Minggu, 03 September 2017

Benang Merah Isi Khutbah Shalat Ied Idul Adha 1438 H


Apa yang akan kamu lakukan ketika mendengarkan khutbah shalat Ied? Mendengarkan isi khutbah dengan seksama, termenung mengingat dosa, merindukan keluarga yang jauh, atau hanya sibuk berselfi ria? Hehe, saya pun saya begitu. Pada awalnya sangat antusias mendengar isi khutbah. Tapi jika tidak menarik, saya mulai bosan dan memilih membuka aplikasi dihandphone meski hanya sekedar melihat postingan terbaru teman-teman atau mengecek chat ucapan “Selamat Hari Raya Idul Adha, Mohon Maaf Lahir dan Batin”.

Kali ini saya diberi kesempatan untuk merayakan hari raya di kampung halaman, tepatnya di Masjid Agung Al Makmur, Meulaboh, Kabuptaen Aceh Barat. Hanya kurang satu anggota keluarga lebaran kali ini yaitu adik pertama saya. Ia masih harus berjuang menyelasaikan kuliah S1 nya di Yogyakarta. Jadi tahun ini kami hanya merayakan hari raya berlima.


Jujur saja, seringnya, khutbah shalat Ied terasa sangat flat. Isinya itu-itu aja. Namun ada yang menarik dari isi khutbah. Isi khutbahnya terdengar berbeda dari biasanya. Greget. Bikin haru. Ada dua poin menarik yang bisa saya ambil.

Ibu, Wanita Tercantik di Dunia
Penceramah tahun ini memang tetap menyinggung kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as. Tapi menariknya penceramah juga menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan keluarga. Terutama sosok perempuan yang akan menjadi seorang ibu. Penceramah bilang, “Mencari istri mudah. Tinggal ke Korea Selatan satu hari untuk operasi plastik. Tapi mencari sosok ibu sangat susah. Tergantung pada hati dan akhlaknya untuk mendidik anak-anak”.

Sungguh, kedudukan perempuan dalam Islam sangat dihargai dan tinggi. Bagaimana pun paras wajahnya, setiap ibu memiliki wajah tercantik menurut anaknya masing-masing. Kecantikan ibu bagi seorang anak tak akan hilang dimakan zaman meski harus disandingkan dengan miss universe sekalipun.

Untuk menjadi istri yang baik dan ibu yang berhasil mendidik anaknya kelak, seorang laki-laki perlu mencari perempuan yang berakhlak baik dan bisa menjaga harkat martabatnya. Karena jika seorang perempuan sudah baik akhlaknya terlebih dahulu karena didikan keluarganya, maka ketika sudah menjadi istri, sang suami tidak terlalu banyak lagi memperbaiki akhlaknya. Seorang istri akan menjadi tanggungan suami. Bukan lagi keluarga, terutama ayahnya.

Perbedaan dan Persamaan Kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Nuh as
Kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as menjadi inti adanya ibadah berkurban pada Hari Raya Idul Adha. Kisah Nabi Ibrahim as juga menjadi bagian dari serangkaian ibadah yang diwajibkan oleh Jemaah haji. Lalu apa hubugannya dengan Nabi Nuh as?

Nabi Nuh as ingin menyelamatkan anaknya yang kafir dan mengajaknya naik ke kapal besar. Namun anaknya tidak menurutinya. Hingga akhirnya ia mati karena azab Allah. Sebaliknya, Nabi Ibrahim as justru merelakan anaknya yang diidam-idamkan sejak lama untuk disembelih. Namun Nabi Ismail as begitu ikhlas dan mempercayai bahwa itu adalah perintah Allah SWT. Kisah ini memperlihatkan kondisi keluarga yang berbeda antara hubungan ayah dan anak. Penceramah sangat cerdas menceritakan kisah ini hingga saya pun sangat mengerti akan maknanya.

Oleh karena itu, agar kita mendapatkan keturunan yang sholeh, kita dianjurkan berdoa sebagaimana doa Nabi Ibrahim as. “Rabbi habbli minash sholihin” Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh,” (QS. Ash-Shaffaat: 100).

Kedua poin yang menari diatas menjadi benang merah untuk isi khutbah Hari Raya Idul Adha tahun ini. Sama-sama membahas tentang keadaan keluarga kedua nabi yang anaknya berbeda sifatnya. Dapat kita simpulkan bahwa keluarga menjadi bagian penting untuk membentuk kepribadian anak. Banyak hal yang perlu diperhatikan. Mulai dari persiapan seorang perempuan menjadi seorang istri sekaligus ibu. Juga hikmah cerita untuk menjadi sosok ayah yang dapat membimbing dan mendoakan anaknya agar menjadi anak yang sholeh.

Isi khutbah kali ini sukses membuat saya terharu dan sedikit meneteskan air mata yang cepat diusap. Semoga shalat Ied yang akan datang kita bisa lebih menghayati apapun isi khutbah yang disampaikan oleh penceramah. Amin


Sindiran Heboh: Yang Gaji Kamu Siapa?

Sejak video seorang Menteri Kominfo Rudiantara, beberapa waktu lalu beredar dan menghebohkan sejagat dunia maya dan dunia nyata, saya pun t...