rumah, linto tersebut digendong oleh 2 orang laki-laki dari kerabatnya. Entah apa artinya itu, tapi yang jelas, ini kejadian yang pertama sekali yang aku saksikan secara langsung. Hehe, maklum lah. Aku selalu malas untuk pergi ke resepsi pernikahan kecuali pernikahan kerabat dekat sendiri.
Sekitar hampir 1 jam berbincang-bincang dengan tante, aku mendengar semua curhatan tentang anaknya yang sekarang fokus dengan sepak bola. Yah, walau bagaimana pun, bakat itu tidak bisa dipaksa, dan sepertinya sekolah bola memang cocok untuk sepupuku, Khalil.



Waktu pun berjalan. Aku mengendarai si Vicky (Motorku) hati-hati, akhirnya kami pun tiba dirumah dengan selamat. Meskipun memakan waktu yang lama, setidaknya perjalanan ini sangat menyenangkan. Ada sisi positifnya. Salah satunya, menjadikan kita lebih peka dengan adat dan budaya daerah sendiri J
 Nah, sampai tulisan ini diketik pun, aku sedang membayangkan ada orang-orang yang berseru di depan rumahku nanti, “Nyan, kah troh linto!”. hehehe

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Terima kasih. Sukses juga buat kamu :)

Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...